Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perlunya Deteksi Dini untuk Cegah Demensia

Reporter

image-gnews
Ilustrasi demensia (Pixabay.com)
Ilustrasi demensia (Pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Demensia adalah menurunnya kemampuan otak untuk melakukan fungsi dasar seperti berpikir, mengingat, berbicara dan membuat keputusan. Spesialis saraf dr. Ruth Mariva Sp.S mengatakan untuk mencegah demensia berat pada orang lanjut usia (lansia) pihak terkait, terutama keluarga, perlu memperkuat deteksi sejak dini.

"Mengelola demensia pada lansia ini penting dilakukan. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan deteksi dini pada lansia guna mencegah pemburukan," ujar Ruth.

Ia mengatakan melalui deteksi dini mengenai gejala-gejala penurunan fungsi otak akibat menurunnya zat Asetilkolin pada sel otak akibat pertambahan usia akan mencegah gejala berat demensia.

"Saat ini angka harapan hidup manusia semakin tinggi dan jumlah lansia semakin banyak. Total 80 persen lansia pasti memiliki kormobid, salah satunya penurunan zat Asetilkolin pada sel otak yang memiliki fungsi penting di sistem saraf pusat dalam proses menangkap memori, jadi jangan anggap remeh gejala kepikunan," jelasnya.

Menurutnya, selain melakukan deteksi dini perlu juga menjauhkan lansia dari faktor risiko serta memaksimalkan otak.

"Kelola faktor risiko yang akan mempengaruhi perkembangan penyakit, harus memaksimalkan fungsi otak, serta yang paling penting adalah cukup beristirahat 6 sampai 8 jam sehari. Bila kurang tidur akan mempercepat kepikunan," ucapnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dia melanjutkan, ada 10 tanda peringatan awal munculnya demensia pada lansia, yakni sering lupa hal baru, kesulitan melakukan aktivitas keseharian, sulit berbahasa, suasana hati dan perilaku cepat berubah, kesulitan berpikir.

"Selanjutnya disorientasi waktu dan tempat, sering tersesat di lingkungannya, salah meletakkan barang, kemampuan penilaian menurun, perubahan kepribadian, dan kehilangan inisiatif," tambahnya.

Ia mengatakan, demensia terbagi tiga stadium dan membutuhkan waktu 5-7 tahun untuk mengalami stadium berat. "Butuh waktu 5 sampai 7 tahun untuk stadium akhir, jadi untuk sehat alangkah baiknya berupaya mencegah dengan berpikir positif, menjaga kesehatan dan pola hidup, daripada mengobati," ujarnya.

Baca juga: Macam Kebiasaan yang Bisa Merusak Otak

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 Fakta Anak di Depok Tewas usai Buah Zakarnya Diremas Kakek

20 jam lalu

NN, 70 tahun, terduga pelaku pencabulan remas buah zakar seorang anak di Depok saat digelandang ke kantor polisi, Kamis 28 September 2023. Polisi dalami dugaan perbuatan itu dengan kematian si anak. TEMPO/Ricky Juliansyah
5 Fakta Anak di Depok Tewas usai Buah Zakarnya Diremas Kakek

MDF, 12 tahun, anak asal Tapos, Depok, diduga menjadi korban pelecehan seksual oleh seorang kakek, NN, 70 tahun, dengan cara diremas buah zakarnya


5 Manfaat Minum Kopi Bagi Kesehatan Tubuh, Berapa Cangkir Sehari Disarankan?

1 hari lalu

Ilustrasi kopi hitam tanpa gula. Foto: Freepik/8photo
5 Manfaat Minum Kopi Bagi Kesehatan Tubuh, Berapa Cangkir Sehari Disarankan?

Selain dapat melawan rasa kantuk sekaligus penambah energi, ternyata kopi memiliki manfaat lain bagi kesehatan tubuh. Apa saja manfaat kopi bagi kesehatan tubuh?


5 Cara Mengatasi Risiko Demensia

3 hari lalu

ilustrasi demensia (pixabay.com)
5 Cara Mengatasi Risiko Demensia

Penyakit Alzheimer adalah penyakit otak spesifik dan merupakan jenis demensia yang paling umum.


Bruce Willis Alami FTD, Pakar Jelaskan Kondisi Langka yang Kerap Salah Diagnosis Ini

3 hari lalu

(dari kanan) Emma Heming bersama suaminya, Bruce Willis. Foto: Instagram/@emmahemingwillis
Bruce Willis Alami FTD, Pakar Jelaskan Kondisi Langka yang Kerap Salah Diagnosis Ini

Bruce Willis didiagnosis menderita frontotemporal dementia (FTD), gangguan kognitif langka yang sering salah didiagnosis.


Demensia dan Penyakit Alzheimer, Apa Saja Bedanya?

3 hari lalu

Ilustrasi demensia/Alzheimer. Wisegeek.com
Demensia dan Penyakit Alzheimer, Apa Saja Bedanya?

Alzheimer merupakan penyakit spesifik dan alzheimer adalah penyebab paling umum dari demensia.


Kenali Ciri-ciri dan Penyebab Demensia

4 hari lalu

Ilustrasi demensia (Pixabay.com)
Kenali Ciri-ciri dan Penyebab Demensia

Tingkat keparahan demensia berkisar dari tahap yang paling ringan, ketika penyakit ini baru mulai mempengaruhi fungsi seseorang.


Top 3 Metro: Proyek UIII Depok Dianggap Mirip Kasus Rempang, ANIES Jakarta Utara Ingatkan Tuntasnya IMB Gereja

5 hari lalu

Ahli waris tanah hak milik adat Kampung Bojong-Bojong Malaka Kelurahan Cisalak, Kecamatan Sukmajaya menggeruduk pembangunan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Depok, Kamis, 9 Maret 2023. TEMPO/Ricky Juliansyah
Top 3 Metro: Proyek UIII Depok Dianggap Mirip Kasus Rempang, ANIES Jakarta Utara Ingatkan Tuntasnya IMB Gereja

Kuasa ahli waris tanah Kampung Bojong-Bojong Malaka mengungkap sampai saat ini Kemenag dan UIII belum memberikan ganti rugi lahan mereka.


Tulis Pesan Kecewa kepada Anak-anaknya, Pria Lansia di Depok Nekat Gantung Diri

5 hari lalu

ilustrasi lansia (pixabay.com)
Tulis Pesan Kecewa kepada Anak-anaknya, Pria Lansia di Depok Nekat Gantung Diri

Ditemukan pesan tertulis di atas kertas di rumah lansia yang sehari-hari tinggal sendiri itu. isinya: Bilang sama anak-anak semua masa bodo ...


Ditinggal ke Pasar, Lansia Depresi Ditemukan Tewas dalam Sumur

9 hari lalu

Ilustrasi tewas atau jenazah atau jasad. shutterstock.com
Ditinggal ke Pasar, Lansia Depresi Ditemukan Tewas dalam Sumur

Seorang pria berusia lanjut atau lansia ditemukan tewas dalam sumur di Puspanegara, Citereup, Kabupaten Bogor.


Bus Trans Pakuan Tak Lagi Gratis untuk Pelajar, Lansia, dan Disabilitas, Tarifnya Rp 2.000

10 hari lalu

Calon penumpang menunggu kedatangan Biskita Transpakuan Bogor di Halte Terminal Baranangsiang, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 20 Mei 2023. Direktur Angkutan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan Tatan Rustandi mengatakan tarif angkutan transportasi publik Biskita Transpakuan Bogor telah ditetapkan dengan setiap penumpang dikenai tarif sebesar Rp4.000 untuk satu kali perjalanan dan mulai berlaku pada tanggal 20 Mei 2023. ANTARA/Arif Firmansyah
Bus Trans Pakuan Tak Lagi Gratis untuk Pelajar, Lansia, dan Disabilitas, Tarifnya Rp 2.000

Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan telah memberlakukan tarif khusus pada layanan angkutan perkotaan dengan skema Buy The Service (BTS) BISKITA Trans Pakuan untuk golongan pelajar, lansia, dan disabilitas.