Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gangguan Mental Eksplosif Intermiten, Mudah Marah-marah Tak Mengenal Situasi

Reporter

image-gnews
Ilustrasi wanita. Freepik.com/Tirachardz
Ilustrasi wanita. Freepik.com/Tirachardz
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Melansir dari www.mind.org.uk perasaan marah dapat muncul sesuai dengan cara Anda mengartikan serta bereaksi menghadapi suatu situasi. Situasi yang membuat Anda marah belum tentu dapat menyebabkan orang lain juga ikut marah. Tetapi penafsiran yang berbeda tersebut tidak bisa semuanya diartikan salah saat Anda marah.

Umumnya, alasan yang memicu orang untuk marah-marah berbeda pada setiap individu. Namun biasanya situasi seperti merasa terancam atau diserang, frustrasi atau tidak berdaya, berlaku atau diperlakukan tidak adil, dan tidak menghargai perasaan dapat memantik amarah seseorang.

Melansir dari my.clevelandclinic.org gangguan mental yang ditandai dengan kemarahan yang tidak berasalan disebut gangguan eksplosif intermiten. Orang yang menderita gangguan ini tidak mengenal situasi saat amarahnya meledak.

Selama hidupnya, 1 sampai 7 persen seseorang akan mengalami gangguan ini. Penderita gangguan eksplosif intermiten biasanya adalah anak-anak berusia enam tahun dan anak remaja, namun kerap kali diderita oleh orang yang usinya di bawah 40 tahun. 82 persen penderita gangguan ini juga mengalami depresi, kecemasan atau gangguan penyalahgunaan zat.

Penyebab pasti gangguan ini belum diketahui, akan tetapi beberapa faktor yang turut menjadi pengaruhnya telah teridentifikasi. Seperti komponen genetik, tertekan sebab pelecehan verbal dan fisik saat kanak-kanak, tingkat serotunim bervariasi, mengalami peristiwa yang menimbulkan trauma, gangguan mental, dan gangguan kepribadian antisocial.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mudah marah, rasa ketegangan meningkat, pikiran mudah kalap, tremor dan sesak dada, kerap berteriak dan bertengkar, mengancam atau menyerang orang lain serta merusak barang adalah gejala yang ditimbulkan saat seseorang mengalami gangguan eksplosif intermiten. Biasanya ini berlangsung selama 30 menit, kemudian setelah ledakan mereda penyesalan dan rasa malu akan datang berikutnya.

PUSPITA AMANDA SARI

Baca: Penyebab Seseorang Mudah Marah dan Cara Mengendalikannya

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

1 hari lalu

Ilustrasi mengurangi stress. Freepik.com/fabrikasimf
Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.


Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

3 hari lalu

Ilustrasi wanita depresi. (Pixabay.com)
Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

Gangguan mental pada ibu hamil perlu dikenali karena membuat perasaan tidak nyaman dan ada gangguan pada aktivitas sehari-hari.


Ginekolog Minta Pemilik Kolesterol Tinggi Waspadai Gejala Menopause

4 hari lalu

Ilustrasi menopause. shutterstock.com
Ginekolog Minta Pemilik Kolesterol Tinggi Waspadai Gejala Menopause

Pemilik kolesterol tinggi perlu mewaspadai gejala menopause yang kian berat, terutama risiko penyakit kardiovaskular karena ketiadaan hormon estrogen.


Aurelie Moeremans Ungkap Alami Depresi, Semangat Hilang, dan Merasa Hampa

10 hari lalu

Aurelie Moeremans saat melakukan upacara melukat. Foto: Instagram.
Aurelie Moeremans Ungkap Alami Depresi, Semangat Hilang, dan Merasa Hampa

Aurelie Moeremans mengungkapkan dirinya saat ini tengah menepi dari media sosial untuk penyembuhan dari depresi yang dirasakannya.


Luapkan Amarah dengan Menulis Lalu Membuangnya

12 hari lalu

Ilustrasi anak menulis (Pixabay.com)
Luapkan Amarah dengan Menulis Lalu Membuangnya

Ada beragam cara orang meluapkan amarah. Menulis perasaan negatif dan membuangnya dianggap bisa atasi amarah.


Gejala Depresi, dari Fisik, Psikologis, sampai Sosial

12 hari lalu

Ilustrasi depresi. Shutterstock
Gejala Depresi, dari Fisik, Psikologis, sampai Sosial

Selain pada mental, depresi juga bisa berdampak pada fisik dan sosial. Berikut gejala depresi pada fisik, mental, dan sosial.


Perjalanan Kim Jonghyun, Personel Grup SHINee yang Kariernya Berakhir Tragis

16 hari lalu

Sebuah potret Kim Jong-hyun, yang lebih dikenal dengan nama panggung Jonghyun SHINee, terlihat di sebuah rumah sakit di Seoul, Korea Selatan,  19 Desember 2017. Penyanyi utama dari boy band ini mati diduga bunuh diri. AP
Perjalanan Kim Jonghyun, Personel Grup SHINee yang Kariernya Berakhir Tragis

Kematian tragis Jonghyun SHINee telah memunculkan perbincangan baru di Korea Selatan tentang tekanan yang berat yang diberikan oleh industri hiburan.


Profil Kim Jonghyun, Anggota Boy Grup SHINee yang Ditemukan Tewas di Apartemennya

17 hari lalu

Kim Jonghyun, personel grup SHINee ditemukan tewas tak bernyawa di apartemennya di kawasan Cheongdamdong. Jonghyun memutuskan mengakhiri hidupnya dengan menghirup gas kriket batubara. Instagram/@kjonghyun.018
Profil Kim Jonghyun, Anggota Boy Grup SHINee yang Ditemukan Tewas di Apartemennya

Salah satu anggota SHINee, Kim Jonghyun ditemukan tewas di apartemennya pada 18 Desember 2017 karena menghirup karbonmonoksida


Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

18 hari lalu

Ilustrasi wanita berlatih yoga. shutterstock.com
Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

Berikut cara melakukan teknik pernapasan 4-7-8 untuk membantu meredakan stres dan mengurangi kecemasan. Bagaimana tahapannya?


Lelah dengan Kesehatan Mentalnya, Wanita Muda di Belanda akan Jalani Eutanasia

18 hari lalu

Seorang pengunjuk rasa memegang poster memprotes eutanasia di depan gedung parlemen di Lisbon, Portugal, 29 Mei 2018.[REUTERS/Rafael Marchante]
Lelah dengan Kesehatan Mentalnya, Wanita Muda di Belanda akan Jalani Eutanasia

Frustasi dengan masalah kesehatan mentalnya yang tak ada perbaikan, wanita muda di Belanda ini akan mengakhiri hidupnya lewat eutanasia.