TEMPO.CO, Jakarta - Bila bahtera rumah tangga sudah lama oleng, wajar untuk bertanya haruskah bercerai. Anda mungkin berfantasi meninggalkan hubungan akan menyelesaikan semua masalah. Masalahnya, perceraian tidak menjamin Anda akan lebih bahagia.
Jadi, jika bertanya-tanya, "Haruskah saya bercerai?", pertimbangkan tujuh tips berikut untuk membantu memutuskan apa yang tepat untuk Anda dan hubungan, seperti dilansir dari Your Tango.
Cari pola, bukan hanya masalah
Jika masalah berat dalam pernikahan seringkali terjadi dan pasangan tidak mau berubah, Anda sedang menghadapi masalah yang jauh lebih besar. Jika pasangan memiliki pola perilaku yang sama dan mengganggu, menyakiti, dan mengancam pernikahan, inilah saatnya untuk move on.
Pastikan berjuang bersama
Rumah tangga tidak akan membaik secara ajaib. Jika tidak mau memperbaiki, pernikahan tidak akan menjadi lebih baik. Jika pasangan tidak melihat adanya masalah atau tidak bersedia memperbaiki rumah tangga, maka kecil kemungkinan keadaan akan berubah.
Jika Anda berdua bersedia meluangkan waktu dan upaya yang diperlukan untuk membangun pernikahan yang berhasil, ada baiknya mencobanya. Tetapi jika pasangan menolak untuk mengakui masalah dan tetap melakukan perilaku bermasalah, perceraian mungkin menjadi pilihan terbaik.
Identifikasi pelanggar kesepakatan
Beberapa perbedaan nilai tidak dapat didamaikan. Misalnya, jika Anda sangat menginginkan anak tetapi pasangan tidak, itu bukanlah sebuah kesepakatan, meskipun Anda mungkin dapat membujuk pasangan untuk berubah pikiran jika Anda berjanji untuk merawat anak itu sendiri 100 persen setiap saat.
Intinya adalah pada akhirnya salah satu harus menyerah, punya anak, atau tidak. Jika sumber konflik dengan pasangan berkisar pada pelanggaran kesepakatan, kemungkinan menyelesaikannya cukup tipis karena kebencian dapat muncul. Perceraian akan membantu Anda melanjutkan hidup dan fokus pada tujuan dengan cara yang lebih sehat.
Luangkan waktu
Tidak ada yang ingin terjebak dalam pernikahan yang tidak bahagia tetapi bercerai juga bukan solusi bahagia. Anda mungkin mempertimbangkan untuk bertahan dan mencoba menyelesaikannya, atau setidaknya menunggu waktu sampai yakin perceraian adalah pilihan yang tepat.
Namun, jika pasangan baru saja melewati batas yang tidak akan pernah diabaikan, seperti kekerasan fisik, jangan bertahan. Perlu waktu untuk memilah-milah perasaan dan mempertimbangkan semua pilihan sebelum menuntut perceraian. Tetapi jika Anda dalam bahaya, pergilah.
Dengarkan hati
Anehnya, kebanyakan orang yang bercerai masih memiliki perasaan terhadap pasangan pada tingkat tertentu. Meskipun mungkin tidak lagi jatuh cinta, mereka mungkin memiliki perasaan cinta terhadap pasangan. Jika sangat mencintai pasangan sehingga tidak tahan untuk mendengarkan dia bernapas, Anda berada di jalan satu arah menuju perceraian. Jadi, buatlah keputusan demi kebahagiaan sendiri.
Lihat keuangan
Perceraian itu emosional tetapi emosi murni tidak boleh menjadi kekuatan pendorong utama di balik keputusan. Ini mungkin terdengar dingin tetapi Anda perlu melihat keuangan dengan baik, panjang, dan realistis sebelum memutuskan bercerai.
Lihat semua pilihan
Mustahil untuk mengetahui apakah perceraian akan menjadi keputusan yang baik kecuali mengetahui pilihan Anda. Di mana akan tinggal? Bisakah menjual rumah? Di mana anak-anak akan tinggal? Seberapa sering akan melihat mereka? Seperti apa kehidupan mereka nantinya? Adakah cara agar bisa melewati perceraian tanpa bertengkar terlalu banyak? Berapa biayanya? Konsultasikan dengan pengacara, penasihat keuangan, atau ahli perceraian untuk mengetahui pilihan dan apa yang masuk akal untuk Anda dan keluarga.
Baca juga: Tips Awet Berumah Tangga sampai Tua