Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Richard Gere tentang Totalitas

image-gnews
Perbincangan dengan Richard Gere di Mola Living live ini menggambarkan pekerjaan sebagai aktor, dan bagaimana peran yang dimainkan berdampak pada kehidupan pribadi.
Perbincangan dengan Richard Gere di Mola Living live ini menggambarkan pekerjaan sebagai aktor, dan bagaimana peran yang dimainkan berdampak pada kehidupan pribadi.
Iklan

INFO GAYA – Akting bagi aktor gaek Richard Gere bukan sekadar berperan di depan kamera. Ia berupaya total mendalami karakter setiap tokoh yang diperankannya melalui riset panjang. 

Misalnya dalam pembuatan film Norman: The Moderate Rise and Tragic Fall of a New York Fixer, Richard Gere menghabiskan waktu selama satu tahun bersama sang sutradara, Joseph Cedar, untuk mendiskusikan karakter Norman Oppenheimer, tokoh sentral dalam film itu.

“Kami menghabiskan waktu setahun untuk membicarakan naskah, kami berpikir bersama, lalu menulisnya. Sampai akhirnya bisa menemukan karakter Norman dalam diri saya,” ujarnya kepada mantan duta besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Dino Patti Djalal yang didampingi presenter Marissa Anita dalam Mola Living, Kamis, 13 Januari 2022.

Pendalaman karakter lebih intens bahkan dilakukan Richard Gere saat membuat film Time Out of Mind pada 2014 yang bercerita tentang hidup seorang gelandangan di kota besar, New York. Film ini berawal dari sebuah skenario yang menurut Richard Gere kurang menarik, perlu renovasi total. Maka ia pun membeli naskah tersebut dan membacanya berulang-ulang selama enam tahun.

Saat membaca, ia teringat pada seorang kawan, gelandangan di Kota New York yang dijuluki Cadillac Man. Bagi Cadillac Man, nasibnya harus dilalui setiap hari. Sedangkan bagi Richard Gere dan kita, hidup menjadi gelandangan mungkin sebuah tragedi. Dari kisah ini, Richard Gere melalui filmnya ingin memberi nilai penting dalam hidup, bahwa tragedi bisa saja terjadi pada setiap orang. Hidup seperti roller coaster, bisa saja sebuah kejadian memutar-balikkan nasib seseorang.

Untuk menjadikan Time Out of Mind berkesan film dokumenter, Richard Gere berulang kali mengunjungi barak penampungan para gelandangan di New York (Coalition for the Homeless) untuk merasakan atmosfer hidup sebagai kaum miskin. Bahkan ia melakukan satu eksperimen sosial demi mendapatkan pengalaman asli hidup sebagai gelandangan. 

Suatu hari, Richard Gere menyamar sebagai gelandangan lalu berdiri diam pada sebuah persimpangan yang ramai orang lalu-lalang di sudut area bisnis New York. “Saya berdiam saja selama 45 menit dan tidak seorang pun mengenali saya,” ujarnya. Sementara itu, juru kamera dan kru film merekam aksinya dari warung kopi di seberang jalan.

Penyamaran ini kemudian menjadi viral ketika berbagai media menulisnya. Namun, di saat Richard melakukannya, ia mendapati dirinya sebagai seseorang yang tidak dipedulikan oleh orang lain. Sungguh berbeda ketika ia mengenakan jas, keluar dari limousine dan berjalan di karpet merah, banyak orang yang memujanya. Pada posisi ini ia merasa menjadi pusat semesta, sedangkan menjadi gelandangan seolah dirinya tersedot ke lubang hitam, karena menjadi gelandangan berarti harus siap menjadi “bukan siapa-siapa, saya tidak eksis,” katanya. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Totalitas Richard Gere dalam berakting sebenarnya terekam jelas dalam perjalanan kariernya. Ia mengawali sebagai pelaku peran di Seattle Repertory Theatre vdan Provincetown Playhouse pada usia 20 tahun. Di kampus, ia belajar dari guru akting Doris Abramson yang juga memiliki murid ternama seperti Michael Douglas dan Dustin Hoffman. “Doris guru yang sangat bagus. Dalam mengajar akting, ia ingin kami dapat menemukan esensi dalam diri kami sendiri, menemukan cara sendiri (untuk berakting natural),” ucap Richard Gere. 

Berkat totalitas berakting, sederet film yang ia bintangi mencetak prestasi, baik ketenaran maupun finansial. Sebut saja di antaranya American Gigolo (1980) dan An Officer and a Gentleman (1982), hingga masuk dalam nominasi Best Actor di Golden Globe Award.

Untuk masyarakat Indonesia, penampilannya bersama Julia Roberts dalam film Pretty Woman (1990) sangat fenomenal. Selain menjadi tayangan box office, film itu kembali terpilih dalam nominasi di ajang serupa. Namun akhirnya, trofi Best Actor di ajang Golden Globe Award berhasil diraih Richard Gere pada 2002 melalui film musikal Chicago.

Hidup bersama seni peran, Richard Gere tetap mencari makna kehidupan yang kemudian ia temukan dalam ajaran Zen, Buddha. Ia langsung berguru pada pemimpin besar di Tibet, Dalai Lama. Pada pertemuan terakhir beberapa tahun lalu, mahaguru spiritual itu mengajari banyak hal tentang hidup, untuk menyadari bahwa setiap orang sebenarnya dibutuhkan dan dicintai. Ajaran seperti ini, kata Richard Gere, memiliki makna yang dalam, bahwa manusia adalah makhluk sosial, saling bergantung dengan sesama. 

Menurutnya, pandemi Covid-19 telah memberi pelajaran berharga. Bagi Richard yang tinggal bersama istri dan anak-anak dan dikelilingi banyak pelayan di rumah besar, interaksi sosial masih berlangsung kendati pemerintah menetapkan untuk lockdown. Berbeda dengan orang yang tinggal sendiri, hal tersebut membuatnya terhalang untuk bersosialisasi. 

Perkaranya, kian banyak orang yang mengembangkan ego dan perasaan antisosial tersebut. menurut Richard Gere, hal ini berbahaya untuk kemanusiaan. “Jika kita semakin memikirkan diri sendiri, bakal semakin sering menemukan kesulitan. Begitu juga, semakin berpikir semuanya milik saya, semakin banyak timbul kesulitan. Kita harus sadar bahwa semakin banyak mencintai, kita akan lebih lagi dicintai. Semakin sering memberi, kita pun akan lebih banyak mendapatkan,” ujarnya. (*)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mandiri Group Santuni 57.000 Anak Yatim dan Duafa

4 jam lalu

Mandiri Group Santuni 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Bank Mandiri memberikan bingkisan kepada 57.000 anak yatim dan duafa di seluruh Indonesia.


Bamsoet Dukung Kerjasama PT JIO Distribusi Indonesia dan BAIC Internasional Hadirkan Mobil Jeep BAIC

4 jam lalu

Bamsoet Dukung Kerjasama PT JIO Distribusi Indonesia dan BAIC Internasional Hadirkan Mobil Jeep BAIC

Bambang Soesatyo mendukung masuknya Beijing Automotive Group melalui BAIC Internasional meramaikan pasar otomotif Indonesia.


Strategi Kemenhub Pastikan Mudik Lebaran 2024 Nyaman dan Ceria

4 jam lalu

Strategi Kemenhub Pastikan Mudik Lebaran 2024 Nyaman dan Ceria

Puluhan ribu armada disiapkan di sektor transportasi darat, laut, dan udara. Semua untuk melayani 193,6 juta pemudik.


Rekomendasi Tempat Wisata dan Kuliner untuk Keluarga di Hong Kong

5 jam lalu

Rekomendasi Tempat Wisata dan Kuliner untuk Keluarga di Hong Kong

Hong Kong, sebuah kota yang memikat dengan perpaduan antara budaya tradisional dan kemajuan modern, menawarkan pengalaman liburan yang tak terlupakan bagi seluruh anggota keluarga.


Sistem E-Katalog Versi 6.0 LKPP Resmi Meluncur

5 jam lalu

Sistem E-Katalog Versi 6.0 LKPP Resmi Meluncur

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) meresmikan peluncuran Katalog Elektronik Versi 6.0 pada Kamis, 28 Maret 2024, di Jakarta.


Ketua DPR RI Puan Maharani: Komitmen Terhadap Kesejahteraan Ibu dan Anak Melalui RUU KIA

6 jam lalu

Ketua DPR RI Puan Maharani: Komitmen Terhadap Kesejahteraan Ibu dan Anak Melalui RUU KIA

Ketua DPR RI, Dr. (H.C) Puan Maharani, dengan tegas menegaskan bahwa DPR RI memiliki komitmen yang kuat terhadap kesejahteraan ibu dan anak melalui Rancangan Undang-Undang (RUU) Kesejahteraan Ibu dan Anak pada Fase 1.000 Hari Pertama Kehidupan atau RUU KIA.


BNPT Mendukung Tercapainya Visi Indonesia Emas 2045

6 jam lalu

BNPT Mendukung Tercapainya Visi Indonesia Emas 2045

Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) Bangbang Surono, A.k, M.M, CA., optimis BNPT mampu berperan dan berdampak dalam mendukung tercapainya visi Indonesia Emas 2045.


Universitas Terbuka Menegaskan Keterlibatan dalam Program MBKM

6 jam lalu

Universitas Terbuka Menegaskan Keterlibatan dalam Program MBKM

Sejumlah pemberitaan yang beredar di media belakangan ini menyinggung tentang keterlibatan Universitas Terbuka (UT) dalam program Ferienjob yang dijalankan melalui PT CVGEN dan PT Sinar Harapan Bangsa (SHB) sebagai penyelenggara program tersebut.


Tingkatkan Layanan, KKP Terapkan Sistem Anti Suap

7 jam lalu

Tingkatkan Layanan, KKP Terapkan Sistem Anti Suap

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut (Ditjen PKRL) terus berupaya melakukan kegiatan pencegahan korupsi.


Nita Setiawan dan GBI Keluarga Allah Jakarta Berbagi Takjil

7 jam lalu

Nita Setiawan dan GBI Keluarga Allah Jakarta Berbagi Takjil

Sebagai bentuk kepedulian dan empati terhadap sesama di Bulan Suci Ramadhan, Ps. Nita Setiawan dan GBI Keluarga Allah Jakarta menggelar acara Berbagi Takjil di CBD Puri Jakarta Barat pada Rabu, 28 Maret 2024.