TEMPO.CO, Jakarta - Cara orang tua memperkenalkan identitas gender pada anak dimulai dari usia 15-18 bulan. Tetapi semua itu kembali pada kesiapan anak. Memperkenalkan identitas gender pada anak tidak ada di sekolah maka pembelajaran tersebut termasuk pendidikan prasekolah.
Saat mengajarkan anak, pahami pentingnya berbicara dengan anak dan ekspresi gender, pahami cara tersendiri saat memulai percakapan dengan anak. Karena itu, cari tahu hal apa yang harus dilakukan untuk membantu dan mendukung anak.
Apa dasar-dasar identitas gender?
Memiliki jenis kelamin sejak lahir bukan berarti anak mengerti tentang identitas gender atau orientasi seksual. Bahkan, jika tidak diarahkan, anak tidak akan mengenal identitas dengan baik. Dalam banyak kasus, anak-anak akan mengatakan apa yang dirasakan.
Mungkin sebagian anak memiliki kemampuan mengenali dan memberi tanda terhadap sikap feminin anak perempuan dan sikap maskulin anak laki-laki. Tetapi, tidak sedikit anak yang keliru dalam memahami jenis kelamin, seperti anak perempuan yang lebih menyukai mainan atau peralatan laki-laki dibanding mainan atau peralatan perempuan. Contoh lain perhatikan saat anak sedang mandi.
Jika anak perempuan yang bersikeras berdiri untuk buang air kecil, padahal umumnya perempuan akan melakukan buang air kecil dengan berjongkok. Dengan itu, jangan terlalu terburu-buru mengenali identitas mereka tetapi tetap diberi tahu dan perbaiki sesuai dengan identitas gender.
Bagaimana menyikapi anak yang tidak sesuai dengan identitas gender?
Anak perlu melakukan pemeriksaan dengan dokter. Bicaralah tentang anak dan identitas yang mereka kenali lalu mintalah bantuan dokter.
Apa itu eksplorasi gender dan transisi sosial?
Transisi sosial adalah perilaku anak sebagian atau seluruhnya dalam peran gender yang mereka sukai, seperti mengubah gaya rambut, pakaian, kata ganti, atau mungkin nama. Di sini, penting bagi orang tua untuk menentukan sejauh mana transisi itu diperbolehkan. Orang tua juga harus meluruskan anak apabila sudah kelewat batas dalam transisi sosial.
Bagaimana bisa mengadvokasi anak?
Jika sudah tahu anak mengalami kelainan gender dan khawatir akan dijauhi atau mengalami diskriminasi kekerasan fisik di sekolah maka hal yang harus dilakukan adalah membawa anak masuk ke dalam lingkungan yang memiliki beragam gender. Bekerjasamalah dengan sekolah dan guru anak. Bicaralah untuk melakukan penghentian apabila anak melakukan hal yang tak sesuai jenis kelamin.
Mintalah pelatihan gender di sekolah, buatlah rencana bagaimana anak menjalani aktivitas di sekolah. Jika anak mengalami pelecehan atau diskriminasi di sekolah dan sistem sekolah gagal menanganinya, maka Anda harus bertindak melalui proses hukum.
Apa pun identitas gender anak, carilah lingkungan yang sesuai dan cari perawatan yang bisa membuat anak mengenali jenis kelamin. Menunjukkan cinta dan penerimaan juga akan membantu anak nyaman dengan keadaan.
SHELAMITA AZZAHRA | MAYO CLINIC
Baca juga: Cegah Kekerasan Seksual dengan Memahami Kesetaraan Gender