TEMPO.CO, Jakarta - Susu fermentasi yang diolah menjadi kefir dan yoghurt sering dianggap sama. Padahal, kedua olahan susu fermentasi itu berlainan. Perbedaan kefir dan yoghurt, terutama yang mudah diamati mengenai tekstur. Yoghurt memiliki tekstur yang lebih kental dibandingkan kefir. Namun, gumpalan susu dalam kefir lebih lembut.
Rasa kefir dan yoghurt juga sedikit berbeda. Perbedaan itu, karena kefir mengandung khamir yang menghasilkan alkohol dan karbon dioksida (CO2), sehingga produknya memunculkan bunyi desis.
Mengutip laman Kanal Pengetahuan dan Informasi, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada perbedaan antara kefir dan yoghurt terkait jumlah dan jenis mikrob. Kefir susu segar diberi penambahan bulir yang terdiri atas bakteri asam laktat dan khamir. Adapun yoghurt hanya ditambahkan kumpulan beberapa jenis sel bakteri saja. Hal itu membuat mikrob yang terkandung dalam kefir lebih beragam, yaitu Lactobacillus acidophillus, Streptococcus sp, Lactobacillus kefiri, Lactobacillus kefirgranum, Lactobacillus fructivorans, Lactococci dan Bulgaricus.
Perbedaan jenis bakteri akan berpengaruh terhadap manfaat produk susu fermentasi itu. Yoghurt mengandung bakteri yang dapat mempertahankan kebersihan sistem pencernaan. Sedangkan kefir akan secara langsung membersihkan saluran usus.
Peneliti Balai Pengkajian Bioteknologi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Inggrid S. Waspodo menjelaskan, bahwa kefir mengandung mineral dan asam amino esensial yang berfungsi sebagai unsur pembangun, pemelihara dan perbaikan sel yang rusak. Kandungan khamir yang terkandung seperti Saccharomyces kefir mampu mengontrol dan menghilangkan ragi patogen yang merusak tubuh.
WILDA HASANAH