Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ada Empat Jenis Diabetes, Penyebabnya Berlainan

Reporter

Editor

Bram Setiawan

image-gnews
Ilustrasi tes gula darah penderita diabetes (pixabay.com)
Ilustrasi tes gula darah penderita diabetes (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, JakartaDiabetes melitus atau kencing manis merupakan penyakit yang ditandai cirinya kadar gula darah yang tinggi. Mengutip dari International Diabetes Federation (IDF) Atlas, diabetes melitus tipe 2 telah menyebabkan 6,7 juta kematian di dunia selama 2021.

Ada empat jenis diabetes tergantung dari penyebabnya, seperti dikutip dari situs web Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan.

Mengutip dari Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, diabetes tipe 1 ini disebabkan kerusakan sel beta pankreas sehingga kadar insulin dalam darah berkurang. Penyakit ini bisa dialami semua umur, yang umumnya terjadi pada usia di bawah 40 tahun.

  • Diabetes tipe 2

Diabetes melitus tipe 2 terjadi ketika seseorang terlalu banyak insulin, seperti dikutip dari laporan dalam situs web Politeknik Kesehatan Yogyakarta. Tapi, insulin tidak dapat membawa glukosa masukdalam jaringan disebabkan adanya resistansi (ketahanan). Resistensi insulin merupakan turunnya kemampuan insulin merangsang pengambilan kadar gula darah oleh jaringan tepi untuk menghambat produksi glukosa oleh hati.

  • Diabetes gestasional

Diabetes jenis ini terjadi selama masa kehamilan biasanya pada trimester (periode tiga bulan) kedua dan ketiga. Diabetes melitus gestasional berhubungan dengan meningkatnya komplikasi sebelum dan sesudah kelahiran (perinatal). Pasien tipe ini memiliki risiko lebih besar untuk mengalami diabetes melitus selama 5 tahun hingga 10 tahun setelah melahirkan.

  • Diabetes tipe lain
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Diabetes sekunder atau tipe lain muncul setelah adanya suatu penyakit yang mengganggu produksi insulin atau memengaruhi cara kerjanya. Faktor risiko timbulnya diabetes ini antara lain keturunan, obesitas, dan sindrom metabolik Dari keseluruhan faktor itu, obesitas dan sindrom metabolik termasuk yang dapat dikendalikan.

HENDRIK KHOIRUL MUHID 

Baca: Minyak Kenari Baik untuk Kesehatan Kulit dan Mencegah Diabetes

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cara dan Waktu yang Tepat untuk Cek Gula Darah

3 jam lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Cara dan Waktu yang Tepat untuk Cek Gula Darah

Cek gula darah penting karena kadar gula darah yang tidak normal bisa menjadi tanda awal penyakit seperti diabetes atau hipoglikemia.


Tips Kontrol Diabetes untuk Hindari Gangguan Penglihatan

12 jam lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Tips Kontrol Diabetes untuk Hindari Gangguan Penglihatan

Spesialis mata membagi tips mengontrol diabetes demi menghindari gangguan penglihatan dengan cara paling utama dan sederhana.


7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

6 hari lalu

Ilustrasi makanan sehat. (Canva)
7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

Kebiasaan makan yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Simak 5 tips anak ajak pola makan sehat


Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

6 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

OJ Simpson meninggal setelah melawan kanker prostat. Lantas, apa jenis kanker tersebut dan siapa yang berpotensi mengalaminya?


Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

7 hari lalu

Ilustrasi anak obesitas/obesitas dan kesehatan. Shutterstock.com
Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, suatu kondisi yang mengakibatkan kurangnya sel darah merah yang sehat.


Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

17 hari lalu

ilustrasi periksa mata (pixabay.com)
Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

Papiledema adalah pembengkakan kepala saraf kedua yang terjadi secara bersamaan antara dua mata. Cek gejalanya.


Makan Almond Mentah Sebelum Makan Dapat Membantu Kurangi Lonjakan Glukosa, Ini Penjelasannya

24 hari lalu

Kacang Almond. Foto: sheknows.com
Makan Almond Mentah Sebelum Makan Dapat Membantu Kurangi Lonjakan Glukosa, Ini Penjelasannya

Almond memiliki kandungan seng dan magnesium tinggi yang dapat merangsang reseptor tirosin kinase di jaringan adiposa sehingga meningkatkan sensitivitas insulin.


Guru Besar FKUI Sebut Kaitan Puasa Ramadan dan Upaya Mencegah Glaukoma

29 hari lalu

Visualisasi orang dengan glaukoma/JEC
Guru Besar FKUI Sebut Kaitan Puasa Ramadan dan Upaya Mencegah Glaukoma

Pakar sebut Puasa Ramadan jadi momen tepat menghindari glaukoma dengan mengurangi makanan manis pemicu diabetes.


Kandungan Vitamin D yang Rendah dalam Tubuh Ada Kaitannya dengan Obesitas, Ini Penjelasannya

33 hari lalu

Ilustrasi obesitas. Shutterstock
Kandungan Vitamin D yang Rendah dalam Tubuh Ada Kaitannya dengan Obesitas, Ini Penjelasannya

Studi mengatakan ada prevalensi tinggi kekurangan vitamin D pada orang yang mengalami obesitas mungkin karena pengenceran volumetrik vitamin D.


Cukai Minuman Berpemanis Disebut Bisa Tekan Diabetes dan Obesitas

36 hari lalu

Karyawan melintas di depan lemari pendingin minuman kemasan di salah satu gerai Alfamart di Palembang, Sumatera Selatan, Kamis 20 Februari 2020. DPR menyetujui usul Menteri Keuangan untuk mengenakan cukai terhadap produk plastik yang meliputi kantong plastik hingga minuman berpemanis dalam kemasan plastik atau kemasan kecil (sachet) siap dikonsumsi. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Cukai Minuman Berpemanis Disebut Bisa Tekan Diabetes dan Obesitas

Epidemiolog Dicky Budiman menyebut bahwa cukai minuman berpemanis dapat menurunkan jumlah penderita diabetes dan obesitas.