Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Apa Itu Hipotensi atau Darah Rendah, Pusing Saat Pindah Posisi Duduk ke Berdiri

Reporter

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Ilustrasi wanita pusing/darah rendah. Shutterstock
Ilustrasi wanita pusing/darah rendah. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Anda sering merasa pusing, penglihatan kabur, atau bahkan pingsan saat berpindah posisi dari duduk ke berdiri atau bangkit dari tidur? Jika mengalami itu, waspada gejala hipotensi atau darah rendah.

Dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah Makassar, Sulawesi Selatan, Dito Anurogo mengatakan, tekanan darah bisa berubah sepanjang hari, tergantung banyak hal. Di antaranya, kondisi fisik, posisi tubuh, ritme pernapasan, level stres, obat-obatan yang dikonsumsi, makanan dan minuman, serta waktu, baik pagi, siang, sore, atau malam.

Tekanan darah diatur secara berkesinambungan melalui sistem saraf otonom sebagai keseimbangan sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis. Sistem saraf simpatis bertugas meningkatkan tekanan darah dengan menambah denyut jantung dan menyempitkan arteriol. Sementara sistem saraf parasimpatis menurunkan tekanan darah dengan menurunkan denyut jantung dan merelaksasikan arteriol untuk meningkatkan diameter pembuluh darah.

"Hipotensi postural atau hipotensi ortostatik adalah menurunnya tekanan darah karena perubahan posisi. Misalnya dari duduk lalu berdiri, atau dari posisi berbaring lalu berdiri," kata Dito Anurogo kepada Tempo. Pada kondisi normal, gravitasi menyebabkan darah mengalir ke kaki saat seseorang berdiri. Tubuh kemudian mengkompensasi dengan meningkatkan denyut jantung dan menyempitkan pembuluh darah. Dengan demikian, bisa dipastikan tersedia cukup darah ke otak.

Pada penderita darah rendah -termasuk hipotensi postural atau ortostatik, mekanisme kompensasi ini tidak terjadi. Akibatnya, tekanan darah menurun, kemudian memicu terjadinya beragam gejala, seperti pusing, sensasi jatuh, berputar, penglihatan kabur, bahkan pingsan pada beberapa kasus. Beberapa diagnosis banding atau problematika kesehatan yang menyerupai tekanan darah rendah adalah hipotensi benigna, syok distributif, syok kardiogenik, syok hipovolemik, syok obstruktif, syok hipotensif tipe kombinasi.

# Sumber Masalah Hipotensi
Secara umum, masalah hipotensi dapat bersumber dari jantung dan pembuluh darah. Pada hipotensi yang bersumberkan jantung atau cardiac, disebabkan output yang rendah. Kondisi ini dapat dijumpai pada keadaan aritmia (ketidakteraturan ritme jantung). Jenisnya berupa bradikardi (denyut jantung melambat), takikardi (denyut jantung bertambah cepat), dan fibrilasi.

Ada pula karena penyakit jantung struktural, misalkan penyakit katup jantung, penyakit jantung iskemik, penyakit perikardial, tamponade jantung, penyakit kongenital, kardiomiopati obstruktif, kardiomiopati dilatasi, hipertensi paru-paru primer. Bisa juga hipovolemia atau penurunan volume darah dengan kondisi perdarahan (hemorrhage), diare, dehidrasi (kekurangan cairan tubuh), orthostatic volume shifts, dan obat golongan diuretik.

Hipotensi yang bersumber pembuluh darah atau vascular terbagi dua, yakni vasodilatasi sistemik dan obstruktif. Vasodilatasi sistemik terjadi pada kondisi sepsis, anafilaksis, neurogenik, disfungsi otonomik, dan pengaruh obat-obatan. Sedangkan obstruktif dijumpai pada penyakit emboli paru-paru.

# Penyebab Hipotensi
Beberapa kondisi yang memicu hipotensi, antara lain problematika jantung, endokrin, kehilangan darah, infeksi berat, reaksi alergi berat, kehamilan, defisiensi nutrisi, dan kondisi tertentu. Problematika jantung yang mengakibatkan hipotensi, seperti bradikardi, gangguan katup jantung, serangan jantung, dan gagal jantung.

Problematika endokrin berupa hipotiroidisme, hipertiroidisme, insufisiensi adrenal (penyakit Addison), hipoglikemia (penurunan gula darah), dan beberapa kasus diabetes. Kehilangan darah yang memicu hipotensi bisa disebabkan kecelakaan dan perdarahan organ dalam. Reaksi alergi berat atau anaphylaxis dapat dipicu oleh makanan, obat-obat tertentu, racun serangga, dan latex.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hipotensi pada ibu hamil terutama terjadi pada kehamilan usia 24 minggu dengan kondisi tekanan sistolik menurun antara 5-10 mmHg dan tekanan diastolik menurun antara 10-15 mmHg. Dito menjelaskan, tekanan darah akan kembali normal setelah melahirkan. Defisiensi nutrisi yang memicu hipotensi karena kekurangan vitamin B12 dan folat. Sementara beberapa kondisi khusus yang mengakibatkan hipotensi, seperti dehidrasi, demam, muntah, diare berat dan berulang, serta olahraga berat.

Hipotensi juga dapat disebabkan oleh medikamentosa atau obat tertentu. Misalkan obat golongan alfa bloker (prazosin), beta bloker (atenolol, propranolol), diuretik (furosemide, hydrochlorothiazide), antidepresan golongan trisiklik (doxepin, imipramine), medikamentosa untuk penyakit Parkinson (pramipexole atau obat-obatan yang mengandung levodopa). Obat sildenafil (terutama bila dikombinasikan dengan nitroglycerine), terapi untuk disfungsi ereksi (sildenafil, tadalafil, terutama bila diresepkan dengan obat jantung seperti nitroglycerin), golongan calcium channel blockers, golongan angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitors.

# Solusi Hipotensi
Ada dua pendekatan yang dapat dan biasa dilakukan oleh tim medis untuk mengatasi hipotensi. Pertama, metode farmakologis dengan memberikan obat; kedua, metode nonfarmakologis dengan mengubah gaya hidup.

Untuk pendekatan farmakologis, Dito Anurogo mengatakan, dokter akan memberikan obat sesuai kondisi pasien, apakah termasuk hipotensi ortostatik tipe hipoadrenergik (neurogenik) atau tipe hiperadrenergik. Tujuan utama terapi ini adalah meningkatkan kualitas hidup, mencegah cedera lanjutan, menurunkan episode hipotensi ortostatik, mengurangi kerusakan organ, dan mencegah hipertensi yang tak terkendali.

Terapi pilihan untuk penderita hipotensi ortostatik adalah golongan atau agen vasopressor untuk meningkatkan tekanan darah. Obat-obat yang boleh diberikan oleh dokter, antara lain fludrocortisone, midodrine, atau pyridostigmine. Jika hipotensi masih berlanjut, dokter akan memastikan penderita tidak hipoglikemik, hipotermia, atau anemia/hipoproteinemia dan tidak terjadi ketidakseimbangan elektrolit.

Untuk pendekatan nonfarmakologis, ada beberapa cara mengurangi episode hipotensi ortostatik, yakni:

  • Mencegah terpapar lingkungan panas
  • Menghindari konsumsi makanan atau minuman panas
  • Menghindari mandi dengan air hangat di siang hari
  • Mengurangi minuman berkafein
  • Meningkatkan asupan garam sekitar 10-20 gram per hari
  • Membatasi aktivitas pada dini hari dan setelah makan
  • Jangan memakai stockings ketat dan/atau abdominal binder, seperti stagen atau ikat pinggang sepanjang hari atau saat beraktivitas.
  • Jangan terlalu mengejan saat berkemih
  • Hindari meninggikan posisi kepala saat tidur
  • Jangan minum terburu-buru sebelum berdiri
  • Tidak mengenakan pakaian lembap atau basah saat cuaca panas
  • Minum (minimal satu gelas) jus anggur sebelum tidur untuk efek vasodilator

Hipotensi dalam bentuk sedang dapat mengakibatkan pusing, lemas, pingsan, dan risiko cedera akibat jatuh. Hipotensi level sangat rendah dapat membuat tubuh kekurangan oksigen, yang menyebabkan kerusakan pada jantung dan otak Anda. "Hipotensi perlu segera diatasi oleh dokter sebelum berlanjut menjadi komplikasi," kata Dito Anurogo yang kini sedang menempuh S3 di International PhD Program for Cell Therapy and Regeneration Medicine (IPCTRM), College of Medicine, Taipei Medical University (TMU), Taiwan.

Baca juga:
Apa Itu Omicron? Betulkah 500 Persen Lebih Menular dan Bagaimana Mencegahnya

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Banyak Orang Masih Salah Kaprah soal Epilepsi, Cek Faktanya

3 jam lalu

Ilustrasi anak kejang/epilepsi. Redcross.org.uk
Banyak Orang Masih Salah Kaprah soal Epilepsi, Cek Faktanya

Masih banyak orang yang salah kaprah terkait epilepsi. Dokter beri faktanya untuk meluruskan.


Hakim ICJ Perintahkan Israel Memastikan Makanan dan Obat-obatan Masuk ke Gaza

10 jam lalu

Seorang tentara Israel berjalan di dekat truk bantuan dengan pasokan kemanusiaan yang menunggu di Gerbang 96, pintu masuk yang baru dibuka memungkinkan akses lebih cepat ke Gaza utara, di Israel, 21 Maret 2024. REUTERS/Amir Cohen
Hakim ICJ Perintahkan Israel Memastikan Makanan dan Obat-obatan Masuk ke Gaza

Para hakim (ICJ) dengan suara bulat memerintahkan Israel untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk memastikan pasokan makanan pokok ke Gaza


Sering Sempoyongan, Dokter Jantung Ingatkan Gejala Atrial Fibrilasi

1 hari lalu

ilustrasi jantung (pixabay.com)
Sering Sempoyongan, Dokter Jantung Ingatkan Gejala Atrial Fibrilasi

Spesialis jantung meminta mewaspadai gangguan atrial fibrilasi bila sering merasa sempoyongan. Apa itu?


Pentingnya EKG untuk Pemeriksaan Awal Penyakit Jantung

1 hari lalu

Ilustrasi dokter melakukan operasi jantung. Foto: Heartology Cardiovascular Hospital
Pentingnya EKG untuk Pemeriksaan Awal Penyakit Jantung

Ada berbagai masalah terkait penyakit jantung dan EKG pun berperan penting sebagai rekaman aktivitas listrik jantung.


Memahami Sindrom Brugada, Gangguan Irama Jantung dengan Risiko Kematian

2 hari lalu

ilustrasi jantung (pixabay.com)
Memahami Sindrom Brugada, Gangguan Irama Jantung dengan Risiko Kematian

Jenis penyakit jantung yang paling sering mengakibatkan henti jantung adalah gangguan irama jantung seperti Sindrom Brugada. Bagaimana menanganinya?


Spesialis Sarankan Penderita Penyakit Jantung Kategori Ini Tak Puasa Ramadan

2 hari lalu

Ilustrasi jantung wanita. shutterstock.com
Spesialis Sarankan Penderita Penyakit Jantung Kategori Ini Tak Puasa Ramadan

Pakar mengungkapkan puasa Ramadan pada penderita penyakit jantung akut dikhawatirkan dapat mengakibatkan ketidakstabilan pompa jantung.


26 Maret Diperingati Hari Epilepsi Sedunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

3 hari lalu

Ilustrasi epilepsi. firstaidlearningforyoungpeople.redcross.org.uk
26 Maret Diperingati Hari Epilepsi Sedunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

Epilepsi merupakan gangguan sistem saraf pusat akibat pola aktivitas otak yang tidak normal.


4 Dampak Buruk Kecanduan pada Kognitif Anak

4 hari lalu

Ilustrasi video game. Sumber: Korea e-Sports Association via Facebook/asiaone.com
4 Dampak Buruk Kecanduan pada Kognitif Anak

Kecanduan game atau media sosial sangat buruk terhadap kemampuan kognitif anak. Berikut empat dampak jeleknya.


Mengenal Aneurisma Otak, Terjadinya Penipisan pada Arteri Otak

5 hari lalu

Ilustrasi otak. Pixabay
Mengenal Aneurisma Otak, Terjadinya Penipisan pada Arteri Otak

Aneurisma otak yang pecah menimbulkan banyak gejala, termasuk "sakit kepala petir", yang dikenal dengan rasa sakit yang tiba-tiba dan menyiksa.


Penerapan Cukai Minuman Berpemanis Diklaim Bisa Tekan Penyakit Diabetes, Jantung dan Stroke

5 hari lalu

Puluhan massa dari organisasi CISDI bersama dengan Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA) dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) melakukan aksi demo mendukung diberlakukannya cukai minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) di kawasan Patung Kuda, Monas,  Jakarta, Rabu 18 Oktober 2023. Studi meta analisis pada 2021 dan 2023 mengestimasi setiap konsumsi 250 mililiter MBDK akan meningkatkan risiko obesitas sebesar 12 persen, risiko diabetes tipe 2 sebesar 27 persen, dan risiko hipertensi sebesar 10 persen (Meng et al, 2021; Qin et al, 2021; Li et al, 2023). Mengadaptasi temuan World Bank (2020), penerapan cukai diprediksi meningkatkan harga dan mendorong reformulasi produk industri menjadi rendah gula sehingga menurunkan konsumsi MBDK. Penurunan konsumsi MBDK akan berkontribusi terhadap berkurangnya tingkat obesitas dan penyakit tidak menular seperti diabetes, stroke, hingga penyakit jantung koroner. TEMPO/Subekti.
Penerapan Cukai Minuman Berpemanis Diklaim Bisa Tekan Penyakit Diabetes, Jantung dan Stroke

Bappenas mengklaim penerapan cukai minuman berpemanis dalam kemasan akan menekan penyakit diabetes, jantung dan stroke di masyarakat.