TEMPO.CO, Jakarta - Ukuran merupakan kriteria paling utama saat membeli pakaian. Bagaimana tidak? Rasanya akan percuma apabila melihat pakaian yang bagus, tetapi ukuran tidak sesuai dengan yang diinginkan. Simak penjelasan berikut untuk mengetahui awal mula penentuan ukuran pada pakaian.
Dilansir dari Sizolution Medium, tata cara menjahit serta pola-pola pembuatan pakaian yang ada pada saat ini bermula dari temuan Juan de Alcega. Ia merupakan penjahit sekaligus ahli matematika asal Spanyol. Akan tetapi, Alcega tidak membicarakan soal ukuran sehingga sampai pada abad ke-19, pakaian hanya diproduksi untuk individu dan harus memesan terlebih dahulu.
Sampai akhirnya, mengutip dari Majalah Seamwork, pada awal 1800-an, penjahit mulai memproduksi pakaian jadi, tanpa harus mengukur perorangan terlebih dahulu. Ini dikarenakan adanya kondisi perang yang mengharuskan proses produksi pakaian secara cepat. Kemudian disusul oleh Perang Dunia I yang membuat produksi pakaian secara besar-besaran mulai menyebar.
Seiring berjalannya waktu, pembuatan pakaian pun menjadi lebih mudah. Berbagai penamaan standar ukuran pakaian dapat kita temukan. Di tiap negara pun standar ukuran dapat berbeda-beda. Sebagai contoh, terdapat teknik Alpha Sizing yang mulai dikenal pada 1996.
Teknik ukuran pakaian tersebut merujuk pada pengunaan huruf S, M, L, atau XL. S berarti small, M berarti medium, L artinya large. Sementara itu, huruf X menandakan extra. Teknik ini digunakan karena bisa lebih menekan biaya produksi.
VIOLA NADA HAFILDA
Baca: Lily Colins Ungkap Pakaian Emily in Paris Musim 2 Tak Ada Celana Olahraga
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.