Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Demam Berdarah, Mitos dan Fakta yang Perlu Dipahami

Reporter

image-gnews
Ilustrasi nyamuk demam berdarah (pixabay.com)
Ilustrasi nyamuk demam berdarah (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Biasanya di musim hujan kasus demam berdarah meningkat. Populasi nyamuk Aedes aegypti akan meningkat karena telur akan menetas saat habitat mereka mulai tergenang air. Akibatnya, populasi nyamuk meningkat sehingga dapat menyebabkan peningkatan penularan penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Berikut mitos dan fakta seputar demam berdarah yang perlu diketahui agar tidak salah informasi.

Apakah demam berdarah bisa menular lewat kontak fisik?
Demam berdarah disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Spesialis penyakit dalam dr. RA Adaninggar atau akrab disapa Ning mengatakan manusia yang sakit demam berdarah tidak bisa menularkan virus secara langsung ke manusia lain melalui kontak fisik tanpa perantara nyamuk.

Benarkah orang hanya bisa terkena demam berdarah sekali seumur hidup?
Ada empat varian serotipe virus Dengue, yaitu DEN1, DEN2, DEN3, dan DEN4. “Terinfeksi salah satu serotipe akan menimbulkan kekebalan yang bertahan jangka panjang terhadap varian tersebut namun tidak memberikan perlindungan terhadap infeksi varian yang berbeda,” kata Ning melalui akun Instagramnya.

Jadi, orang bisa terkena lebih dari satu kali infeksi Dengue, bahkan infeksi yang kedua, ketiga, dan seterusnya dengan varian yang berbeda. “Akan lebih hebat reaksi imunnya karena ada reaksi antibody dependent enhancement. Hati-hati dengan serangan demam berdarah kedua, dan seterusnya,” kata Ning.

Apakah hanya anak-anak yang bisa terkena demam berdarah?
Semua orang dari segala usia memiliki risiko yang sama mengalami demam berdarah bila terpapar nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus Dengue. Risiko mengalami demam berdarah yang berat lebih tinggi pada:

- Orang yang pernah sakit dengue sebelumnya.
- Orang dengan sistem imun lemah seperti lansia, obesitas, dan yang memiliki komorbid

Apakah demam yang disertai mimisan sudah pasti DBD?
“Demam yang disertai perdarahan bisa disebabkan oleh banyak virus, tidak hanya virus Dengue yang disebut kelompok penyakit Viral Hemorrhagic Fever dan diperantarai juga oleh hewan seperti nyamuk, kutu, tikus, monyet, dan lain-lain ,” jelasnya.

Dia menambahkan gejala umumnya sangat mirip dan sulit dibedakan. Ada beberapa pemeriksaan yang bisa membedakan tetapi pengobatannya relatif sama.

“Yang penting adalah pengawasan kondisi dan deteksi dini tanda-tanda gejala berat supaya cepat tertangani dengan baik,” ungkapnya.

Apakah fogging sudah cukup untuk mencegah penularan demam berdarah?
Mencegah penularan demam berdarah tidak cukup hanya dengan membasmi nyamuk dewasa dengan fogging tapi penting juga untuk membasmi telur dan jentik nyamuk, yaitu genangan air yang seringkali menjadi sarangnya.

Selain itu, menjaga kesehatan imun dan mencegah gigitan nyamuk adalah salah satu cara untuk mencegah infeksi, misalnya dengan menggunakan obat nyamuk, tidur dengan kelambu, serta menghindari tempat-tempat yang berisiko tinggi habitat nyamuk.

Apakah demam berdarah harus dirawat di rumah sakit dan minum antibiotik?
“Demam berdarah yang disebabkan virus tidak perlu pengobatan dengan antibiotik, yang penting memastikan asupan cairan dan nutrisi baik,” jelasnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Anda juga tidak harus dirawat di rumah sakit bila kondisi ringan. Namun pengawasan ketat harus dilakukan karena bisa terjadi perburukan setelah 3-5 hari. Segera ke rumah sakit jika:

- Mual dan muntah hebat
- Tidak bisa makan dan minum
- Demam turun tetapi kaki tangan dingin atau tensi turun
- Perdarahan hebat
- Trombosit di bawah 100.000

Benarkah minum jus jambu atau kurma bisa meningkatkan trombosit dengan cepat?
Pada demam berdarah, seiring berjalannya penyakit, trombosit memang akan turun terkait reaksi imun dan pengaruh virus secara langsung. Namun dalam 7-10 hari, sesuai konsep, penyakit virus bisa sembuh dengan sendirinya. Trombosit juga akan naik sendiri seiring dengan kesembuhan.

Dia menjelaskan jus jambu maupun kurma belum terbukti secara ilmiah terkait dengan peningkatan trombosit yang lebih cepat pada DBD. Namun keduanya mengandung banyak nutrisi berupa kalori, vitamin, dan mineral sehingga dapat mendukung kecukupan nutrisi pada pasien demam berdarah dan dapat mendukung proses penyembuhan.

Benarkah pasien demam berdarah harus minum minuman isotonik?
Pasien demam berdarah yang masih bisa makan dan minum harus tercukupi asupan cairannya, yaitu sekitar 6-8 gelas per hari. Ini bisa lebih bila ada mual dan muntah.

“Semua jenis cairan boleh dikonsumsi, namun bila ada mual dan muntah, cairan isotonik boleh dikonsumsi untuk mengganti air dan elektrolit yang hilang. Yang mual, muntah hebat dan tidak bisa makan minum mungkin sampai membutuhkan bantuan cairan infus,” jelasnya.

Benarkah Covid-19 sering salah didiagnosis demam berdarah dan sebaliknya?
Di era pandemi ini Covid-19 memang harus selalu dipikirkan sebagai salah satu penyebab demam akut, sama seperti demam berdarah. Bahkan, gejalanya sangat mirip. Lebih lanjut, Ning menjelaskan membedakannya dari gejala saja sangat sulit sehingga membutuhkan petunjuk lain, misalnya:

- Sakit demam yang bersamaan dengan anggota keluarga di rumah disertai gejala saluran napas, kemungkinan terinfeksi Covid-19.

- Ada riwayat kontak erat dengan penderita Covid-19, kemungkinan lebih besar Covid-19.

- Swab PCR/antigen Covid positif, kemungkinan besar Covid.

“Sedangkan, petunjuk tadi ditambah terdeteksinya antibodi Dengue (IgM dan atau IgG) bisa menunjukkan adanya infeksi bersamaan antara Covid dan Dengue atau hasil positif palsu antibodi Dengue, jadi penanganan dan pengawasan untuk keduanya tetap harus dilakukan supaya lebih waspada akan bahaya kondisi berat masing-masing,” jelasnya.

Baca juga: Aneka Minuman yang Baik buat Pasien Demam Berdarah

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

1 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Pavel Danilyuk
Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Dengue (DBD) memiliki gejala yang hampir sama dengan Typhus. Namun keduanya adalah jenis penyakit yang berbeda


Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

1 hari lalu

Petugas fogging melakukan pengasapan di RW 05, Sunter Agung, Jakarta Utara, Selasa, 8 Agustus 2023. Kegiatan fogging ini sebagai upaya untuk mencegah meluasnya demam berdarah dengue (DBD) di daerah tersebut. Sebelumnya, salah seorang warga di RW 05 terkena DBD. Masyarakat diminta untuk mewaspadai akan ancaman DBD saat musim kemarau dengan tetap menjaga kebersihan dilingkungan tempat tinggal. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

22 April ditetapkan sebagai Hari Demam Berdarah Nasional oleh Kemenkes, meningkatkan kesadaran wargauntuk dapat mencegah penyakit DBD.


Waspada DBD, Demam Berdarah Baik Drastis di Sulsel 1.620 Warga Terjangkit dan 9 Orang Meninggal

4 hari lalu

Ilustrasi nyamuk demam berdarah (pixabay.com)
Waspada DBD, Demam Berdarah Baik Drastis di Sulsel 1.620 Warga Terjangkit dan 9 Orang Meninggal

Waspada DBD di beberapa daerah. Di Sulawesi Selatan kasus demam berdarah naik drastis, 1.620 warga terjangkit dan 9 orang meninggal.


Kasus Demam Berdarah Melonjak, Berikut Daftar Buah yang dapat Bantu Pemulihan Pasien DBD

11 hari lalu

Buah naga (Pixabay.com)
Kasus Demam Berdarah Melonjak, Berikut Daftar Buah yang dapat Bantu Pemulihan Pasien DBD

Penyakit demam berdarah mengalami peningkatan pada libur lebaran 2024. Berikut buah-buahan yang bisa membantu pemulihan pasien DBD.


Kemenkes Wanti-wanti Penyakit HFMD dan Demam Berdarah di Libur Lebaran 2024

11 hari lalu

Sejumlah perawat dengan menggunakan masker melakukan pemeriksaan terhadap LSY (5 tahun) warga negara Singapura suspect flu babi (H1N1) di ruang isolasi RSUD Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Selasa (21/7). ANTARA/Yusnadi Nazar
Kemenkes Wanti-wanti Penyakit HFMD dan Demam Berdarah di Libur Lebaran 2024

Penyakit hand, foot, and mouth disease (HFMD) tidak turut libur. Kemenkes ingatkan bahayanya termasuk demam berdarah atau DBD.


Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

14 hari lalu

Associate Professor Henry Surendra sebelumnya membahas kesenjangan pandemi dan kematian akibat Covid-19 di Indonesia/Monash University
Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah


Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

15 hari lalu

Ilustrasi monyet peliharaan. AP/Rajesh Kumar Singh
Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada


Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

16 hari lalu

Flu Singapura.
Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?


BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

16 hari lalu

Suasana Kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN di Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.


Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

20 hari lalu

Sejumlah perawat dengan menggunakan masker melakukan pemeriksaan terhadap LSY (5 tahun) warga negara Singapura suspect flu babi (H1N1) di ruang isolasi RSUD Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Selasa (21/7). ANTARA/Yusnadi Nazar
Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.