Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Upaya Memberantas Perundungan di Masa Pandemi COVID-19

Reporter

image-gnews
Ilustrasi Persekusi / Bullying. shutterstock.com
Ilustrasi Persekusi / Bullying. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Psikolog klinis dewasa dari Universitas Indonesia, Pingkan Rumondor, mengatakan di masa pandemi Covid-19 perundungan, khususnya di tempat kerja, terjadi secara daring, seperti dalam rapat online dengan peserta yang melontarkan komentar mengandung unsur pelecehan, email berisi gosip, dan via telepon. Dia mengutip sebuah penelitian pada 2020 oleh satu organisasi, peningkatan angka responden yang mengeluhkan pelecehan dan direndahkan berbasis gender, etnis, dan usia di masa pandemi.

Dari kacamata psikologi, ada beberapa hal yang membantu melanggengkan tindak perundungan di tempat kerja, seperti gaya kepemimpinan yang otoriter, iklim kerja yang rentan membuat karyawan stres. Selain itu, sebagian orang masih berpegang pada budaya kolektif, yang salah satunya mengutamakan keharmonisan. Seorang saksi perundungan bisa berpikir melaporkan peristiwa yang dilihat sebagai upaya merusak kerharmonisan.

"Misalnya, saya sebagai saksi melihat terjadi perilaku bullying saya merasa, 'Aduh laporin enggak ya?' karena ketika saya konfrontasi berarti saya membawa diri ke dalam suatu konflik," tutur Pingkan.

Ia mengatakan pemikiran semacam ini dapat mempersulit orang untuk maju mengintervensi terjadinya perilaku bullying. Penyebab lain yakni masih dianutnya senioritas di beberapa organisasi. Karyawan yang lebih senior merasa perlu dihormati karena stratanya lebih tinggi dibanding yang baru. Dalam hal ini, ada pihak yang berkeinginan merendahkan pihak lain secara sengaja.

Dalam hal perundungan, Pingkan menekankan tiga hal, yakni kesengajaan, dilakukan berulang-ulang, dan ada ketidakseimbangan kekuasaan, misalnya ada salah satu pihak yang merasa superior atau lebih tinggi dan lainnya merasa inferior. Dari sisi pelaku, terkadang dia mengaku tak sadar menyakiti orang lain.

Tetapi, ada alasan-alasan di balik tindakannya, yakni rasa tidak mampu, rasa malu terhadap diri sendiri, yang sedang berusaha ditutupi dengan menjatuhkan orang lain. Dengan kata lain, pelaku sebenarnya sangat tidak nyaman dengan dirinya sehingga agar dia tidak perlu merasakan hal ini maka akan menyerang atau menarget orang yang menurutnya lebih rendah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Apa dampaknya bagi yang dirundung? Kemungkinan munculnya pikiran negatif terkait diri, seperti ada yang salah dengan diri, ada rasa ragu-ragu yang menurunkan produktivtas kerja. Buntutnya, ini berdampak buruk bagi kesehatan mental.

Masalah pada mental pun bisa berimbas pada kesehatan fisik. Stres yang terus menyerang membuat kualitas tidur terganggu dan muncullah berbagai penyakit terkait, seperti tekanan darah tinggi, maag, dan lainnya. Bukan hanya itu, perundungan berdasarkan berbagai studi juga berdampak pada kondisi finansial korban.

Sebagian orang akan berusaha mencari bantuan tenaga profesional, apalagi bila tempat bekerja tak menyediakan kompensasi kesehatan atau asuransi terkait kesehatan jiwa. Akibatnya, dia akan mengeluarkan uang dua kali lipat lebih banyak untuk perawatan kesehatan mental dibanding orang yang tidak mengalami perundungan.

Sementara bagi perusahaan tempat perundungan, ada dampak negatif yang bisa terjadi. Semakin langgengnya perundungan semakin memungkinkan potensi hukum yang terjadi dan berujung rusaknya nama baik institusi atau perusahaan. Melihat hal ini, Pingkan secara tegas mengatakan perundungan, termasuk di tempat kerja, perlu diberantas.

Baca juga: Bercanda atau Perundungan Tak Sama, Cek Bedanya

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

3 hari lalu

Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)
Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

Sebuah studi penelitian 2022 terhadap anak perempuan 10-19 tahun menunjukkan bahwa istirahat di media sosial selama 3 hari secara signifikan berfaedah


Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

3 hari lalu

Ilustrasi anak pemalu. thrivingnow.com
Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

Kecemasan sosial pada anak bukan hanya sekadar berdampak menjadi pemalu, namun dapat menyebabkan anak merasa takut dan menghindari situasi sosial


Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

4 hari lalu

Ilustrasi wanita depresi. (Pixabay.com)
Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

Gangguan mental pada ibu hamil perlu dikenali karena membuat perasaan tidak nyaman dan ada gangguan pada aktivitas sehari-hari.


Faktor yang Tentukan Kondisi Kesehatan Mental Seseorang

8 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com/Priscilla du Preez
Faktor yang Tentukan Kondisi Kesehatan Mental Seseorang

Psikolog mengatakan kondisi kesehatan mental seseorang ditentukan oleh berbagai faktor. Apa saja?


Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

8 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com
Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.


Karyawan Alami Burnout, Ini yang Perlu Dilakukan Atasan

10 hari lalu

Ilustrasi wanita lelah bekerja. Freepik.com
Karyawan Alami Burnout, Ini yang Perlu Dilakukan Atasan

Jika karyawan mengalami burnout, bukan hanya ia sendiri yang harus mencari solusi mengatasinya. Atasan juga perlu memperhatikan hal ini.


Kak Seto Minta Game Mengandung Kekerasan dan Konten Negatif Diberantas

13 hari lalu

Ilustrasi anak main game. Shutterstock.com
Kak Seto Minta Game Mengandung Kekerasan dan Konten Negatif Diberantas

Kak Seto mengatakan game atau permainan dengan kekerasan dan konten negatif mesti dibersihkan karena berdampak buruk pada anak.


Dampak Buruk Kesepian di Masa Pensiun dan Cara Mengatasinya

13 hari lalu

Ilustrasi lansia. Mirror.co.uk
Dampak Buruk Kesepian di Masa Pensiun dan Cara Mengatasinya

Banyak warga senior yang merasa kesepian setelah masa pensiun sehingga mempengaruhi kesehatan mental dan fisik. Apa yang perlu dilakukan?


4 Program Kesehatan yang Bisa Dorong Produktivitas Karyawan

14 hari lalu

Ilustrasi surat keterangan sakit / sehat dari dokter. Nieuwsblad.be
4 Program Kesehatan yang Bisa Dorong Produktivitas Karyawan

Produktivitas karyawan yang tinggi harus dibarengi dengan perhatian dan dukungan yang memadai dari perusahaan. Apa saja benefit yang bisa ditawarkan?


Menonton Drama Korea, Belajar Kesehatan Mental hingga Budaya Korea

16 hari lalu

Bagi Anda yang ingin menonton drama dengan tema thriller, beberapa list drama Korea detektif berikut ini bisa jadi pilihan. Ada banyak plot twist. Foto: Canva
Menonton Drama Korea, Belajar Kesehatan Mental hingga Budaya Korea

Beberapa drama Korea atau drakor mengajarkan beberapa hal secara populer misalkan soal kesehatan mental hingga budaya Korea Selatan.