Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Begini Pengobatan Sindrom Prader Will, Kelainan Genetik yang Langka

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

Ilustrasi pria sulit tidur. shutterstock.com
Ilustrasi pria sulit tidur. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Sindrom Prader-Willi adalah sindrom langka yang terjadi kelainan genetik pada wilayah kromosom 15 sehingga memengaruhi metabolisme  sebabkan perubahan pada penampilan dan perilaku anak.

Pengobatan untuk sindrom Prader Willi adalah dengan melakukan manajemen perilaku dan terapi suportif seperti yang dikutip dari laman my.clevelandclinic.org.

Melakukan diagnosis dan pengobatan dini ini bertujuan untuk dapat meningkatkan kualitas hidup penderitanya, dengan bantuan dokter di bidang spesialis perilaku, ahli diet, terapi fisik, prefesional kesehatan mental, ahli genetika hingga spesialis okupasi.

Pengobatan ini biasanya di mulai dari pemerhatian pada nutrisi yang dibutuhkan bayi.

Menyadur dari laman mayoclinic.org mengungkapkan bahwa bayi dengan sindrom Prader Willi mengalami kesulitan makan akibat penurunan tonus otot, maka dokter biasanya akan rekomendasikan formula berkalori tinggi atau metode khusus yang bantu pertambahan berat badan anak juga melakukan pemantauan pertumbuhan anak.

Selanjutnya ada pengobatan Human growth hormone (HGH) atau disebut juga hormon pertumbuhan manusia.

Dikutip dari laman mayoclinic.org, mengatakan bahwa pemberian hormon ini bantu tingkatkan pertumbuhan otot tonus dan mengurangi lemak tubuh.

Pada tahap ini ahli endokrinologi bantu menentukan apakah anak perlu diberikan HGH  hingga mendiskusikan risikonya.

Masih dari laman mayoclinic.org, menjelaskan anak dengan sindrom Prader Willi diberikan perawatan  hormon seks artinya anak akan menjalani penggantian hormon baik testoteron untuk pria, progesteron  dan esterogen bagi wanita.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tujuannya  mengembalikan kadar hormon seks yang rendah. Perawatan hormon seks ini biasanya dimulai saat anak dengan sindrom Prader Willi memasuki usia pubertas. Manfaatnya  dapat bantu kurangi risiko osteoporosisi.

Selanjutnya : Ada juga perawatan manajemen berat badan...

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Identifikasi Risiko Penyakit Jantung Hingga Kanker dengan Tes Genetik

3 hari lalu

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Identifikasi Risiko Penyakit Jantung Hingga Kanker dengan Tes Genetik

Dalam upaya pencegahan, mengidentifikasi berbagai penyakit tidak menular seperti diabetes hingga kanker bisa dilakukan dengan tes genetik.


Manfaat Hormon Testosteron untuk Kesehatan Laki-laki

4 hari lalu

ilustrasi pria berolahraga angkat beban.Menshealth.com
Manfaat Hormon Testosteron untuk Kesehatan Laki-laki

Hormon testosteron penting bagi pria yang membantu kinerja hormon reproduksi serta membuat pria tetap fit dengan stamina yang tetap baik.


Mutasi Gen di Balik Bibir Sumbing, Studi di Surabaya Temukan Satu yang Dominan

11 hari lalu

Seorang anak penderita Bibir Sumbing menuju ruang operasi di RS. Setia Mitra, Kamis (11/8). Sebanyak 15 anak yang berasal dari Sukabumi Jawa Barat menjalani operasi bibir sumbing gratis yang diadakan atas kerjasam Yayasan Citra Baru dan Kick Andy Foundation. TEMPO/Arnold Simanjuntak
Mutasi Gen di Balik Bibir Sumbing, Studi di Surabaya Temukan Satu yang Dominan

Studi untuk disertasi di Unair ini dipandang mendukung deteksi dan pencegahan dini kasus bibir sumbing ke depannya.


Pentingnya Jaga Daya Tahan Tubuh, Apakah Itu Kekebalan Tubuh Bawaan?

18 hari lalu

Petugas medis berolahraga untuk meningkatkan daya tahan tubuh di RS Darurat COVID-19 Wisma Atlet, Jakarta, Rabu, 18 November 2020. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Pentingnya Jaga Daya Tahan Tubuh, Apakah Itu Kekebalan Tubuh Bawaan?

Daya tahan tubuh juga dikenal sebagai sistem kekebalan tubuh, merujuk pada kemampuan tubuh untuk melawan infeksi, penyakit, dan agen patogen lainnya


Sederet Penyebab dan Faktor Risiko OCD

27 hari lalu

Ilustrasi wanita bekerja dalam kondisi cemas. Foto: Unsplash.com/Icons8 Team
Sederet Penyebab dan Faktor Risiko OCD

Setidaknya ada lima faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami OCD. Apa saja?


6 Cara Mengatasi Kemerahan pada Wajah

40 hari lalu

Ilustrasi kulit beruntusan (Freepik)
6 Cara Mengatasi Kemerahan pada Wajah

Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah menentukan dengan tepat apa yang menyebabkan kemerahan pada wajah Anda atau konsutasi dengan dokter kulit


10 Penyebab Kemerahan pada Wajah dari Jerawat hingga Ketidakseimbangan Hormon

40 hari lalu

Ilustrasi kulit terbakar sinar matahari atau sunburn (Freepik)
10 Penyebab Kemerahan pada Wajah dari Jerawat hingga Ketidakseimbangan Hormon

Kemerahan pada wajah tidak hanya mudah dipicu oleh bahan dan perawatan tertentu, ada banyak faktor lainnya


Perhatikan 5 Faktor Risiko Tumor Otak yang Sering Diabaikan

44 hari lalu

Ilustrasi otak. Pixabay
Perhatikan 5 Faktor Risiko Tumor Otak yang Sering Diabaikan

Berikut adalah lima faktor risiko yang sering diabaikan yang dapat meningkatkan kemungkinan terkena tumor otak.


3 Tips Mengatasi Kulit Bermasalah saat Hormon Berfluktuasi

54 hari lalu

Ilustrasi wanita memakai moisturizer. Freepik.com
3 Tips Mengatasi Kulit Bermasalah saat Hormon Berfluktuasi

Hormon Anda berfluktuasi sepanjang hidup Anda, dan beberapa perubahan mungkin juga muncul di kulit Anda.


Sel Berkembang tak Normal, Apa Itu Displasia dan Beberapa Jenisnya?

56 hari lalu

Ilustrasi Tulang Belakang. shutterstock.com
Sel Berkembang tak Normal, Apa Itu Displasia dan Beberapa Jenisnya?

Displasia kondisi berkembangnya sel yang tak normal dalam jaringan atau organ tubuh yang belum tentu bersifat kanker