TEMPO.CO, Jakarta - Vitamin C berperan penting dalam mendukung sistem kekebalan tubuh. Meski begitu, banyak juga orang yang mengeluhkan konsumsi vitamin C berpotensi memicu berbagai gejala dan ketidaknyamanan di lambung, khususnya mereka yang memiliki kecenderungan gangguan asam lambung.
Pengurus Dewan Pengurus Pusat Persatuan Ahli Gizi Indonesia (DPP Persagi) dan Ketua Indonesia Sport Nutritionists Association (ISNA), Rita Ramayulis mengatakan, vitamin C merupakan zat gizi esensial yang dibutuhkan tubuh setiap hari dan harus didatangkan dari luar. "Vitamin C berperan sebagai antioksidan dan meningkatkan penyerapan mineral, seperti kalsium dan zat besi," kata Rita dalam keterangan tertulis HiC1000.
Baca Juga:
Rita mengungkap empat peran vitamin C terhadap imunitas atau daya tahan tubuh. Pertama, vitamin C memindahkan neutrofil atau sel darah putih yang membantu melawan infeksi, ke jaringan yang terinfeksi. Dengan begitu infeksi segera bisa teratasi. Kedua, vitamin C mempercepat produksi sitokin sebagai bahan pesan utama untuk tubuh terinfeksi atau tidak.
Ketiga, vitamin C mengaktivasi kerja sel darah putih dalam memakan bakteri atau antigen lainnya. Dan keempat, vitamin C mempercepat pertambahan jumlah sel B dan sel T (imunoglobulin) yang bertugas mengingat struktur virus tertentu. "Di masa pandemi atau bukan, vitamin C berperan dalam pertahanan tubuh dan kita tidak boleh berada dalam kondisi defisiensi vitamin C," ucap. Hanya saja, pada beberapa orang, alih-aih memperkuat imunitas, konsumsi vitamin C justru memicu permasalahan lain, terutama jika memiliki lambung yang sensitif.
Seorang tenaga kesehatan di Kota Depok, dokter Iwan Dermawan mendapati banyak pasien yang mengeluh lambungnya perih, sendawa berkepanjangan, dan gejala tidak nyaman lainnya setelah minum vitamin C. "Perlu diingat bahwa nama lain vitamin C adalah asam askorbat. Sesuai namanya, maka sifatnya asam dan mempengaruhi kondisi asam lambung," ujarnya.
Berikut dua hal penting sebelum membeli vitamin C untuk dikonsumsi setiap hari:
- Pilih yang aman untuk lambung
Suplementasi vitamin C yang beredar berbeda-beda ikatannya. Ada yang bentuknya asam askorbat murni dan biasanya cenderung bereaksi meningkatkan produksi asam lambung. Ada pula suplemen lain asam askorbat yang diikat dengan dengan mineral yang bersifat basa.IklanScroll Untuk MelanjutkanJadi, ketika sampai di lambung tidak membuat situasi sangat asam, karena mineral itu membasakan, sehingga terjadi keseimbangan asam basa di dalam lambung. Hal ini dimungkinkan berkat kecanggihan teknologi di bidang farmasi. Salah satunya sodium askorbat yang sering disebut buffered vitamin C. "Walaupun sifat vitamin C sesungguhnya memang asam, namun vitamin C yang dihasilkan lebih bisa diterima oleh orang-orang dengan gangguan asam lambung," ucap Rita.
- Hindari yang bersoda dan berpengawet
Selain mengandung pengikat asam askorbat, Rita Ramayulis menganjurkan agar mewaspadai kandungan soda di beberapa suplemen vitamin C dalam kemasan. Penggunaan soda pada produk vitamin C bertujuan memberikan sensasi rasa serta mengawetkan kandungan vitamin C itu agar lebih stabil."Berbeda dengan sparkling water, menambahkan air soda artinya memang menambahkan pengawet di dalamnya," kata Rita Ramayulis.Zat yang biasa ditambahkan, seperti sodium bicarbonate, sodium sitrat, atau disodium fosfat. Zat tersebut berfungsi mengawetkan kandungan vitamin C, tetapi jika dikonsumsi dalam jumlah tertentu oleh orang tertentu, maka dapat mempengaruhi kesehatan pencernaan.
Gangguan kesehatan yang muncul apabila tidak cocok mengkonsumsi vitamin C yang bersoda dan berpengawet ini antara lain, sembelit, perut tidak nyaman, sampai diare. "Dari perspektif keseimbangan gizi, apabila pengikatnya disodium fosfat, maka fosfat berlebih akan mendorong kalsium keluar. Dalam waktu tertentu, kondisi ini berpengaruh pada kepadatan tulang," ujar Rita.
Baca juga:
Tidak Hanya Menjaga Imun Tubuh, Ini 6 Khasiat Lain dari Jeruk Nipis