TEMPO.CO, Surabaya - Sleep apnea merupakan gangguan tidur yang dapat menyebabkan masalah kesehatan serius. Sleep apnea menyebabkan pernapasan penderitanya berhenti berulang kali selama tidur. Dilansir dari laman Cleveland Clinic, gangguan ini menyebabkan dengkuran yang keras hingga kelelahan saat bangun dan beraktivitas di siang harinya.
Kondisi ini dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu sleep apnea yang obstruktif dan sleep apnea yang sentral. Sleep apnea yang obstruktif adalah terjadinya penyumbatan secara keseluruhan atau sebagian saluran napas selama tidur secara berulang-ulang. Selama penderita mengalami episode apnea, diafragma dan otot dada bekerja lebih keras untuk membuka jalan nafas. Episode apnea seperti ini bukan hanya dapat mengganggu tidur nyenyak, melainkan juga mengurangi aliran oksigen ke organ vital.
Sementara itu, sleep apnea yang sentral tidak ditandai dengan tersumbatnya saluran napas, tetapi otak yang gagal memberi sinyal pada otot untuk bernapas. Hal ini disebabkan oleh ketidakstabilan pusat kendali pernafasan. Apnea jenis berhubungan dengan fungsi sistem saraf pusat.
Dilansir dari laman Mayo Clinic, ada beberapa gejala yang menandai seseorang mengalami sleep apnea. Contohnya, dengkuran yang keras, terengah-engah mencari oksigen, berhenti bernapas selama beberapa waktu, terbangun dengan mulut kering, sakit kepala di pagi harinya, insomnia, dan kesulitan fokus saat beraktivitas.
Penderita sleep apnea terdiri dari 25 persen pria dan 10 persen wanita. Kondisi ini dapat mempengaruhi orang di segala usia, terutama lansia dan orang yang memiliki berat badan berlebih.
Jika dibiarkan, sleep apnea dapat mempengaruhi kinerja beberapa organ tubuh, di antaranya hipertensi, stroke, aritmia, kardiomiopati (pembesaran jaringan otot jantung), gagal jantung, diabetes, obesitas, dan serangan jantung. Jika Anda merasa Anda mengalami sleep apnea, Anda lebih baik segera datang ke rumah sakit.
Penanganan sleep apnea dapat dilakukan dengan cara tradisional, seperti menurunkan berat badan, mengurangi minum-minuman beralkohol dan mengonumsi obat tidur, serta menggunakan sandaran saat tidur.
Penanganan sleep apnea juga dapat dilakukan dengan mesin, seperti terapi Positive Airway Pressure (PAP). Operasi juga dapat dilakukan jika penderitanya memiliki kelainan bentuk pada jaringan yang menghambat saluran pernapasan melalui tenggorokan atau hidung.
DINA OKTAFERIA
Baca juga: Mudah Mengantuk, Awas Gejala Obstructive Sleep Apnea