TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19, dr. Reisa Broto Asmoro, mengatakan pentingnya saling mengingatkan protokol kesehatan guna mencegah potensi kemungkinan terjadinya gelombang ketiga pandemi COVID-19 di Tanah Air.
"Sikap kita untuk tidak lengah, tetap mengantisipasi ancaman gelombang ketiga dengan tetap berdisiplin prokes sambil menyadarkan diri dan banyak orang lain," kata Reisa.
Menurutnya, disiplin dan terus mematuhi protokol kesehatan dalam menjalankan aktivitas produktif sehari-hari, seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas, dapat mencegah terjadinya gelombang ketiga COVID-19.
"Banyak dampak sampingan yang positif dari disiplin protokol kesehatan. Menurut Satgas Penanganan COVID-19, lebih dari 90 persen orang Indonesia masih taat bermasker," ujarnya.
Ia mengatakan #pakaimasker dan #jagajarak telah diteliti oleh ilmuwan Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) di Atlanta, Amerika Serikat, pada September 2020. Hasil penelitian tersebut, dengan menggunakan masker dan menjaga jarak dapat menurunkan kejadian influenza musiman di Amerika Serikat, Cile, Australia, dan Afrika Selatan. Kebiasaan #cucitangan dengan menggunakan sabun di air mengalir minimal selama 20 detik juga membantu mengurangi masuknya kuman di dalam tubuh.
"Meski belum ada penelitian yang menyuruh atau komprehensif, inisiatif jaga jarak diyakini juga membuat kita terhindar dari berbagai penyakit menular lain, seperti batuk, pilek, bahkan tuberkulosis atau TBC," ujarnya.
Ia mengatakan dampak kuantitatif menjauhi kerumunan, tingkat stres seseorang dapat berkurang dan kesehatan mental atau kesehatan jiwa akan lebih baik dari kondisi yang tenang dan tidak berdesakan dengan banyak orang. Ketika orang lebih banyak di rumah akan memiliki banyak waktu untuk mendekatkan diri kepada keluarga. Bahkan, banyak orang tua yang belajar menjadi guru yang baik bagi anak mereka.
"Kami paham banyak orang tua yang harus bekerja keras untuk mengimbangi beban kerja dari rumah dengan memberikan bimbingan belajar kepada putra-putri. Semua dilakukan untuk memastikan keluarga dan lingkungan rumah aman dari COVID-19," tuturnya.
Selain protokol kesehatan, adanya pemindai kode batang aplikasi PeduliLindungi di tempat-tempat umum juga akan mendorong cakupan vaksinasi sehingga dapat membentuk ketahanan kelompok dari pandemi COVID-19.
"Pemindaian barcode PeduliLindungi menjadi alat pemeriksa keamanan diri dan lingkungan dari risiko COVID-19 dan menyukseskan vaksinasi semua golongan, terutama kepada lansia dan ibu hamil," kata Reisa.
Baca juga: Warga Diimbau Belajar dari Lonjakan Kasus Covid-19 di Negara Lain