TEMPO.CO, Jakarta - Kebahagiaan boleh dibilang merupakan tujuan yang ingin dirasakan dalam kehidupan. Tapi, seseorang yang mengalami cherophobia cenderung ingin menghindari perasaan bahagia. Mengutip Healthline, cherophobia adalah keadaan saat seseorang merasa tidak nyaman ketika bahagia.
Jika merujuk Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), cherophobia belum diakui sebagai penyakit secara klinis. Tapi, faktanya telah dibuktikan dalam berbagai penelitian ilmiah.
Adapun fobia (phobia) merupakan gangguan kecemasan. Seseorang yang mengalami fobia akan merasa cemas atau ketakutan terhadap suatu objek, tempat, situasi, perasaan, hewan. Adapun chero diambil dari Bahasa Yunani berarti sukacita.
Laporan ilmiah Fear of Happiness Scale menguraikan gejala kecemasan saat merasa bahagia. Gejala cherophobia dibagi menjadi dua, yaitu perilaku dan kognitif.
Gejala perilaku dapat diidentifikasi jika seseorang menghindari kegiatan yang bisa menimbulkan rasa kebahagiaan. Seseorang dengan gejala cherophobia juga akan menolak memiliki hubungan dengan orang lain atau peluang apa pun yang bisa memunculkan rasa bahagia.
Adapun gejala kognitif seperti perasaan takut karena kebahagiaan merupakan pertanda akan muncul keburukan. Seseorang dengan gejala itu akan merasa bersalah saat bahagia, karena banyak orang lain menderita.
Gejala lainnya merasa tidak berhak bahagia karena takut menimbulkan iri dengki yang bisa merusak hubungan sosial. Ada pula kecenderungan berpikir, bahwa merasa bahagia merupakan hal yang membuang-buang waktu.
VIOLA NADA HAFILDA
Baca: Enam Jenis Fobia yang Aneh, Takut Bahagia hingga Ibu Mertua