Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menteri Kesehatan: Mayoritas Pasien Omicron Tak Butuh Perawatan Serius

Reporter

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron. REUTERS/Dado Ruvic
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron. REUTERS/Dado Ruvic
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan mayoritas pasien Omicron memiliki gejala ringan dan tidak bergejala. Sebab itu, mereka tak membutuhkan perawatan serius di rumah sakit.

"Pasien hanya perlu menjalani isolasi mandiri di rumah dengan mengkonsumsi suplemen vitamin atau obat terapi tambahan yang telah diizinkan penggunaannya oleh pemerintah," kata Budi Gunadi Sadikin. Menurut dia, kenaikan penularan varian Omicron akan jauh lebih tinggi daripada varian Delta. Namun demikian, yang membutuhkan perawatan intensif jauh lebih sedikit.

Kondisi tersebut membuat pemerintah mengubah strategi pelayanan kesehatan dari yang sebelumnya ke rumah sakit, sekarang berfokus ke rumah. "Karena akan banyak yang terinfeksi namun tidak perlu ke rumah sakit," tutur Budi Gunadi Sadikin.

Dalam memantau kondisi pasien yang menjalani isolasi mandiri di rumah, Kementerian Kesehatan menggandeng 18 platform telemedicine untuk memberikan jasa konsultasi dokter dan pengiriman obat secara gratis. Layanan kesehatan digital itu adalah Alodokter, Getwell, Good Doctor, Halodoc, KlikDokter, KlinikGo, Link Sehat, Milvik Dokter, ProSehat, SehatQ, YesDok, Aido Health, Homecare24, Lekasehat, mDoc, Trustmedis, dan Vascular Indonesia.

Kementerian Kesehatan juga memperbarui rekomendasi pemberian obat bagi pasien Covid-19, yakni menyertakan obat Molnupiravir dan Plaxlovid untuk terapi pasien dengan gejala ringan. Dari hasil penelitian, Molnupiravir dan Plaxlovid mampu mengurangi gejala parah bahkan kematian pada pasien Covid-19.

Kedua obat tersebut telah diujicobakan kepada pasien yang terinfeksi virus corona dan terbukti aman. Molnupiravir telah mengantongi izin penggunaan dari Badan Pengawas Obat Amerika Serikat (FDA) serta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Sedangkan Plaxlovid dalam proses mendapatkan izin penggunaan darurat dari BPOM.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dari total 414 kasus Omicron sampai 9 Januari 2022 kemarin, sebanyak 99 persen menunjukkan gejala ringan dan tanpa gejala. Pasien yang membutuhkan perawatan oksigen hanya dua orang, yakni lelaki berusia 58 tahun dan 47 tahun. Mereka memiliki penyakit penyerta atau komorbid dan kini sudah sembuh.

Pada Senin, 10 Januari 2022, kasus infeksi varian Omicron bertambah 92 kasus, sehingga total 506 kasus. Dari angka tersebut, 84 di antaranya berasal dari transmisi lokal dan sisanya, 422 kasus dialami oleh orang yang baru kembali dari luar negeri.

Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, masyarakat harus bersiap menghadapi gelombang Omicron karena karakter penyebarannya sangat cepat. Namun dari tingkat keparahan, sebagian besar pasien Covid-19 yang terinfeksi varian Omicron tidak menunjukkan gejala serius.

Baca juga:
Disuntikkan Mulai Hari Ini, Berikut Syarat Penerima Vaksin Booster

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pakar Onkologi Toraks Ungkap 3 Kelompok Risiko Tinggi Kena Kanker Paru

2 jam lalu

Gejala Kanker Paru Bisa Terlihat dari Wajah, Seperti Apa?
Pakar Onkologi Toraks Ungkap 3 Kelompok Risiko Tinggi Kena Kanker Paru

Elisna Syahruddin, PhD, Sp.P (K) menjelaskan terdapat tiga kelompok berisiko tinggi terkena kanker paru yang perlu melakukan skrining.


Efektivitas Wolbachia Perangi Demam Berdarah Dengue, Cara Kerja & Keamanannya

13 jam lalu

Pengamatan sampel nyamuk Aedes aegipty ber-Wolbachia di Laboratorium WMP Yogyakarta. Riset ini dipimpin Profesor Adi Utarini dari UGM yang terpilih menjadi satu di antara 100 orang paling berpengaruh 2021 versi Majalah Time. Dok Tim WMP
Efektivitas Wolbachia Perangi Demam Berdarah Dengue, Cara Kerja & Keamanannya

Salah satu bentuk inovasi terbaru yang kini hadir Indonesia berupa bakteri Wolbachia yang disuntikkan ke dalam sel di tubuh nyamuk Aedes aegypti.


Apa Dampak Gigitan Nyamuk Wolbachia kepada Manusia?

1 hari lalu

Pengamatan sampel nyamuk Aedes aegipty ber-Wolbachia di Laboratorium WMP Yogyakarta. Riset ini dipimpin Profesor Adi Utarini dari UGM yang terpilih menjadi satu di antara 100 orang paling berpengaruh 2021 versi Majalah Time. Dok Tim WMP
Apa Dampak Gigitan Nyamuk Wolbachia kepada Manusia?

Dampak gigitan nyamuk wolbachia, di antaranya gatal dan bentol


Penyebaran Nyamuk Wolbachia untuk Pengentasan DBD di Jakarta Barat Direncanakan Awal Desember

9 hari lalu

Ribuan larva nyamuk di
Penyebaran Nyamuk Wolbachia untuk Pengentasan DBD di Jakarta Barat Direncanakan Awal Desember

Ember berisi nyamuk pembawa bakteri wolbachia itu akan ditaruh di sekolahan, perkantoran, perumahan di kawasan Kembangan, Jakarta Barat.


Indonesia Masih di Urutan 2 Jumlah Terbanyak Penderita TBC Sedunia, Berikut Penjelasannya

10 hari lalu

Ilustrasi obat Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Indonesia Masih di Urutan 2 Jumlah Terbanyak Penderita TBC Sedunia, Berikut Penjelasannya

Indonesia masih berkutat pada peringkat dua penderita TBC sedunia, setelah India. Berikut beberapa pencetus dan kendala penganan tuberkulosis.


Menteri Kesehatan Turki dan Mesir Bahas Pemindahan Pasien Kanker dari Gaza

12 hari lalu

Seorang terapis memberikan terapi sengatan lebah pada pasien di klinik Rateb Samour, Gaza, Palestina, 11 April 2016. Ratusan pasien terapi gigitan lebah ini mengalami penyakit seperti rambut rontok, cerebral palsy, epilepsi, gangguan tulang belakang, masalah pendengaran, alergi hidung, hingga kanker. REUTERS
Menteri Kesehatan Turki dan Mesir Bahas Pemindahan Pasien Kanker dari Gaza

Menteri kesehatan Turki dan Mesir rapat membahas bantuan untuk Gaza dan pemindahan pasien kanker ke Turki.


Dinkes Kota Bekasi: Satu Warga Positif Cacar Monyet, Sedang Diisolasi

14 hari lalu

An illustration of a monkeypox vaccine. (ANTARA/Shutterstock/am/rst)
Dinkes Kota Bekasi: Satu Warga Positif Cacar Monyet, Sedang Diisolasi

Dinas Kesehatan menerima data tiga kasus positif cacar monyet tapi dua menjalani isolasi di luar Kota Bekasi.


Vaksin Cacar Monyet Sangat Terbatas dan Mahal, Apa yang Harus Dilakukan?

14 hari lalu

An illustration of a monkeypox vaccine. (ANTARA/Shutterstock/am/rst)
Vaksin Cacar Monyet Sangat Terbatas dan Mahal, Apa yang Harus Dilakukan?

Kemenkes RI menyatakan bahwa vaksin untuk cacar monyet atau mpox sangat terbatas dan mahal.


Minta Masyarakat Tenang, Menkes: Penularan Cacar Monyet Gak Sepesat Covid-19

15 hari lalu

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan pemaparan saat menghadiri rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 7 November 2023. Rapat tersebut membahas isu faktual Penanganan korban Gangguan Ginjal Akut (GGAPA), penanganan penyakit menular di Indonesia seperti dengue, tuberkulosis, monkey pox, hepatitis, dan penanganan penyakit tidak menular seperti kesehatan jiwa, diabetes, dan kanker, serta penanganan beberapa kasus malpraktik di rumah sakit. TEMPO/M Taufan Rengganis
Minta Masyarakat Tenang, Menkes: Penularan Cacar Monyet Gak Sepesat Covid-19

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan kasus cacar monyet atau Monkeypox di Indonesia tidak akan menular sepesat COVID-19.


Kemenkes Luncurkan Rekam Medis Elektronik, Apa Fungsinya?

16 hari lalu

Ilustrasi - Seorang pengguna aplikasi SatuSehat, pengganti PeduliLindungi, memperlihatkan layar ponselnya saat akan mengakses layanan di Jakarta, Selasa 28 Februari 2023. ANTARA/Andi Firdaus
Kemenkes Luncurkan Rekam Medis Elektronik, Apa Fungsinya?

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meluncurkan rekam medis elektronik (RME) yang terintegrasi ke dalam aplikasi Satusehat.