TEMPO.CO, Jakarta - Membuat tato pada bagian tubuh menjadi kesenangan tersendiri bagi penggemarnya. Bahkan pemilik tato akan selalu merasa kurang jika tidak menambahkan corak lain pada bagian tubuh yang masih kosong. Namun, apakah proses mentato sekadar menggambar corak pada permukaan kulit?
Melansir dari laman jurnal penelitian Universitas Pekanbaru, ada dua cara pembuatan tato, yaitu dengan cara retas tubuh (scarification) dan pemberian lubang pada kulit (cicatrization). Keduanya sama-sama dilakukan dengan melukai tubuh.
Retas tubuh dilakukan dengan cara menggores permukaan kulit menggunakan benda tajam serupa jarum untuk menimbulkan luka. Luka tersebut berbentuk panjang dan lurus menyesuaikan dengan bentuk yang diinginkan. Ketika luka sembuh, maka akan membentuk benjolan pada kulit.
Sedangkan cicatrization atau pemberian lubang, mengutip dari laman Jurnal Unikom pada 2020, sesuai namanya dilakukan dengan cara melubangi permukaan kulit dengan benda runcing sesuai dengan gambar yang diinginkan, lalu melalui lubang-lubang itulah tinta dimasukkan. Pembuatan tato dengan cara ini menjadi yang paling umum dilakukan.
Seiring berjalannya waktu, kedua cara tersebut sama-sama akan menghasilkan gambar yang permanen. Jika Anda tertarik untuk membuat tato, berkonsultasilah terlebih dahulu untuk menemukan cara yang tepat dan tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya.
RISMA DAMAYANTI
Baca juga: Risiko Tato bagi Kesehatan, dari Iritasi Kulit hingga Kanker