Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Trigeminal Neuralgia, Nyeri Wajah Sebelah yang Bisa Berakibat Fatal

Reporter

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Ilustrasi wajah wanita. Unsplash.com/Andreas Fidler
Ilustrasi wajah wanita. Unsplash.com/Andreas Fidler
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit trigeminal neuralgia adalah nyeri wajah sebelah. Disebut trigeminal karena area wajah yang terasa nyeri ini berhubungan dengan saraf trigeminal. Letaknya di hidung, bibir atas, bibir bawah, dagu, pipi, gusi, dan dahi.

Dokter Spesialis Bedah Saraf, Mustaqim Prasetya mengatakan ada banyak istilah untuk penyakit trigeminal neuralgia ini. "Ada juga yang menyebutnya dengan istilah the suicide disease, yaitu sakit luar biasa sehingga penderitanya merasa putus asa," kata Mustaqim dalam diskusi daring yang diadakan oleh Klinik Utama dr. Indrajaya pada Rabu, 13 Oktober 2021.

Disebut the suicide disease, menurut Mustaqim, karena beberapa pasien sampai terlintas pikiran negatif, bahkan sampai ingin mengakhiri hidupnya. "Dari pengalaman kami, ada juga beberapa pasien yang sudah sempat melakukan percobaan bunuh diri," ujarnya.

Artinya, penyakit trigeminal neuralgia memiliki efek psikologis yang luar biasa. Kadar nyeri yang dialami pasien cukup beragam, mulai dari seperti tertusuk benda tajam, tersengat listrik, keram, tegang, rasa terbakar, dan lainnya. Kondisi tersebut juga mengakibatkan pasien kesulitan bicara. Pada kasus seorang pasien, menurut Mustaqim, ketika sehelai rambut jatuh ke pipi menimbulkan rasa sakit yang luar biasa.

"Banyak orang tidak mengerti dengan kondisi mereka. Sebab secara fisik tampak sehat-sehat saja, kecuali ketika terjadi serangan," kata Mustaqim yang praktik di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional atau RS PON. Sehingga ada orang yang menganggap penderita trigeminal neuralgia ini "lebay" dengan penyakitnya. Padahal memang separah itu yang dia alami.

Rasa nyeri umumnya berlangsung secara dalam waktu singkat, sekitar satu detik sampai dua menit; intens; atau tiba-tiba. Periode serangan juga bervariasi, dari beberapa kali per hari hingga ratusan kali sepanjang hari. Mustaqim menjelaskan, trigeminal neuralgia terjadi karena ada sindrom neurovascular compression atau pembuluh darah yang menempel pada pangkal saraf trigeminal. Denyut pembuluh darah yang menekan saraf memicu rasa nyeri.

Ada dua jenis trigeminal neuralgia. Pertama trigeminal neuralgia primer, yakni tekanan pembuluh darah pada saraf trigeminal atau disebut sindrom kompresi neurovaskular. Kedua, trigeminal neuralgia sekunder yang bukan disebabkan kompresi pembuluh darah, namun terdapat hal-hal lain yang memicunya, seperti tumor, kelainan pembuluh darah bawaan, perlengketan pascaperadangan di kepala, kasus pasca stroke sumbatan, dan kelainan autoimun.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mustaqim melanjutkan, tak ada penyebab tunggal trigeminal neuralgia. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pembuluh darah pada dasarnya sudah menempel dengan saraf, tetapi tidak mengakibatkan nyeri wajah pada kebanyakan orang. "Tidak ada faktor tunggal yang bisa disimpulkan, tetapi ada beberapa faktor yang saling mendukung terjadinya kelainan ini," ujarnya.

Beberapa orang yang rentan terkena trigeminal neuralgia adalah mereka yang terlalu sensitif, mudah khawatir, dan banyak pikiran. Penyakit hipertensi juga dapat memicu keparahan bagi karena nyeri dan tekanan yang terasa akan lebih hebat. Angka kejadian trigeminal neuralgia meningkat pada usia 40 tahun ke atas.

Seiring bertambahnya usia, dinding pembuluh darah mengalami penebalan atau kaku, sehingga tidak lagi elastis dan muncul masalah kerusakan pada selaput saraf. Meski begitu, ada juga penderita trigeminal neuralgia yang masih muda. "Saya pernah bertemu dengan pasien berusia 18 dan 20 tahunan," katanya. Pada anak muda, penyakit ini bukan berangkat dari masalah saraf, melainkan penyebab sekunder, misalkan penebalan tulang tengkorak bawaan atau autoimun.

Baca juga:
Trigeminal Neuralgia Tambah Parah oleh Hipertensi? Ini Kata Ahli

Catatan redaksi:
Jika Anda memiliki pemikiran bunuh diri atau mengetahui ada orang yang mencoba bunuh diri, segera hubungi psikolog dan psikiater terdekat. Akses laman www.intothelightid.org/cari untuk mendapatkan layanan kesehatan mental. Pertolongan pertama bagi orang dengan pemikiran bunuh diri juga dapat dibaca di www.intothelightid.org/tolong.

Untuk bantuan krisis kejiwaan atau tindak pencegahan bunuh diri juga dapat menghubungi Yayasan Pulih di (021) 78842580, Hotline Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan di (021) 500454. Ada pula LSM Jangan Bunuh Diri di nomor telepon (021) 9696 9293.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sekilas Mirip, Pahami Beda Memar Biasa dan Hematoma yang Lebih Berbahaya

22 jam lalu

ilustrasi memar (pixabay.com)
Sekilas Mirip, Pahami Beda Memar Biasa dan Hematoma yang Lebih Berbahaya

Bedakan memar biasa dengan hematoma, yang biasanya lebih serius karena melibatkan lebih banyak darah dan pulih lebih lama.


Diet Mediterania Bantu Pasien Kurang Risiko Hipertensi

1 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Diet Mediterania Bantu Pasien Kurang Risiko Hipertensi

Peserta diet Mediterania biasanya konsumsi lebih banyak sayuran, buah, kacang, biji-bijian, minyak sehat, serta ikan dan makanan laut jumlah sedang.


Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

2 hari lalu

Bawang merah. ANTARA/Oky Lukmansyah
Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

Bawang merah merupakan komoditi penting yang dibutuhkan masyarakat. Apa saja manfaatnya untuk kesehatan?


Waspadai Cuaca Panas Ekstrem di Musim Pancaroba, Dampaknya Bisa Sampai Ginjal

3 hari lalu

Ilustrasi anak-anak di saat cuaca panas. shutterstock.com
Waspadai Cuaca Panas Ekstrem di Musim Pancaroba, Dampaknya Bisa Sampai Ginjal

Jika orang kehilangan kontrol temperatur internal karena cuaca panas ekstrem, mereka mungkin akan mengalami berbagai masalah kesehatan.


Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

5 hari lalu

Ilustrasi cacar monyet atau monkeypox (Kemkes)
Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

Epidemiolog Dicky Budiman menyatakan, infeksi cacar monyet berpotensi menjadi penyakit endemik karena minimnya penanganan.


Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

5 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil berbaring. Freepik.com/Valuavitaly
Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

Penyakit sifilis bisa menular dari ibu yang terinfeksi ke janinnya melalui plasenta. Pemeriksaan kehamilan bantu mencegah penularan itu.


Dapat Melembapkan Kulit, Apa Itu Lanolin?

10 hari lalu

Ilustrasi perempuan memakai pelembap. (Self)
Dapat Melembapkan Kulit, Apa Itu Lanolin?

Lanolin adalah pelembab kulit untuk mencegah dan mengatasi kulit yang kering, kasar, gatal, atau iritasi.


Penyebab Pneumothorax yang Dialami Winter aespa

11 hari lalu

Winter Aespa. Foto: Kpop Wiki
Penyebab Pneumothorax yang Dialami Winter aespa

Winter aespa menjalani masa pemulihan untuk penyakit pneumothorax, apa saja penyebab dan gejalanya?


Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

12 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.


Jarang Dianggap Serius, Ini Penyebab Memar dan Ada Orang yang Lebih Mudah Mengalaminya

13 hari lalu

Ilustrasi memar. Klikdokter.com
Jarang Dianggap Serius, Ini Penyebab Memar dan Ada Orang yang Lebih Mudah Mengalaminya

Memar atau lebam biasanya muncul di kulit dalam warna merah, ungu kebiruan dan jarang dianggap serius. Padahal bisa jadi masalah kesehatan tertentu.