TEMPO.CO, Jakarta - Rasa sakit kepala atau pusing di kepala merupakan gejala yang cukup umum terjadi. Saking umumnya, gejala sakit atau pusing tersebut diabaikan oleh beberapa orang. Namun, gejala sakit atau pusing di kepala sering kali merupakan gejala penyakit serius, seperti vertigo.
Dilansir dari healthline.com, vertigo merupakan kondisi ketika kepala seseorang merasakan pusing yang menyebabkan dunia di hadapannya terasa berputar. Selain rasa pusing dan pening, vertigo juga sering membuat seseorang merasa mual dan muntah karena rasa pusing yang dibawa vertigo. Selain itu, penderita vertigo biasanya juga mengeluarkan keringat berlebih ketika vertigonya kambuh. Dilansir dari medicalnewstoday.com, beberapa penderita juga merasakan gejala berupa telinga yang berdengung atau tinnitus dan kehilangan keseimbangan ketika vertigo kambuh.
Vertigo umumnya disebabkan oleh beberapa faktor. Dikutip dari healthline.com, salah satu faktor terbesar yang biasanya menyebabkan vertigo adalah benign paroxysmal positional vertigo (BPPV) atau perubahan pergerakan kepala yang terjadi secara tiba-tiba. Kondisi tersebut umumnya terjadi ketika kepala mengalami benturan keras dan tiba-tiba. Kondisi tersebutlah yang juga menjadi faktor munculnya gejala dunia berputar dan bergerak-gerak.
Selain BPPV, masuknya cairan di telinga dalam jumlah besar atau sering disebut meniere’s disease juga merupakan faktor terjadinya vertigo. Meskipun demikian, vertigo yang ditimbulkan oleh meniere’s disease tidak akan terlalu lama dan hanya berlangsung dalam waktu beberapa jam. Dilansir dari harvard.com, Infeksi virus yang terjadi di vestibular neuritis juga dapat menyebabkan terjadinya vertigo dalam intensitas yang konstan.
Vertigo dapat diatasi dengan berbagai jenis perawatan. Dilansir dari everydayhealth.com, salah satu terapi untuk menangani vertigo adalah The Canalith Repositioning Procedure. Terapi ini berupa serangkaian gerakan untuk memulihkan posisi canaliths di dalam telinga, yang sebelumnya membuat vertigo terjadi. Terapi ini terbukti menangani 80 persen pasien vertigo.
Baca Juga:
NAOMY A. NUGRAHENI