TEMPO.CO, Jakarta - Semakin banyak jumlah perempuan perokok. Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat (IAKMI), Hermawan Saputra, mengatakan banyaknya perempuan yang merokok disebabkan kondisi kesehatan mental yang tak stabil.
“Kalau laki-laki, ini memang karena lingkungan yang lebih dominan. Tapi kalau perempuan, lebih dari dalam dirinya. Itu yang harus dimanajemen dengan baik,” kata Hermawan.
Ia menyebutkan motif yang menyebabkan perempuan merokok agak berbeda dengan laki-laki. Beberapa motif tersebut dapat dilatarbelakangi oleh gaya hidup, stres, sedang melarikan diri dari suatu masalah seperti perasaan diremehkan. Akhirnya, motif-motif itu memberikan guncangan psikologis yang menyebabkan perempuan cenderung memilih merokok.
“Kalau pada perempuan, merokok itu biasanya bukan dari sesuatu yang ikut-ikutan tetapi memang menjadi pilihan,” ujarnya.
Berbeda dengan perokok pria yang umumnya disebabkan oleh faktor lingkungan, seperti mencontoh perilaku orang terdekat. Oleh sebab itu, diperlukan manajemen stres yang baik, terbukanya sebuah pemikiran, dan edukasi yang dimiliki untuk menjadi dasar sehingga perempuan memahami buruknya merokok.
Namun, manajemen itu sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang dapat mempengaruhi kondisi kesehatan mental dan juga perilaku sehingga kondisi lingkungan diharapkan dapat membantu perempuan tidak ikut merokok.
“Ini yang menyebabkan harus ditelusuri apa faktor perempuan itu bisa merokok. Apakah dia punya masalah atau betul-betul stres atau lingkungan pertemanan yang menarik dia pada perilaku bebas untuk merokok,” tegas Hermawan.
Baca juga: Saran Psikolog untuk Hadapi Dampak Panjang Pandemi Covid-19