TEMPO.CO, Jakarta - Risiko penderita diabetes mengalami kebutaan meningkat hampir 25 kali lipat dibanding orang sehat. Mereka juga berisiko terkena masalah pada mata apabila gula darah tak terkontrol, seperti mata kering, glaukoma, dan neuropati diabetik. Penderita diabetes pun disarankan segera memeriksakkan kondisi mata pada demi menghindari munculnya komplikasi yang bisa berujung kebutaan.
"Begitu didiagnosis diabetes, segera periksakan mata supaya dicek semuanya, seperti air mata, tekanan bola mata seperti apa, katarak, yang penting kontrol rutin ke dokter sehingga bisa menangani lebih dini," ujar spesialis mata dari Universitas Indonesia, Dr. Referano Agustiawan, Sp.M(K).
"Semakin lama menderita diabetes semakin tinggi risiko terkena seperti neuropati atau ada masalah di saraf mata," kata Direktur Utama RS Mata JEC@Kedoya itu.
Menurut Referano, seringkali penderita diabetes baru berkonsultasi dengan dokter bila sudah mengalami mata kering dengan kondisi parah. Begitu juga dengan glaukoma atau kondisi tekanan bola mata yang tinggi, yang dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan kerusakan di saraf mata dan menyebabkan kebutaan. Glaukoma pada tahap awal tidak bergejala, seperti rasa sakit atau buram.
Sementara pada kasus neuropati diabetik, pasien yang terdiagnosis di usia muda cenderung mengalami perburukan kondisi lebih cepat dibanding bila baru terkena diabetes pada usia 50 atau 60 tahun. Referano mengatakan penderita diabetes dengan riwayat penyakit sudah 20 tahun hampir 60 persennya mengalami neuropati diabetik.
"Semakin muda usia, apabila mengalami diabetes, semakin berat perburukan neuropati diabetik dibandingkan apabila diabetes baru di usia 50, 60 tahun. Diabetes bisa terjadi mulai dari anak kecil. Pasien termuda saya usia 16 tahun," katanya.
Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) tahun 2020, jumlah penyandang diabetes terus meningkat di berbagai negara di dunia, termasuk di Indonesia. Prevalensi diabetes di Indonesia masih mencapai 6,2 persen dengan 10.681.400 kasus. Bahkan, menurut penelitian terbaru yang dilakukan tim penanggulangan COVID-19 di Indonesia, angka kematian pada penderita diabetes yang terinfeksi COVID-19 lebih tinggi 8,3 kali lipat daripada yang bukan pasien diabetes.
Baca juga: Olahraga Pakai Jaket, Bolehkah?