Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sabotase Diri dalam Hubungan, Apa Maksudnya?

Reporter

image-gnews
Ilustrasi pasangan. Freepik.com/Pressfoto
Ilustrasi pasangan. Freepik.com/Pressfoto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pernah dengar ungkapan sabotase diri ketika berbicara tentang kencan dan hubungan? Faktanya, banyak yang masih tidak sepenuhnya yakin seperti apa itu sabotase diri, apa yang membuat menyabotase hubungan sendiri, bagaimana bisa melihat perilaku sabotase diri, dan yang lebih penting , bagaimana bisa berhenti terlibat di dalamnya.

Apa itu sabotase diri? Sabotase diri adalah pola perilaku yang menahan seseorang dari apa yang diinginkan atau butuhkan, dan biasanya perilaku ini sering muncul dalam hubungan cinta. Perilaku ini merugikan diri sendiri dan dapat mendatangkan malapetaka pada hubungan yang sehat.

Sayangnya, orang-orang yang terlibat terkadang bahkan tidak menyadari melakukannya. Orang yang menyabotase diri dalam hubungan terkadang dapat menemukan diri yang terus-menerus melajang atau tidak ada hubungan serius yang bertahan karena perilaku ini.

Kita tahu, hubungan yang bertahan melalui perilaku sabotase sering kali membuat hubungan tersebut tidak sehat. Melansir Now to Love, sabotase diri dalam hubungan seringkali merupakan mekanisme pertahanan, sesuatu yang digunakan seseorang disadari atau tidak untuk melindungi diri dari rasa sakit. Anda mungkin pernah mengalami patah hati atau trauma di masa lalu dan berusaha mencegah hal itu terjadi lagi, atau mungkin takut membuka diri terhadap rasa sakit jika hubungan itu tidak berhasil.

Perilaku ini hampir selalu didorong oleh rasa takut, tetapi mungkin sulit untuk mengenali atau mengidentifikasinya dalam suatu hubungan karena perilaku itu bukan satu kali tetapi tersebar di banyak momen dan interaksi yang berbeda. Tentunya, perilaku ini seringkali berujung pada perpisahan, atau bahkan tidak pernah dimulai sejak awal. Tetapi, dalam pikiran penyabotase diri, ini merupakan situasi yang saling menguntungkan.

Jika hubungan tersebut kandas, Anda mendapatkan bukti Anda benar untuk melindungi diri sendiri dengan menyabotase hubungan. Jika hubungan tersebut berhasil, Anda merasa menang karena berhasil meski dengan cara sabotase.

Bagaimana kita bisa mengidentifikasi sabotase diri? Menurut penelitian dari Universitas Queensland Selatan yang dibagikan dalam The Conversation, ada tiga pola utama yang diikuti oleh orang-orang yang menyabotase diri dalam hubungan. Pola-pola ini adalah defensif, masalah kepercayaan, dan keterampilan hubungan yang buruk.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Defensif
Menemukan diri memasang tembok dalam hubungan bisa menjadi pembelaan diri, yang seringkali terasa naluriah sampai pada titik di mana beberapa orang tidak menyadari mereka melakukannya. Mereka yang terlibat dalam pola perilaku defensif biasanya ingin melindungi diri dari ancaman yang dirasakan, seperti patah hati, penolakan, pengabaian, kritik, atau hal lain dalam hubungan.

Masalah kepercayaan
Ini sering bermanifestasi sebagai rasa takut menjadi rentan atau jujur serta kecemburuan atau ketidakpercayaan terhadap pasangan, seperti salah satu pasangan yang selalu menganggap yang lain selingkuh meskipun tidak ada bukti apapun. Mereka yang berjuang dengan ini di masa lalu sering mengalami pengkhianatan atau kepercayaan dilanggar dan takut hal itu kembali terjadi. Jadi, mereka memilih untuk tidak percaya dan menutup diri dari hubungan dan pasangan.

Kurang pengalaman
Beberapa orang mungkin hanya kurang pengalaman atau keterampilan yang didapat melalui hubungan yang sehat, dan ini dapat dengan cepat menyebabkan sabotase diri. Karena memiliki pengalaman positif yang terbatas untuk diambil, hubungan dapat terasa berlebihan dan banyak orang yang terlibat dalam pola ini akan menutup diri dari hubungan sepenuhnya.

Lalu, bagaimana menghentikan perilaku ini? Apapun masalahnya, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi masalah, lalu mulai bekerja untuk mengatasinya. Bagi yang menyabotase diri, Anda mungkin dapat memulainya dengan mendapatkan wawasan yang jujur tentang pola perilaku apa yang ditunjukkan dan mengapa terus terlibat di dalamnya.

Selain itu, Anda juga dapat memeriksa apa yang diharapkan dari hubungan dan pasangan dan apakah itu berkontribusi pada sabotase diri. Misalnya, mengharapkan pasangan untuk memberi akses ke semua perangkatnya karena masalah kepercayaan mungkin tidak masuk akal. Melibatkan pasangan juga penting karena ia dapat membantu mengidentifikasi dan mengatasi perilaku yang mungkin menyabotase hubungan. Jika ternyata cara ini tidak membantu, Anda bisa mendapatkan bantuan dari luar seperti terapis, psikolog, dan lainnya.

Baca juga: Sinyal Anda Cuma Cadangan buat Pasangan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tak Suka Hadiah Pemberian Kerabat, Apa yang Harus Dilakukan?

2 hari lalu

Ilustrasi hadiah (Pixabay.com)
Tak Suka Hadiah Pemberian Kerabat, Apa yang Harus Dilakukan?

Tak semua hadiah yang diterima seperti yang diharapkan atau bahkan kita sama sekali tak suka barang yang diberikan. Apa yang harus dilakukan?


Malas Hadapi Pertanyaan Kapan Nikah, Simak Saran Psikolog

2 hari lalu

Ilustrasi keluarga besar. shutterstock.com
Malas Hadapi Pertanyaan Kapan Nikah, Simak Saran Psikolog

Saat berkumpul dengan keluarga besar di hari raya, para lajang biasanya dibombardir pertanyaan kapan nikah. Begini jawaban yang disarankan psikolog.


Saran buat Pasangan Usia Paruh Baya yang Tengah Membangun Hubungan dan Ingin Menikah

4 hari lalu

Pasangan paruh baya berjalan bergandengan di bawah pohon saat musim gugur di Sheffield Park Garden, Haywards Heath, Inggris, Senin 20 Oktober 2014. REUTERS/Luke MacGregor
Saran buat Pasangan Usia Paruh Baya yang Tengah Membangun Hubungan dan Ingin Menikah

Membangun hubungan baru di umur yang sudah tidak muda atau usia paruh baya punya tantangan unik tersendiri. Berikut hal yang perlu dipahami.


Hal yang Perlu Disiapkan bila Ingin Menikahi Perempuan Anak Orang Kaya

4 hari lalu

Ilustrasi Pernikahan/Alissha Bride
Hal yang Perlu Disiapkan bila Ingin Menikahi Perempuan Anak Orang Kaya

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memperjuangan cinta, khususnya jika calon istri anak orang kaya. Berikut beberapa caranya.


Pengaruh Trauma Masa Lalu pada Hubungan Sekarang, Cek Dampaknya

4 hari lalu

Ilustrasi wanita meminta maaf pada kekasih/pacar/pasangan. shutterstock.com
Pengaruh Trauma Masa Lalu pada Hubungan Sekarang, Cek Dampaknya

Trauma yang tersisa berisiko merusak hubungan dan bedampak pada kemampuan untuk memilih secara emosional seseorang dalam hidupnya.


Ragam Pemicu Pria Memutus Cinta, Tak Suka Dikekang dan Dikuasai

5 hari lalu

Ilustrasi pasangan putus. shutterstock.com
Ragam Pemicu Pria Memutus Cinta, Tak Suka Dikekang dan Dikuasai

Seperti juga perempuan, laki-laki pun punya banyak alasan untuk memutus hubungan cinta. Berikut di antaranya.


6 Tanda Pasangan Bukan Istri yang Baik

7 hari lalu

Ilustrasi Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), istri terhadap suami. shutterstock.com
6 Tanda Pasangan Bukan Istri yang Baik

Sikap-sikap berikut menunjukkan perempuan tak bisa jadi istri yang baik, bahkan hanya menyusahkan suami dan mengganggu hubungan.


Sinyal Bos Jatuh Hati pada Karyawan, Tak Cuma Bahas Pekerjaan

7 hari lalu

Ilustrasi bos dan karyawan. Foto: Freepik.com
Sinyal Bos Jatuh Hati pada Karyawan, Tak Cuma Bahas Pekerjaan

Bos jatuh hati pada bawahannya namun tak menunjukkannya dengan terang-terangan dengan alasan profesionalisme. Cek tanda berikut.


Kualitas yang Diharapakan dari Pasangan, Tak Cuma Sekedar Penampilan Fisik

8 hari lalu

Ilustrasi pasangan. Shutterstock
Kualitas yang Diharapakan dari Pasangan, Tak Cuma Sekedar Penampilan Fisik

Berikut hal-hal yang bisa menjadi daya tarik seseorang lebih dari sekedar penampilan fisik dan akan membuat hubungan bertahan lebih lama.


Ide Kencan dengan Pasangan Introvert, Tenang dan Penuh Keakraban

9 hari lalu

Ilustrasi pasangan kencan. Foto: Unsplash.com/Nathan Dumlao
Ide Kencan dengan Pasangan Introvert, Tenang dan Penuh Keakraban

Tak seperti orang ekstrovert yang bisa kencan di mana pun, pasangan introvert lebih suka tempat yang tenang dan jauh dari keramaian. Berikut idenya.