TEMPO.CO, Jakarta - Digitalisasi menjadi salah satu cara membuat anak muda Indonesia untuk terus berkembang. Walau begitu masih tetap saja ada yang merasa kesulitan untuk bisa mengembangkan diri. Penerima Friend of Singapore “Gotong Royong” Award, Dian Permata Sari Mashari mengatakan salah satu kunci yang perlu dimiliki anak muda untuk bisa berkembang adalah dengan memiliki keinginan yang tinggi. “Individualnya ini harus memiliki eagerness untuk bisa berkembang,” katanya pada diskusi virtual bersama Singapore International Foundation dengan media pada 21 Desember 2021.
Keinginan yang diperlukan, tidak hanya untuk mencari lembaga yang menawarkan beasiswa, namun juga keinginan untuk tahu apa isu yang sangat diminati individu itu. “Harus tahu apa minatnya. Ada yang suka isu feminisme, ada juga yang suka isu soal Hak Asasi Manusia,” kata Dian yang mengingatkan berbagai beasiswa yang fokus dengan isu tersebut ada banyak jumlahnya.
Dian mengatakan teknologi digital saat ini sangat memudahkan anak muda zaman now untuk mencari informasi. Salah satu informasi penting yang bisa tingkatkan kemampuan diri adalah dengan mengikuti beasiswa yang dibuat berbagai lembaga. “Zaman saya itu, kalau mencari beasiswa harus melihat papan di kampus,” katanya.
Salah satu beasiswa yang ditunggu masyarakat pun adalah Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Kala itu, kata Dian, anak muda harus sering-sering melihat platform lembaga itu untuk tahu pengumuman terbaru mereka.
Saat ini, sudah semakin banyak lembaga pemerintah atau swasta di dunia yang menampilkan informasi tawaran beasiswa mereka melalui media sosial. “Bahkan kita diingatkan di Instagram secara berkala kapan kita harus mulai siapkan pendaftaran,” katanya.
Dian menyarankan agar anak muda harus mendapatkan akses yang baik dalam mencari informasi.
Dian adalah salah satu Awardee the ASEAN Youth Fellowship dari National Youth Council Singapore pada 2019. Lembaga itu, berusaha mencetak pemimpin muda dengan wawasan internasional untuk generasi mendatang. Harapannya, anak-anak muda yang dididik di lembaga ini bisa berkontribusi kepada masyarakat. “Poin pembelajarannya, kita harus lebih peka dan aware soal kegiatan kemanusiaan positif. Kita juga dipaksa untuk berbagi,” kata Dian.
Singapore International Foundation (SIF) merayakan hari jadinya yang ke-30 dengan mengadakan acara penganugerahan untuk 33 Citizen Ambassadors (Duta Komunitas) dan Friends of Singapore (Sahabat Singapura) pada awal Desember 2021.
Dalam kegiatan itu, Patron alias Pelindung SIF yaitu Presiden Singapura, Halimah Yacob selaku Tamu Kehormatan dan menjadi sosok yang menyerahkan penghargaan kepada para penerima awards. Pada acara tersebut, beliau mengapresiasi SIF atas peran pentingnya dalam mendorong kerja sama internasional dan menjalin ikatan antar masyarakat. “Upaya yang dilakukan SIF, bersama dengan mitra dan sukarelawannya, telah membantu memajukan tujuan Singapura menjadi negara dengan masyarakat global yang bertanggung jawab,” kata Halimah.
Halimah pun yakin bahwa dirinya sangat percaya pada kekuatan bekerja sama untuk memecahkan tantangan global. Begitupun dengan SIF. "Terlepas dari berbagai tantangan yang tengah dihadapi dunia saat ini, SIF terus berinovasi dengan waktu dan tetap setia pada misinya, yaitu menyatukan warga Singapura dan komunitas dunia untuk berbuat baik,” tambahnya.
SIF memaknai 30 tahun dengan menjalin pertemanan untuk dunia. Program yang beragam menghubungkan warga Singapura dan komunitas dunia. Didukung oleh lebih dari 5.500 sukarelawan dari Singapura, dan dalam kemitraan dengan lebih dari 700 institusi global, program dan inisiatif SIF telah memberikan perubahan positif bagi banyak kehidupan di 28 negara. Pertukaran lintas budaya ini telah memperkuat rasa saling pengertian dan menginspirasi tindakan untuk kebaikan.
Baca: Punya Banyak Pilihan, Yuk Ajak Anak Muda Terjun di Dunia Kreatif