TEMPO.CO, Jakarta - Harapan muncul di 2021 setelah melewati krisis Covid-19. Beberapa organisasi juga dapat kembali ke jalurnya dan beberapa karyawan mulai bisa bekerja di kantor. Selain itu, 2021 juga menjadi tahun kebangkitan dan pemulihan.
Kini, ada peningkatan dalam adopsi teknologi baru dan alat yang canggih untuk memfasilitasi kerja jarak jauh. Dilansir dari Entrepreneur, diketahui bahwa 2022 akan menjadi tahun pertumbuhan. Pandemi global telah membuat organisasi di seluruh dunia menyadari pentingnya digitalisasi dan penerapan teknologi modern untuk menyelesaikan pekerjaan. Apa saja tren di dunia kerja di 2022?
Bekerja secara hybrid
Bekerja jarak jauh menjadi cara berbisnis. Penggunaan platform kolaboratif seperti Zoom, Slack, Microsoft Teams, dan lainnya memungkinkan organisasi berfungsi secara virtual saat karyawan bekerja dari kenyamanan dan keamanan di rumah. Beberapa karyawan mungkin memilih untuk bekerja di kantor selama beberapa hari dan kemudian bekerja dari jarak jauh di hari lain. Hal ini juga dimungkinkan untuk dijalankan, untuk menjaga keseimbangan kehidupan kerja yang sehat.
Masuknya generasi Z
Para profesional generasi Z yang lebih muda siap memasuki dunia kerja. Selain itu, generasi muda juga memiliki pendekatan yang unik dan perspektif yang segar terhadap pekerjaan. Mereka tidak mau bekerja secara tradisional dan tumbuh dengan teknologi. Hal ini menjadi tantangan perusahaan untuk memberikan lingkungan yang kondusif bagi generasi baru yang memahami teknologi dengan ide dan semangat.
Generasi Z juga lebih menyukai budaya kerja yang fleksibel. Jika generasi ini dilengkapi dengan lingkungan yang sesuai, mereka dapat membantu organisasi atau perusahaan dalam menyesuaikan diri dengan tren terbaru di pasar.
Komunikasi yang terpusat
Munculnya kerja secara hybrid meningkatkan kebutuhan komunikasi secara terpusat. Ketika memiliki beberapa karyawan yang bekerja di tempat dan yang lain dari jarak jauh, Anda harus memastikan semua orang berada di kemajuan yang sama. Platform kolaboratif seperti Skype, Zoom, Google Meets, Slack, Microsoft Teams, dan lainnya memungkinkan para profesional untuk berkomunikasi dan berkolaborasi dengan rekan kerja secara real-time. Dari obrolan grup dan panggilan video hingga berbagi dokumen penting, platform kolaboratif memungkinkan Anda memusatkan komunikasi dalam suatu organisasi.
Fokus dalam keseimbangan kehidupan kerja
Bekerja dari jarak jauh memungkinkan untuk menjaga keseimbangan kehidupan kerja yang lebih baik. Hal ini mencegah karyawan menghabiskan waktu berjam-jam bekerja di kantor dan jauh dari keluarga. Selain itu, pandemi membuat karyawan mulai lebih fokus menikmati keseimbangan kehidupan kerja yang ideal tanpa mengorbankan salah satu dari dua aspek kehidupan.
Lebih fokus pada kesejahteraan mental karyawan
Pandemi telah menjadi masa sulit bagi para profesional di seluruh dunia. Beberapa karyawan yang terampil dan berdedikasi kehilangan pekerjaan karena organisasi merasa sulit mempertahankan diri selama pandemi. Selain itu, bekerja jarak jauh juga membuat lelah dengan memperpanjang jam kerja.
Keadaan dan hal-hal lain secara signifikan mempengaruhi kesejahteraan mental karyawan. Sekarang, setelah karyawan kembali bekerja, organisasi atau perusahaan berfokus untuk menyediakan lingkungan kerja yang merangsang dan mendorong karyawan. Inisiatif tersebut telah membuat perusahaan menyadari pentingnya kesehatan mental dan meningkatkan keterlibatan karyawan.
Baca juga: 7 Kesalahan Terbesar ketika Memutuskan Meninggalkan Pekerjaan