Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kata Dosen Psikologi tentang Fenomena Selebritas Merawat Boneka Arwah

image-gnews
Ilustrasi bermain boneka. Dok. UMM
Ilustrasi bermain boneka. Dok. UMM
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Akhir-akhir ramai selebritas yang menunjukkan 'bayi' yang sejatinya adalah boneka arwah atau spirit doll. Boneka jenis ini berbeda dengan boneka mainan pada umumnya karena memiliki bentuk yang begitu mirip dengan bayi sungguhan.

Boneka arwah itu mendapat perlakuan layaknya bayi. Mengenakan pakaian bagus, tidur di ranjang bayi, dan memiliki aksesori sebagaimana bayi pada umumnya. Bahkan ada selebritas yang ternama punya jadwal rutin memandikan dan menjemur dua boneka arwah yang diadopsinya.

Mengetahui fenomena tersebut, dosen Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang atau UMM, Cahyaning Suryaningrum mengatakan, sebagai makhluk sosial, setiap manusia memiliki kebutuhan psikologis tertentu yang berhubungan dengan orang lain. Menurut dia, orang-orang yang mengadopsi boneka arwah kemungkinan merasa kesepian, tidak punya teman curhat, atau memang membutuhkan penyaluran kasih sayang.

"Bisa jadi semua ini tidak terpenuhi karena ada hambatan tertentu," kata perempuan yang biasa disapa Naning, pada Jumat, 7 Januari 2022. Misalkan, seseorang sangat ingin punya anak, namun faktanya tidak punya anak karena belum menikah atau memang belum mempunyai pasangan hidup.

Dosen Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang atau UMM, Cahyaning Suryaningrum. Dok. Humas UMM

Bisa juga akibat kesulitan menjalin kedekatan dengan orang lain, khususnya dengan lawan jenis. Jika semua kebutuhan psikologis ini terpenuhi, maka seseorang biasanya tidak akan mencari benda mati sebagai pengganti. "Kemungkinan, mereka tidak dapat menjalin kedekatan yang memuaskan dengan orang lain, keterampilan sosial rendah, ataupun tidak percaya kepada orang lain untuk menceritakan isi hatinya. Bisa juga karena ingin untuk menyalurkan rasa kasih sayang dan merawat orang lain, namun tidak terpenuhi. Hal-hal itulah yang mendorong beberapa orang mencari alternatif sebagai pengganti teman, yaitu spirit doll," ujar Naning yang juga Kepala Program Studi Magister Psikologi Profesi UMM.

Naning melihat fenomena adopsi boneka arwah mirip dengan orang yang memilih memelihara dan menjalin kelekatan dengan hewan peliharaan, tetapi hanya berbeda pada objek yang dipilih. Pengadopsi boneka arwah tidak bisa dikatakan mengalami kelainan mental sepanjang fungsi-fungsi psikologisnya masih berjalan baik. Begitu pula dengan proses berpikir yang masih koheren dan tidak mengganggu perannya dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Perlu mengukur banyak faktor dalam mendiagnosis apakah seseorang memiliki masalah mental atau tidak. Salah satunya melalui gejala-gejala yang tidak normal dari sisi bentuk, namun juga intensitas gejala-gejala tersebut.

"Mungkin ada yang sekadar ikut-ikutan. Tren spirit doll juga bisa menjadi pemenuhan kebutuhan psikologis yang tidak dapat dipenuhi karena adanya hambatan tertentu," kata Naning. "Sesekali bercerita pada boneka arwah mengenai beban hidup boleh-boleh saja. Yang terpenting adalah bagaimana mengatasi hambatan-hambatan psikologis itu, sehingga dapat menyalurkan kebutuhan psikologisnya."

Naning mengingatkan, pelabelan negatif oleh masyarakat kepada pengadopsi spirit doll bisa membuat orang tersebut tertekan. Alih-alih memberi label tidak waras, akan lebih bijak kalau lingkungan sekitar mencoba memahami alasan atau penyebab orang tersebut memilih mengadopsi spirit doll.

"Jika mengetahui penyebab seseorang memilih boneka arwah, kita jadi tahu cara untuk membantu mengatasinya," ujar dia. Contoh, jika seseorang memilih boneka arwah karena merasa kesepian dan kehilangan rasa percaya kepada orang lain, maka bida dibantu untuk meningkatkan keterampilan sosialnya agar dapat menjalin pertemanan dan kedekatan dengan orang lain. "Jadi, mencari tahu dan memahami penyebab utama adalah hal yang terpenting."

Baca juga:
Banyak Diadopsi Artis, Apa Sebenarnya Boneka Arwah Itu?

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Begini Dua Mahasiswi Ini Bandingkan Kelas dan Skema IUP di QUT dan Unair

15 hari lalu

Queensland University of Technology, Australia. Gotoaustralia.com.au
Begini Dua Mahasiswi Ini Bandingkan Kelas dan Skema IUP di QUT dan Unair

Keduanya adalah mahasiswa International Undergraduate Program (IUP) Psikologi Universitas Airlangga (Unair).


Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Polisi Kesulitan Gali Motif Lantaran Keterangan Pelaku Berubah-ubah

19 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan menggunakan senjata tajam. shutterstock.com
Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Polisi Kesulitan Gali Motif Lantaran Keterangan Pelaku Berubah-ubah

Polisi menyebut ibu bunuh anak di perumahan Bekasi mengalami halusinasi.


Hinamatsuri, Tradisi dan Harapan untuk Anak Perempuan dalam Budaya Jepang

25 hari lalu

Boneka sawah dengan ukuran sebesar orang dewasa, atau biasa disebut boneka Hina. Boneka itu menggunakan pakaian adat Jepang, Hinamatsuri. Himeji, Jepang, 28 Februari 2015. Buddhika Weerasinghe / Getty Images
Hinamatsuri, Tradisi dan Harapan untuk Anak Perempuan dalam Budaya Jepang

Hinamatsuri atau hari boneka merupakan festival anak perempuan dalam budaya Jepang yang diadakan setiap tanggal 3 Maret.


Polres Tangerang Selatan Bakal Periksa Psikologi Korban Perundungan Geng Binus School

38 hari lalu

SMA Binus Serpong di Jalan Lengkong Karya No 58, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan, Senin 19 Februari 2024. TEMPO/Muhammad Iqbal
Polres Tangerang Selatan Bakal Periksa Psikologi Korban Perundungan Geng Binus School

Polres Tangerang Selatan berencana melakukan pemeriksaan psikologi terhadap korban perundungan siswa Binus School Serpong.


Tamara Tyasmara Pastikan Hadiri Pemeriksaan Lanjutan di Polda Metro Jaya Hari Ini

39 hari lalu

Tamara Tyasmara didampingi tim kuasa hukumnya datang ke Gedung SDM Polri pada Kamis, 15 Februari 2024 untuk menjalani pemeriksaan psikologis. TEMPO/Desty Luthfiani.
Tamara Tyasmara Pastikan Hadiri Pemeriksaan Lanjutan di Polda Metro Jaya Hari Ini

Tamara Tyasmara akan didampingi oleh kuasa hukumnya, Sandy Arifin, pada pemeriksaan lanjutan di Polda Metro Jaya hari ini.


Kasus Dante Tewas Ditenggelamkan di Kolam Renang, Apsifor Sebut Bakal Periksa Lagi Tamara Tyasmara

41 hari lalu

Tamara Tyasmara saat dikunjungi teman-temannya. Foto: Instagram.
Kasus Dante Tewas Ditenggelamkan di Kolam Renang, Apsifor Sebut Bakal Periksa Lagi Tamara Tyasmara

Tamara Tyasmara mengatakan bakal kooperatif jika ada panggilan lagi oleh kepolisian secara resmi.


Tamara Tyasmara Sudah 2 Tahun Pacaran dengan Yudha Arfandi Tersangka Pembunuh Dante

41 hari lalu

Tamara Tyasmara didampingi tim kuasa hukumnya datang ke Gedung SDM Polri pada Kamis, 15 Februari 2024 untuk menjalani pemeriksaan psikologis. TEMPO/Desty Luthfiani.
Tamara Tyasmara Sudah 2 Tahun Pacaran dengan Yudha Arfandi Tersangka Pembunuh Dante

Tamara Tyasmara mengaku berpacaran dengan Yudha Arfandi sejak 2022.


Catat Daftar Rumah Sakit untuk Caleg Stres Gagal di Pileg 2024, RSKD Duren Sawit Sediakan Layanan Psikologi

44 hari lalu

RSKD Duren Sawit. Foto : X
Catat Daftar Rumah Sakit untuk Caleg Stres Gagal di Pileg 2024, RSKD Duren Sawit Sediakan Layanan Psikologi

Rumah sakit mana saja yang menyediakan jasa layanan khusus untuk para caleg stres akibat gagal dalam Pileg 2024?


Polisi Bakal Periksa Psikologi Angger Dimas di Kasus Kematian Dante Hari Ini

45 hari lalu

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi (kanan) danDireskrimum Kombes Pol Wira Satya (kiri) menyampaikan keterangan saat rilis kasus pembunuhan Dante anak dari artis Tamara Tyasmara di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin, 12 Februari 2024. Wira menjelaskan alasan tersangka membenamkan kepala korban ke dalam air adalah untuk berlatih pernapasan agar Dante lebih kuat, tidak terlalu panik dan tidak takut air. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Polisi Bakal Periksa Psikologi Angger Dimas di Kasus Kematian Dante Hari Ini

Penyidik Polda Metro Jaya bersama ahli psikologi forensik akan memeriksa psikologi ayah Dante, Angger Dimas hari ini.


PBB Prihatin pada Mental Anak-anak di Gaza yang Trauma

48 hari lalu

Anak-anak Palestina menunggu untuk menerima makanan yang dimasak oleh dapur amal di tengah kekurangan pasokan makanan, saat konflik antara Israel dan Hamas berlanjut, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 5 Februari 2024. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
PBB Prihatin pada Mental Anak-anak di Gaza yang Trauma

PBB berharap ada dukungan psikologi besar-besaran untuk anak-anak yang mengalami trauma di Gaza, Tepi Barat dan Israel