TEMPO.CO, Jakarta - Botox, mengutip dari Medical News today, sebenarnya adalah racun. Tetapi, saat dokter menyutikkannya dalam dosis kecil, botox bisa bermanfaat baik dalam bidang medis dan kosmetik.
Botox terbuat dari protein yang terbuat dari toksin Botulinium tipe A. Toksin ini diproduksi oleh bakteri Clostridium botulinium dan bisa menyebabkan botulisme (bentuk keracunan makanan yang bisa mengancam).
Racun botulinium sangat berbahaya. Beberapa ilmuwan memperkirakan satu gramnya bisa membunuh satu juta orang dan beberapa gramnya bisa membunuh setiap manusia di planet ini. Namun, American College of Dermatology melaporkan botox akan aman dan memiliki sedikit efek samping bila digunakan dalam konteks terapeutik.
Efek Samping Botox
Melansir dari Healtline, Jumat, 10 September 2021, sebuah tinjauan studi pada 2021 menyimpulkan beberapa orang yang diberi suntikan botox mengalami efek samping sebagai berikut:
- Kemerahan superficial pada kulit;
- Pembengkakan;
- Alis atau kelopak mata terkulai;
- Rasa sakit di daerah yang disuntik;
- Perubahan warna kulit lainnya.
Baca Juga:
Sebagian besar efek samping ini terbilang ringan dan bersifat sementara. Inilah mengapa botox dianggap aman secara keseluruhan.
Untuk mendapatkan jaminan keamanan botox, Anda bisa pergi ke dokter kulit bersertifikat atau ahli bedah plastik. Jika tidak disuntik dengan benar, Anda mungkin akan mengalami efek samping yang lebih parah dan bisa membahayakan.
AMELIA RAHIMA SARI
Baca: Botox dan Filler Bikin Kulit Muda, Awas Efek Sampingnya
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.