TEMPO.CO, Jakarta - Seseorang yang sering slip lidah atau mencampuradukkan bunyi suku kata bisa saja mengalami spoonerisme. Mengapa bisa begitu?
Mengutip dari kamus Oxford, spoonerisme adalah kesalahan verbal di mana seseorang secara tidak sengaja mengubah bunyi atau huruf awal dari dua kata atau lebih. Beberapa contohnya adalah ‘runny rabbit’ untuk ‘bunny rabbit’, ‘com truise’ untuk ‘tom cruise’, dan sebagainya.
Melansir dari laman Linguistic Society of America (LSA), Sigmund Freud menyadari hal ini. Berdasarkan monografnya, ‘Psychopathology of Everyday Life’, ia mengklaim keseleo lidah dihasilkan oleh pikiran-pikiran yang ditekan atau bawah sadar yang muncuk ke permukaan. Hal ini sering disebut sebagai Freudian Slips.
Pendapat lainnya mengatakan spoonerisme terkait dengan koordinasi otak. Melansir dari laman Your Brain Health, saat kita berbicara, otak biasanya melakukan pekerjaan yang baik untuk mengoordinasikan ide-ide dalam pikiran, kata-kata atau frasa yang kita butuhkan untuk mengekspresikan ide itu, dan otot-otot tenggorokan, mulut, dan lidah untuk membuat suara.
Jika Anda bisa berbicara dan melakukan percakapan dengan benar, berarti otak melakukan koordinasi itu dengan benar. Tatapi, terkadang otak tidak mampu mengikuti segala sesuatu yang perlu dikoordinasikan.
Beberapa faktor, seperti kelelahan, rangsangan eksternal yang mengganggu pembicara, dan sebagainya bisa berkontribusi terhadap kacaunya koordinasi otak sehingga Anda tidak berbicara dengan benar. Otak kita sebenarnya memiliki berbagai cara saat membuat kesalahan bicara dan spoonerisme hanyalah salah satunya.
AMELIA RAHIMA SARI
Baca juga: Sering Selip Lidah, Bisa Jadi Terkena Sindrom Spoonerisme