Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Membedakan Sakit Kepala Wajar dan yang Parah Sampai Harus ke Dokter

Reporter

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Ilustrasi sakit kepala di kantor. Shutterstock.com
Ilustrasi sakit kepala di kantor. Shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sakit kepala termasuk salah satu kondisi yang biasa dialami dalam keseharian. Banyak sebab remeh sampai berat yang menjadi pemicu sakit kepala. Mulai dari terpapar sinar matahari terlalu lama, kelelahan, kurang tidur, hingga gejala penyakit berat, seperti hipertensi, meningitis, dan lainnya.

Country Medical Lead Bayer Consumer Health, Bayer Indonesia, Riana Nirmala Wijaya mengatakan, sakit kepala yang wajar umumnya terjadi selama sekitar empat jam. Sakit kepala ini akan reda setelah penderitanya minum obat dan beristirahat. "Jenis sakit kepala yang dominan adalah tipe tension, yakni sekitar 42 persen dari populasi nyeri kepala," kata Riana dalam konferensi pers virtual Saridon Extra pada Sabtu, 23 Oktober 2021.

Sakit kepala primer tipe tension atau tegag ini, menurut dia, sebagian besar karena kelelahan, kurang tidur, terlalu fokus pada satu hal yang monoton atau statis, dan sebagainya. Selain sakit kepala tegang, peringat berikutnya adalah sakit kepala migrain dan nyeri kepala cluster.

Apabila sakit kepala belum reda dalam empat jam, penderita mesti mencari tahu kemungkinan penyebab lain yang memicu sakit kepala. Riana menjelaskan, beberapa makanan yang tinggi kadar natrium, mengandung pemanis buatan, dan pengawet, dapat mengakibatkan sakit kepala.

Sakit kepala juga dapat muncul sebagai implikasi dari penyakit lain atau disebut juga sakit kepala sekunder. Misalkan penderita hipertensi rentan sakit kepala karena tekanan darah sedang tinggi atau penderita meningitis, dan penyakit lainnya.

Satu lagi yang harus diwaspadai adalah sakit kepala karena faktor psikologis, misalkan gangguan kecemasan. Riana mengatakan, 50 persen orang yang mengalami insomnia merasa sakit kepala. "Kalau insomnia karena gangguan kecemasan, maka potensi sakit kepalanya bisa sampai 80 persen," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Singkat kata, dia melanjutkan, delapan dari sepuluh orang yang stress mengalami sakit kepala. Dan lima dari sepuluh orang yang mengalami insomnia merasakan sakit kepala

Apabila sakit kepala tak kunjung reda atau menjadi kronis dan berulang, maka kondisi ini bisa dianggap remeh. Sakit kepala yang harus dibawa ke rumah sakit apabila penderita merasakan nyeri yang sangat hebat dan muncul gejala lain, seperti mual muntah, tidak sadarkan, kesemutan, sampai kelumpuhan.

"Sakitkepala yang tidak sembuh dengan obat sakit kepala selama lima hari berturut-turut juga harus diperiksakan ke dokter," kata Riana.

Baca juga:
3 Plus 1 Jenis Sakit Kepala yang Kamu Mesti Tahu Penyebabnya

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

3 jam lalu

Ilustrasi ibu dan bayi. Unsplash.com/Sharon Muccutcheon
Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

Studi menemukan bahwa sikap terhadap sentuhan berdampak pada pasangan dalam transisi menjadi orang tua atau usai melahirkan anak pertama.


Pasca Lebaran 2024 Tak Ada Salahnya Cek Kesehatan

1 hari lalu

Ilustrasi cek kesehatan (Pixabay,com)
Pasca Lebaran 2024 Tak Ada Salahnya Cek Kesehatan

Kenaikan berat badan seringkali diikuti dengan kenaikan kolesterol karena pola konsumsi yang berlebihan saat berlibur panjang dan menu Lebaran 2024.


Gejala Post Holiday Blues dan 5 Kiat Mengurangi Risikonya

1 hari lalu

Ilustrasi foto liburan. Freepik.com
Gejala Post Holiday Blues dan 5 Kiat Mengurangi Risikonya

Suasana liburan yang terbawa saat memulai rutinitas bekerja mempengaruhi perasaan atau gangguan emosi. Kondisi itu menandakan post holiday blues


Inilah 5 Alasan Waktu Liburan Terasa Begitu Cepat

1 hari lalu

Ilustrasi liburan (Pixabay.com)
Inilah 5 Alasan Waktu Liburan Terasa Begitu Cepat

Ternyata terdapat berbagai faktor psikologis dan eksternal yang dapat membuat waktu terasa semakin cepat berlalu selama liburan.


10 Langkah Tangkal Peradangan Penyebab Penyakit Kronis

1 hari lalu

Ilustrasi pria makan sehat atau sayur. shutterstock.com
10 Langkah Tangkal Peradangan Penyebab Penyakit Kronis

Peradangan bisa memicu berbagai penyakit kronis bila didiamkan, seperti penyakit jantung dan kanker. Namun, ada cara untuk mencegahnya.


Bagaimana Bisa Stres Orang Tua Menyakiti Anak? Begini Kiat Mengatasi Self Harm

2 hari lalu

Ilustrasi stres/bingung. Shutterstock.com
Bagaimana Bisa Stres Orang Tua Menyakiti Anak? Begini Kiat Mengatasi Self Harm

Tindakan ini dipandang sebagai cara untuk meluapkan rasa sakit dan stres psikologis hingga mengembalikan rasa tenang.


Penelitian Ungkap Kualitas Tidur Wanita Lebih Buruk dari Pria, Ini Pemicunya

3 hari lalu

Wanita mengalami susah tidur atau insomnia. Freepik.com/Jcomp
Penelitian Ungkap Kualitas Tidur Wanita Lebih Buruk dari Pria, Ini Pemicunya

Penelitian menunjukkan hampir 60 persen perempuan mengalami insomnia. Kualitas tidur mereka diklaim lebih buruk dari lawan jenis.


Kelola Penggunaan Media Sosial agar Tidak Stres dengan Tips Berikut

3 hari lalu

Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)
Kelola Penggunaan Media Sosial agar Tidak Stres dengan Tips Berikut

Berikut beberapa tips untuk meminimalkan dampak penggunaan media sosial terhadap tingkat stres pada peringatan Bulan Kesadaran Stres.


Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

5 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.


5 Menu Lebaran Ini Sebaiknya Dihindari Penderita Hipertensi

8 hari lalu

Resep gulai kambing ala India yang bisa menjadi alternatif menu idul adha
5 Menu Lebaran Ini Sebaiknya Dihindari Penderita Hipertensi

Orang yang menderita hipertensi sangat disarankan menghindari 5 menu lebaran berikut ini.