Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Akupunktur, Pengobatan Tradisional yang Telah Diakui WHO

Reporter

image-gnews
Ilustrasi akupuntur. Pixabay/5petalpics
Ilustrasi akupuntur. Pixabay/5petalpics
Iklan

TEMPO.CO, JakartaAkupunktur adalah pengobatan tradisional dari Cina yang non konvensional. Teknik pengobatan ini telah digunakan sejak ribuan tahun lalu untuk mengobati berbagai macam penyakit. Saat ini teknik akupunktur telah berkembang dari pengobatan tradisional klasik menjadi konsep akupunktur medic yang diterapkan berdasarkan kaidah kedokteran konvensional.

Dilansir dari laman Rumah Sakit EMC, pengobatan akupunktur dilakukan dengan cara memasukkan jarum halus untuk menstimulasi titik-titik khusus di tubuh. Jarum steril berukuran tipis akan disisipkan di bagian tubuh yang akan diobati. Jarum biasanya akan disisipkan pada kedalaman berbeda, tergantung pada teknik yang digunakan.

Jarum yang digunakan dalam pengobatan tradisional akupunktur memiliki ukuran antara 2.5 cm-5 cm. Setelah jarum disisipkan ke titik akupuntur, dokter akan mendiamkan jarum tersebut selama kurang lebih setengah jam. Selama prosedur dilakukan, Anda mungkin akan merasa nyeri hingga mati rasa. Hal ini menandakan pengobatan sedang bekerja. Umumnya, ahli akupuntur akan merekomendasikan kunjungan satu kali seminggu selama 4-8 sesi. Seberapa lama pengobatan tergantung pada kemajuan yang terlihat pada tiap-tiap pengobatan.

“Pengobatan akupunktur bermanfaat untuk memulihkan kesehatan dan kebugaran, melancarkan sirkulasi darah, metabolisme tubuh, serta mengurangi dan mengobati nyeri,” tulis Yovita Wijaya, dokter ahli akupunktur seperti yang dikutip Tempo.co dari laman RS EMC, Rabu, 17 November 2021.

Saat ini, World Health Organization (WHO) telah mengakui efektivitas akupunktur dalam mengobati berbagai penyakit. Bahkan WHO telah merekomendasikan teknik pengobatan ini untuk diintegrasikan dengan Sistem Kesehatan Nasional masing-masing negara, termasuk di Indonesia.

Menurut Yovita, akupunktur memiliki manfaat antara lain untuk memperbaiki sirkulasi darah, meningkatkan stamina dan kekebalan tubuh, mambantu mengurangi nyeri, mengatasi gangguan pencernaan, mengatasi gangguan hormonal, mengatasi gangguan pernapasan, hingga mengatasi gangguan saraf dan rehabilitasi penderita pasca stroke.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Yovita melanjutkan bahwa terapi akupunktur sangat aman dilakukan dengan efek samping minimal jika dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan terlatih. Namun, ada beberapa efek samping yang mungkin terjadi seperti nyeri ringan saat prosedur dilakukan, memar setelah prosedur hingga mengganggu kerja alat pacu jantung jika dilakukan pada orang yang memasang alat pacu jantung di tubuhnya.

Walau pun begitu, akupunktur aman dilakukan pada segala usia termasuk anak-anak. Saat ini, akupunktur sudah menjadi pengobatan alternatif yang digemari oleh semua kalangan karena telah terbukti efektivitasnya.

MAGHVIRA ARZAQ KARIMA 

Baca: Akupunktur Bisa Bantu Pengobatan Depresi, Simak Penjelasan Pakar

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mahasiswa D4 Pengobat Tradisional Unair Gunakan Warisan Leluhur Atasi Stunting di Desa

1 hari lalu

Ilustrasi anak dengan stunting. nyt.com
Mahasiswa D4 Pengobat Tradisional Unair Gunakan Warisan Leluhur Atasi Stunting di Desa

Terapi pijat Tuina yang diinisiasi oleh Unair untuk mengatasi stunting terlaksana mulai 1 Juni hingga 30 September 2023.


Mengenal Probiotik dan Manfaatnya untuk Tubuh

2 hari lalu

Ilustrasi perempuan mengonsumsi yogurt. Foto: Freepik.com/pressfoto
Mengenal Probiotik dan Manfaatnya untuk Tubuh

Probiotik adalah mikroorganisme hidup dalam makanan atau suplemen yang bertujuan untuk menjaga atau meningkatkan bakteri baik dalam tubuh.


Bahkan, di Pukul 03.30 Subuh, Jakarta Tetap Paling Polusi di Dunia, Mengapa?

4 hari lalu

Gedung bertingkat terlihat samar karena polusi udara di Jakarta, Sabtu, 2 September 2023. Dikutip dari laman resmi IQAir per 2 September 2023 pukul 13.00 WIB, kualitas udara Jakarta berada di angka 154 yang menunjukkan ketegori tidak sehat. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Bahkan, di Pukul 03.30 Subuh, Jakarta Tetap Paling Polusi di Dunia, Mengapa?

Bahkan, pada pukul 03.30 subuh, Kamis, 21 September 2023, polusi udara Jakarta tetap paling tinggi di dunia.


Pemerintah Libya Timur Usir Wartawan dari Lokasi Banjir

6 hari lalu

Foto udara bangunan dan jalanan yang rusak pasca banjir bandang melanda di Derna, Libya 16 September 2023. REUTERS/Ayman Al-sahili
Pemerintah Libya Timur Usir Wartawan dari Lokasi Banjir

Tindakan keras terhadap media menyusul laporan bahwa petugas polisi menahan dan menginterogasi wartawan Libya


WHO Lagi-lagi Desak Cina Buka Akses Penuh Soal Asal Usul Virus Corona

7 hari lalu

Seorang pekerja medis dengan pakaian pelindung mendaftarkan informasi untuk seorang pasien di pintu masuk klinik demam Rumah Sakit Pusat Wuhan, di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Wuhan, provinsi Hubei, Tiongkok, 31 Desember 2022.  Surat kabar resmi Partai Komunis, People's Daily, menerbitkan artikel mengutip beberapa pakar Cina yang mengatakan penyakit yang disebabkan oleh virus itu relatif ringan bagi kebanyakan orang pada hari Selasa. REUTERS/Tingshu Wang
WHO Lagi-lagi Desak Cina Buka Akses Penuh Soal Asal Usul Virus Corona

Cina diminta oleh WHO membuka akses seluas-luasnya untuk menyelidiki keberadaan virus Corona.


WHO dan Palang Merah Desak Penghentian Penguburan Massal Korban Banjir Libya

10 hari lalu

Pengungsi menerima bantuan makanan dari sekolah swasta dan orang tua dari timur Libya, pasca banjir di Derna, Libya 15 September 2023. REUTERS/Esam Omran Al-Fetori
WHO dan Palang Merah Desak Penghentian Penguburan Massal Korban Banjir Libya

WHO, ICRC, dan IFRC dalam pernyataan bersama meminta pihak berwenang menghentikan penguburan massal korban banjir Libya.


Pesan WHO Soal Upaya Preventif untuk Cegah Infeksi Virus Nipah

11 hari lalu

Staf memasang tanda bertuliskan
Pesan WHO Soal Upaya Preventif untuk Cegah Infeksi Virus Nipah

Hingga saat ini, belum ada vaksin atau obat khusus terkait dengan infeksi virus Nipah.


Mengenal Virus Nipah yang Sebabkan Kematian di India, Mungkinkah Masuk ke Indonesia?

11 hari lalu

Anggota tim medis dari Kozhikode Medical College membawa sampel buah pinang dan jambu biji untuk melakukan tes virus Nipah di desa Maruthonkara di distrik Kozhikode, Kerala, India, 13 September 2023. REUTERS/Stringer
Mengenal Virus Nipah yang Sebabkan Kematian di India, Mungkinkah Masuk ke Indonesia?

Pemerintah negara bagian Kerala, India mengumumkan karantina di beberapa titik akibat kasus virus Nipah.


Prancis Setop Penjualan iPhone 12, Pancarkan Radiasi Terlalu Tinggi

12 hari lalu

Ponsel iPhone 12 Pro dengan port USB-C pertama di dunia. Youtube/DEEP sro
Prancis Setop Penjualan iPhone 12, Pancarkan Radiasi Terlalu Tinggi

Regulator Prancis pada Selasa memerintahkan Apple untuk menghentikan penjualan iPhone 12 karena memancarkan terlalu banyak radiasi


Ranking Kualitas Udara Terburuk Pagi Ini: Jakarta Nomor 4, Yerusalem Sangat Tidak Sehat

12 hari lalu

Gedung bertingkat terlihat samar karena polusi udara di Jakarta, Sabtu, 2 September 2023. Dikutip dari laman resmi IQAir per 2 September 2023 pukul 13.00 WIB, kualitas udara Jakarta berada di angka 154 yang menunjukkan ketegori tidak sehat. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Ranking Kualitas Udara Terburuk Pagi Ini: Jakarta Nomor 4, Yerusalem Sangat Tidak Sehat

Jakarta kembali berada di daftar atas kota besar dunia dengan ranking kualitas udara yang tidak sehat.