Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dampak Buruk Diet Yoyo bagi Kesehatan

Reporter

image-gnews
Ilustrasi diet (pixabay.com)
Ilustrasi diet (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Diet yoyo dikenal sebagai efek yoyo atau siklus berat badan, menggambarkan kondisi pola penurunan berat badan yang kemudian mendapatkan berat badan itu kembali secara cepat dan berulang setelah melakukan diet. Efek yoyo biasanya terjadi pada orang yang tidak konsisten dalam memilih jenis pola makan dan diet ini umum dilakukan oleh 10 persen pria dan 30 persen wanita.

Namun, kenyataanya diet yoyo ini banyak memberikan dampak buruk untuk kesehatan. Oleh karena itu, dilansir dari healthline.com, berikut 10 alasan kuat mengapa diet yoyo tidak baik untuk kesehatan.

Nafsu makan naik, hasilnya berat badan bertambah dari waktu ke waktu
Selama diet, kehilangan lemak menyebabkan penurunan kadar hormon leptin, yang biasanya membantu tubuh merasa kenyang. Jika dalam keadaan normal, simpanan lemak akan melepaskan leptin ke dalam aliran darah, yang mengartikan menjadi sinyal untuk tubuh simpanan energi tersedia untuk mengarahkan agar makan lebih sedikit.

Namun, saat kehilangan lemak, kadar leptin menurun sedangkan nafsu makan meningkat. Hal ini menyebabkan nafsu makan kian meningkat saat tubuh mencoba untuk memasok cadangan energi yang terkuras. Selain itu, hilangnya massa otot selama diet menyebabkan tubuh menghemat energi. Ketika kebanyakan orang menggunakan diet jangka pendek untuk menurunkan berat badan, pada diet yoyo justru akan mendapatkan kembali 30-65 persen dari berat badan yang hilang dalam satu tahun, plus telah diketahui satu dari tiga pelaku diet berakhir lebih berat dari sebelumnya.

Persentase lemak tubuh lebih tinggi
Dalam beberapa penelitian, diet yoyo telah menyebabkan peningkatan persentase lemak tubuh karena selama fase penambahan berat badan dari diet yoyo, lemak diperoleh kembali lebih mudah daripada massa otot, yang mengindikasikan dapat menyebabkan persentase lemak tubuh meningkat selama beberapa siklus. Dalam satu ulasan, 11 dari 19 penelitian menemukan riwayat diet yoyo memprediksi persentase lemak tubuh yang lebih tinggi dan lemak perut yang lebih banyak. Hal ini dapat menyebabkan perubahan lain yang membuat lebih sulit menurunkan berat badan.

Kehilangan otot
Selama diet penurunan berat badan, tubuh kehilangan massa otot serta lemak karena lemak diperoleh kembali lebih mudah daripada otot setelah penurunan berat badan, yang dapat menyebabkan lebih banyak kehilangan otot dari waktu ke waktu. Kehilangan otot selama diet juga menyebabkan penurunan kekuatan fisik, yang dapat dikurangi dengan olahraga, termasuk latihan kekuatan.

Olahraga berfungsi memberi sinyal pada tubuh untuk menumbuhkan otot, bahkan ketika bagian tubuh lain sedang melangsingkan badan. Untuk mencegah hal ini dapat dilakukan dengan berolahraga dan rutin mengonsumsi sumber protein berkualitas untuk mengurangi kehilangan otot. Hal tersebut diperkuat suatu studi yang menunjukkan ketika 114 orang dewasa mengonsumsi suplemen protein saat menurunkan berat badan, mereka kehilangan lebih sedikit massa otot.

Hati berlemak
Yaitu ketika tubuh menyimpan kelebihan lemak di dalam sel-sel hati. Obesitas adalah salah satu faktor risiko mengembangkan hati berlemak dan penambahan berat badan meningkatkan kemungkinan untuk mengalami faktor tersebut. Hati berlemak biasanya dikaitkan dengan perubahan cara hati memetabolisme lemak dan gula, meningkatkan risiko diabetes tipe 2, kadang-kadang juga dapat menyebabkan gagal hati kronis (sirosis).

Peningkatan risiko diabetes
Diet yoyo juga umumnya dikaitkan dengan kemungkinan lebih tinggi terkena diabetes tipe 2, meskipun tidak semua penelitian menemukan bukti untuk pernyataan tersebut. Beberapa tinjauan penelitian menunjukkan riwayat diet yoyo memprediksi diabetes tipe 2 dalam empat dari 17 penelitian. Selanjutnya, pada sebuah penelitian terhadap 15 orang dewasa menunjukkan ketika peserta mendapatkan kembali berat badan setelah 28 hari penurunan berat badan, sebagian besar yang diperoleh adalah lemak perut.

Sebagai informasi, lemak perut lebih cenderung menyebabkan diabetes daripada lemak yang disimpan di lokasi lain, seperti lengan, kaki, atau pinggul. Bahkan pada satu studi pada tikus menunjukkan peningkatan kadar insulin (gejala awal diabetes) menjalani siklus berat badan selama 12 bulan dibandingkan dengan tikus yang mengalami kenaikan berat badan secara konsisten. Meskipun diabetes belum terlihat dalam semua penelitian manusia tentang diet yoyo, tetap hal itu mungkin paling meningkat pada orang yang memiliki berat badan lebih tinggi daripada sebelum diet.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Peningkatan risiko penyakit jantung
Kenaikan berat badan yang merupakan faktor risiko pada diet yoyo, bahkan lebih dari kelebihan berat badan, meningkatkan risiko penyakit jantung. Menurut sebuah penelitian terhadap 9.509 orang dewasa, peningkatan risiko penyakit jantung tergantung pada ukuran perubahan berat badan, semakin banyak yang hilang dan diperoleh kembali selama diet yo-yo, semakin besar risikonya. Selanjutnya, ulasan dari beberapa penelitian menyimpulkan variasi berat yang besar dari waktu ke waktu menggandakan kemungkinan kematian akibat penyakit jantung.

Meningkatkan tekanan darah
Kenaikan berat badan setelah berdiet juga dikaitkan dengan kenaikan tekanan darah. Lebih lanjut, diet yoyo mampu menumpulkan efek sehat dari penurunan berat badan pada tekanan darah di masa depan. Pada sebuah penelitian yang dilakukan terhadap 66 orang dewasa menemukan mereka yang memiliki riwayat diet yoyo mengalami peningkatan tekanan darah yang lebih sedikit saat menurunkan berat badan. Kemudian, sebuah studi lain dengan periode jangka panjang menemukan efek ini dapat memudar setelah 15 tahun, menunjukkan siklus berat badan selama masa muda mungkin tidak mempengaruhi risiko penyakit jantung di usia paruh baya atau lebih muda.

Bikin frustrasi
Hal ini dipicu diri yang frustasi akibat usaha untuk menurunkan berat badan justru mengalami kenaikan dari efek diet yoyo. Faktanya, orang dewasa dengan riwayat diet yoyo melaporkan tidak puas dengan kehidupan dan kesehatan mereka, lalu juga melaporkan efikasi diri yang buruk mengenai tubuh dan kesehatan. Dengan kata lain, mereka merasa di luar kendali. Meskipun begitu, diet yoyo tampaknya tidak terkait dengan depresi, pengendalian diri, atau sifat kepribadian negatif. Oleh karena itu, jika belum menemukan perubahan jangka panjang setelah berdiet, masih ada kesempatan untuk menerapkan pola diet lain.

Mungkin lebih buruk daripada tetap kegemukan
Menurunkan berat badan jika berlebih meningkatkan kesehatan jantung, bahkan mampu mengurangi risiko diabetes dan meningkatkan kebugaran fisik. Tak hanya itu, menurunkan berat badan juga dapat mencegah perlemakan hati, meningkatkan kualitas tidur, mengurangi risiko kanker, memperbaiki suasana hati, dan memperpanjang umur dan kualitas hidup.

Sebaliknya, penambahan berat badan dapat mengarah pada kebalikan dari semua manfaat tersebut. Posisi diet yoyo berada di antara keduanya karena tidak berbahaya seperti menambah berat badan, tetapi jelas lebih buruk daripada menurunkan berat badan dan mempertahankannya. Masih menjadi sebuah kontroversi akan keefektifan diet yoyo, yang juga belum seluruh penelitian menyetujuinya.

Namun, pada salah satu penelitian besar yang diikuti 505 pria berusia 55-74 selama 15 tahun menunjukkan kaitan antara fluktuasi berat badan dengan risiko kematian 80 persen lebih tinggi selama masa studi. Sementara itu, pria gemuk yang mempertahankan berat badan secara konsisten memiliki risiko kematian yang serupa dengan pria dengan berat badan normal sehingga kesimpulan pada penelitian masih belum jelas untuk menentukan lebih baik melakukan diet yoyo atau tetap memiliki berat badan berlebih. Yang jelas, melakukan perubahan gaya hidup sehat yang kecil dan permanen adalah pilihan terbaik sampai saat ini.

Terapkan perubahan gaya hidup jangka panjang
Kebanyakan diet menyarankan seperangkat aturan untuk diikuti selama jangka waktu tertentu untuk memenuhi tujuan penurunan berat badan atau kesehatan lain. Jenis diet seperti itu yang akan gagal karena mengajarkan aturan harus diikuti sampai tujuan penurunan berat badan tercapai karena setelah menyelesaikan diet, mudah untuk kembali ke kebiasaan yang menyebabkan kenaikan berat badan.

Untuk memutus siklus perubahan sementara yang menghasilkan kesuksesan sementara pada berat badan, berhentilah berpikir tentang pola makan dan mulailah berpikir tentang gaya hidup yang baru. Sebuah penelitian besar terhadap lebih dari 120.000 orang dewasa di Amerika Serikat menemukan beberapa kebiasaan dapat membantu menurunkan dan mempertahankan berat badan secara bertahap selama beberapa tahun.

Baca juga: Penelitian Ungkap Kelebihan Diet Mediterania Hijau

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

1 hari lalu

Ilustrasi wanita diet. Freepik.com/Schantalao
Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

Diet sayur dan rendah gula, yang dikenal sebagai diet EAT-Lancet, membantu mengurangi risiko gagal jantung. Bagaimana hubungannya?


Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

1 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com
Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.


7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

2 hari lalu

Ilustrasi kucing (Pixabay)
7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

Dehidrasi terjadi ketika kucing kehilangan lebih banyak cairan dari yang mereka konsumsi.


Saran Ahli Gizi agar Berat Badan Kembali Ideal setelah Lebaran

4 hari lalu

Ilustrasi menimbang berat badan. Shutterstock
Saran Ahli Gizi agar Berat Badan Kembali Ideal setelah Lebaran

Diet sehat setelah banyak makan makanan bersantan saat Lebaran bisa diterapkan dengan pola makan bergizi seimbang agar berat badan ideal lagi.


7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

4 hari lalu

Ilustrasi makanan sehat. (Canva)
7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

Kebiasaan makan yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Simak 5 tips anak ajak pola makan sehat


Seimbangkan Konsumsi Hidangan Lebaran dengan Serat, Simak Saran Ahli Gizi

7 hari lalu

Ilustrasi opor ayam. shutterstock.com
Seimbangkan Konsumsi Hidangan Lebaran dengan Serat, Simak Saran Ahli Gizi

Konsumsi opor dan gulai yang identik dengan hidangan Lebaran perlu diseimbangkan dengan makanan sumber serat seperti sayur dan buah.


Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

9 hari lalu

Menu sambal goreng hati sapi. shutterstock.com
Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

Hati ayam dalam sambal goreng kentang ati, makan khas ketika lebaran, ternyata memiliki manfaat kesehatan. Apa saja?


Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

10 hari lalu

Ilustrasi protokol kesehatan / menjaga jarak atau memakai masker. ANTARA FOTO/FB Anggoro
Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

Hari Kesehatan Sedunia 2024, diharapkan terwujudnya kesehatan bagi semua agar mendapat akses pelayanan kesehatan bermutu.


Jaga Kesehatan, Pilih Daging tanpa Lemak untuk Hidangan Lebaran

10 hari lalu

Ilustrasi semur daging. Shutterstock
Jaga Kesehatan, Pilih Daging tanpa Lemak untuk Hidangan Lebaran

Dokter mengingatkan masyarakat agar sebisa mungkin memilih daging sapi tanpa lemak untuk hidangan Lebaran agar kesehatan tetap terjaga.


Sajian Berlemak Saat Lebaran, Ahli Gizi Unair Bagikan Tips Makan Opor dan Rendang

10 hari lalu

Ilustrasi makanan khas Lebaran. Shutterstock
Sajian Berlemak Saat Lebaran, Ahli Gizi Unair Bagikan Tips Makan Opor dan Rendang

Sajian makanan kaya lemak saat Lebaran aman dikonsumsi asal tahu batasannya. Simak penuturan ahli gizi dari Unair berikut ini.