TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis gizi klinik RS Sari Asih Karawaci, dr. Retno Kuntarti, mengatakan vitamin D adalah salah satu nutrisi penting yang amat dibutuhkan tubuh, setidaknya meminimalisir risiko penyakit yang terlanjur menyerang tubuh, khususnya di masa pandemi.
"Vitamin D adalah salah satu vitamin larut lemak yang utamanya didapat dari paparan sinar matahari saat berjemur pravitamin D yang berada di bawah kulit manusia," ujarnya.
Baca Juga:
Vitamin D juga bisa didapat dari konsumsi makanan yang bersumber dari hewani, seperti ikan berlemak hingga telur. Beberapa manfaat vitamin D adalah memperkuat tulang dan otot serta meningkatkan kekebalan dan fungsi jantung.
“Jika dari makanan, vitamin D berasal dari tumbuhan seperti jamur dan hewani yang utamanya di minyak ikan. Untuk ikan yang tinggi lemak seperti salmon, sarden, dan kuning telur juga,” jelas Retno.
Ia menuturkan imunitas di kala pandemi merupakan keharusan agar tubuh tak mudah terserang penyakit. Di sisi lain, masyarakat juga dianjurkan menerapkan 7M yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, meminimalkan mobilisasi, menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut, menghilangkan stigma.
Ia juga menjelaskan vitamin D memiliki manfaat yang beragam, seperti menguatkan tulang dankekebalan tubuh, yang berperan membuat antimikroba untuk membantu membunuh berbagai kuman juga virus.
“Kondisi sekarang di saat pandemi vitamin D sangat dibutuhkan karena COVID-19 dapat menyebabkan badai sitokin, yaitu kondisi ketika sistem kekebalan tubuh bekerja terlalu aktif sehingga berisiko merusak jaringan-jaringan tubuh dan vitamin D sebagai penunjang membantu mengurangi,” ujarnya.
Selain paparan sinar matahari dan asupan makanan, vitamin D juga dapat dikonsumsi melalui suplemen. Tidak semua orang dapat kesempatan untuk terkena sinar matahari karena terdapat tenggat waktu dan keterbatasan pilihan menu makanan.
“Mengingat manfaatnya yang beragam, vitamin D dapat dikonsumsi melalui suplemen namun jangan terlalu berlebihan, karena terlalu berlebihan juga tidak bagus,” tegasnya.
Baca juga: Jangan Bingung, ini Perbedaan Vitamin D dan Vitamin D3