Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cara Mengatasi Cegukan pada Anak

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Ilustrasi balita. Shutterstock
Ilustrasi balita. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Cegukan bisa disebabkan karena terjadinya kontraksi diafragma yang berulang dan tidak terkendali, struktur otot tepat di bawah paru-paru.

Ketika diafragma berkontraksi, paru-paru mengambil oksigen. Saat diafragma rileks, paru-paru melepaskan karbon dioksida.

Cegukan baisanya biasa dialami oleh siapa saja tak terkecuali oleh anak-anak. Cegukan yang terjadi pada anak adalah kondisi dimana involuntari yang dapat berhenti secara spontan dan umumnya bukan suatu gejala yang perlu dikhawatirkan.

Sama halnya seperti cegukan yang terjadi pada orang dewasa, cegukan pada anak juga dapat terjadi kapan saja, pada usia berapa saja, dan umumnya tanpa disertai dengan tanda yang mendahului kejadian cegukan.

Dilansir dari laman healthline, sebeanrnya Tidak ada cara untuk mengantisipasi cegukan. Hal ini karena seperti yang kita ketahui, sebagian besar kasus cegukan dimulai dan diakhiri secara tiba-tiba, tanpa alasan yang jelas. Episode umumnya hanya berlangsung beberapa menit.

Namun cegukan pada anak pada umumnya akan berhenti dengan sendirinya dalam beberapa menit atau saat anak tidur, namun ada juga yang dapat bertahan lama atau tidak berhenti spontan.

Cegukan yang umumnya berhenti sendiri adalah cegukan yang disebabkan oleh pelebaran lambung secara cepat seperti makan terlalu banyak atau terlalu cepat, atau terlalu pedas, minum minuman bersoda atau alkohol, terlalu senang atau stress, menelan udara terlalu banyak, merokok, atau karena adanya perubahan suhu dari makanan yang ditelan baik itu panas ataupun dingin.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lalu, bagaimanakah cara untuk menggurangi cegukan pada anak?

Meskipun cegukan pada anak dapat berhenti spontan tetapi ada beberapa cara mengatasi cegukan, seperti menarik napas dalam, tahan sebentar lalu hembuskan kembali saat cegukan terjadi dapat memberikan dampak counteract pada spasme yang terjadi sehingga cegukan berhenti atau manuver valsava.

Juga dapat dicoba dengan tidur berbaring dengan lutut ditekuk. Cegukan dapat dihindari dengan menghindari faktor predisposisi seperti makan makanan yang pedas, konsumsi alkohol, stres, makan atau minum terlalu cepat. Selain itu, konsumsi gula, mengigit lemon, dan memijat.

Secara umum, cegukan pada anak bukanlah keadaan yang perlu dikhawatirkan dan akan berhenti spontan. Namun demikian, tetaplah jangan menganggap enteng cegukan yang berlangsung terus menerus, apalagi jika cegukan sudah mengganggu aktivitas makan, tidur, dan bahkan bernapas.

ASMA AMIRAH

Baca juga: Penyebab Cegukan, Benarkah Karena Anak Mau Tumbuh Gede?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pemprov Sumut Anggarkan Rp 370 Miliar untuk Turunkan Stunting

7 hari lalu

Ilustrasi pencegahan stunting/ Indofood
Pemprov Sumut Anggarkan Rp 370 Miliar untuk Turunkan Stunting

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Sumut) anggarkan Rp 370 miliar untuk turunkan stunting.


Balita di Tangerang Diduga Jadi Korban Kekerasan, Ada Luka di Mata dan Gigitan di Sekujur Tubuh

29 hari lalu

Ilustrasi kekerasan. shutterstock.com
Balita di Tangerang Diduga Jadi Korban Kekerasan, Ada Luka di Mata dan Gigitan di Sekujur Tubuh

Polresta Tangerang tengah menyelidiki dugaan kekerasan yang dialami balita berusia 4 tahun itu.


MPASI: Finger Food Penting untuk Pemenuhan Gizi Seimbang

31 hari lalu

Ilustrasi balita makan sendiri. http://drpatriciamd.com/
MPASI: Finger Food Penting untuk Pemenuhan Gizi Seimbang

Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang optimal merupakan salah satu upaya penting dalam pemenuhan gizi seimbang dan pencegahan stunting.


Cegukan, Kapan Bisa Diatasi Sendiri dan Harus Periksa ke Dokter?

37 hari lalu

Ilustrasi cegukan. Freepik.com
Cegukan, Kapan Bisa Diatasi Sendiri dan Harus Periksa ke Dokter?

Meski tak berbahaya, terkadang kasus cegukan bisa membandel dan belum pergi juga setelah satu jam. Kapan perlu periksa ke dokter?


Mengenal Penyakit Popcorn Lung, Gangguan Pernapasan Akibat Menghirup Zat Kimia pada Makanan

44 hari lalu

Ilustrasi fibrosis paru-paru. Shutterstock
Mengenal Penyakit Popcorn Lung, Gangguan Pernapasan Akibat Menghirup Zat Kimia pada Makanan

Gejala penyakit popcorn lung sering terjadi 2 hingga 8 minggu setelah sakit atau terpapar bahan kimia berbahaya.


6 Fakta TBC Di Indonesia, Pernah Hampir Sejuta Kasus Hingga Ada di Candi Borobudur

54 hari lalu

Petugas saat melihat hasil pemeriksaan Rontgen Thorax milik warga saat skrining tuberkulosis di Gelanggang Olahraga Otista, Jakarta, Kamis, 9 Februari 2023. Untuk mengurangi penularan Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru, Dinas Kesehatan DKI Jakarta melalui Puskesmas Kecamatan Jatinegara melangsungkan kegiatan skrining tuberkulosis kepada 65 orang yang meliputi Pemeriksaan Rontgen Thorax, TCM (Test Cepat Molekuler) atau Pemeriksaan Dahak, serta TST (Tuberkulin Skin Test) atau Test Mantoux. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
6 Fakta TBC Di Indonesia, Pernah Hampir Sejuta Kasus Hingga Ada di Candi Borobudur

Kasus TBC sudah ada sejak abad ke-8. Pernah mencapai 969.000 kasus setahun.


Lebih dari 7,5 Juta Balita Terima Vaksin Polio di Afghanistan

56 hari lalu

Seorang anak menerima vaksinasi polio selama kampanye anti-polio di pinggiran Jalalabad, Afghanistan, 1 Desember 2015. [REUTERS/Parwiz]
Lebih dari 7,5 Juta Balita Terima Vaksin Polio di Afghanistan

Lebih dari 7,5 juta anak balita akan menerima vaksin polio di 21 dari 34 provinsi di Afghanistan


Efek Fatal Vape pada Anak-anak

57 hari lalu

Seorang pria merokok vaporizer elektronik, juga dikenal sebagai e-cigarette atau vape, di Toronto, 7 Agustus 2015.[REUTERS / Mark Blinch]
Efek Fatal Vape pada Anak-anak

Kebanyakan pakar sependapat mengisap vape tak jauh berbeda bahayanya dengan rokok biasa, termasuk dampaknya pada anak-anak.


Balita di India Diserang Anjing Galak

24 Januari 2024

Ilustrasi anjing German Shepherd. Shutterstock
Balita di India Diserang Anjing Galak

Sudah tiga kali kejadian di Delhi India sepanjang Januari 2024, anak-anak diserang anjing galak.


Balita di Tangerang Tewas Digigit King Kobra saat Bermain di Rumah

24 Januari 2024

Petugas dinas pemadam kebakaran melakukan evakuasi seekor ular King Kobra (Ophiophagus Hannah) saat ditemukan di kawasan permukiman warga Jakasampurna, di Bekasi, Jawa Barat, Kamis 12 Desember 2019. Temuan  King Kobra dengan panjang dua meter tersebut berawal dari laporan warga, selanjutnya ular diserahkan ke komunitas reptile. ANTARA FOTO/Risky Andrianto
Balita di Tangerang Tewas Digigit King Kobra saat Bermain di Rumah

Balita MN melihat ada lubang kemudian memasukkan tangannya ke dalam lubang yang diduga merupakan sarang ular itu.