TEMPO.CO, Jakarta - Stunting masing menjadi masalah pada banyak anak Indonesia. Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. Piprim Basarah Yanuarso, mengatakan permasalahan yang dapat membedakan anak tumbuh sehat dengan anak stunting (kerdil) adalah protein yang dikonsumsi.
“Adanya perbedaan intake dari energi dan protein pada anak-anak stunting dan nonstunting, ternyata kita bisa lihat di sini bahwa untuk total asupan kalori itu tidak jauh beda, kalorinya sama tapi yang berbeda itu adalah konsumsi proteinnya,” kata Piprim dalam webinar Cegah Kelahiran Prematur Dalam Upaya Menurunkan Stunting, Sabtu, 27 November 2021.
Baca Juga:
Piprim mengatakan pada anak yang menderita stunting, konsumsi proteinnya jauh lebih rendah dibandingkan anak yang tumbuh sehat pada umumnya, meskipun jumlah kalori yang didapatkan hampir sama. Rendahnya konsumsi makanan berprotein tersebut kemudian akan berhubungan dengan rendahnya sirkulasi asam amino esensial yang dimiliki oleh tubuh anak. Rendahnya asam amino esensial tersebut dapat menyebabkan pertumbuhan anak terganggu.
“Asam amino esensial ini sangat penting untuk aktivasi dari mTORC1. mTORC1 ini adalah satu master atau regulator dari pertumbuhan anak yang akan membuat pertumbuhan lempang tulang lempang tulang rawannya, pertumbuhan otot, kerangka,” katanya.
mTORC1 itu yang turut mempengaruhi pertumbuhan saraf, usus, metabolisme, hingga fungsi imun dan ukuran organ tubuh. Apabila hal itu berfungsi dengan baik maka akan membantu tubuh melakukan sintesis protein dan lemak.
Untuk membantu mengaktifkan mTORC1 pada anak secara maksimal, dia menyarankan untuk mulai memberikan asupan gizi melalui makanan lokal yang bukan sekadar lokal untuk dapat mengantisipasi anak lahir dalam keadaan stunting seperti telur dan ikan. Menurut Piprim, dengan memberikan ikan kepada anak dapat enam kali membantu mencegah terjadinya stunting pada anak dibandingkan memberi anak makanan cepat saji yang mengenyangkan namun minim nutrisi dan menyebabkan obesitas.
“Kita ingin mengaktifkan mTORC1 agar pertumbuhan linear dan pertumbuhan yang lain pada anak berjalan dengan baik. Jadi, jangan lupakan makanan lokal antistunting ini adalah protein hewani,” tegasnya.
Baca juga: Inilah Ciri-ciri Anak Mengalami Stunting