Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kiat Self Reward tanpa Boros

Reporter

image-gnews
Ilustrasi belanja / masyarakat kelas menengah.  ANTARA/Puspa Perwitasari
Ilustrasi belanja / masyarakat kelas menengah. ANTARA/Puspa Perwitasari
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Self reward merupakan salah satu cara orang mengaktualisasi konsep self love atau mencintai diri sendiri. Bentuk self reward bisa bermacam-macam, mulai dari yang bersifat non-materi hingga materi. Psikolog klinis Inez Kristanti mengingatkan untuk selalu bersikap bijak setiap kali memilih bentuk self reward atau memberi penghargaan kepada diri sendiri agar tidak merugikan diri dan orang lain.

Self reward yang bentuknya materi, kita perlu bijak untuk menentukan apa yang tepat untuk kita. Saya juga tidak ingin teman-teman salah kaprah, misalkan jadi beranggapan kalau self reward itu jadi boros,” kata psikolog lulusan Universitas Indonesia itu.

Self reward pada dasarnya bentuk apresiasi kepada diri sendiri yang bisa menimbulkan perasaan bermakna, bahkan bisa jadi menambah motivasi untuk kemudian hari. Membeli barang-barang tanpa berpikir panjang, bahkan hanya sekadar lapar mata dan merasa ketakutan tertinggal tren atau fear of missing out (FOMO), tidak bisa secara otomatis disebut self reward.

“Ketika mau memberikan reward untuk diri sendiri, kita pikirkan dulu, ini masih masuk akal atau tidak, masuk budget atau tidak. Mungkin tidak harus mahal-mahal, tapi apa yang bermakna untuk kita. Kadang hal-hal kecil atau barang-barang kecil itu bisa lebih bermakna,” ujar Inez.

Self reward juga bisa dilakukan tanpa melulu mengaitkannya dengan hal-hal material. Contoh, beri apresiasi dalam bentuk kata-kata afirmasi kepada diri sendiri atas pencapaian-pencapaian kecil yang sudah dilakukan dalam satu hari.

“Ada orang yang suka kalau dapat kata-kata afirmasi. Kadang kita menunggunya dari orang lain, pacar, atau pasangan. Tapi kenapa kita tidak beri itu ke diri sendiri?” tutur Inez.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Konsep self reward yang dimaknai secara salah kaprah juga bisa berdampak buruk pada perilaku atau kecenderungan yang merugikan orang lain, seperti self sabotage dan egois.

“Pada hakikatnya self love itu mencintai diri sendiri, artinya jangan sampai melakukan sesuatu yang justru menyakiti atau merugikan diri sendiri atau orang lain,” tutur Inez.

Dalam melakukan apapun yang dianggap sebagai self reward, Inez mengingatkan agar selalu memikirkan kembali efek jangka panjang, apakah akan merugikan diri sendiri dan orang lain.

Self reward-nya misalkan makan. Tapi malah memakan makanan yang tidak sehat dan porsi berlebihan. Dalam jangka panjang, mungkin pada akhirnya itu bisa memberikan dampak yang justru buruk untuk diri kita. Self reward malah berubah jadi bukan bersifat baik lagi,” ujarnya.

Baca juga: Terapkan Self Love dengan Cara Berikut

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


KPAI Catat 37 Kasus Anak Mengakhiri Hidup, Psikolog Klinis: Kekerasan Jadi Faktor Risiko

4 hari lalu

Ilustrasi anak depresi/murung. Shutterstock.com
KPAI Catat 37 Kasus Anak Mengakhiri Hidup, Psikolog Klinis: Kekerasan Jadi Faktor Risiko

Kasus perilaku anak mengakhiri hidup menjadi penyebab kematian terbesar ketiga.


Ghisca dan Anggi Dua Tersangka Penipuan Berjumlah Besar, Psikolog: Gen Z Cenderung Naif

18 hari lalu

RFP alias Anggi tersangka pembajak paket Shopee Express senilai Rp 337 juta. Foto Polda Metro
Ghisca dan Anggi Dua Tersangka Penipuan Berjumlah Besar, Psikolog: Gen Z Cenderung Naif

Ghisca dan Anggi memiliki kesamaan, yaitu berstatus mahasiswa dan berusia muda yang masuk dalam kategori generasi Z atau Gen Z.


Pentingnya Pemahaman Moral Anak untuk Hindari Perundungan

50 hari lalu

Ilustrasi Persekusi / Bullying. shutterstock.com
Pentingnya Pemahaman Moral Anak untuk Hindari Perundungan

Pemahaman moral sejak usia dini penting diajarkan orang tua agar anak tidak menjadi pelaku perundungan di kemudian hari.


KPAI Sarankan Ibu yang Tenggelamkan Bayi ke Ember Diberi Pendampingan Psikolog dan Peksos

53 hari lalu

Ilustrasi bayi. freepik.com
KPAI Sarankan Ibu yang Tenggelamkan Bayi ke Ember Diberi Pendampingan Psikolog dan Peksos

KPAI menyebut ibu bayi dalam keadaan rentan setelah melahirkan sehingga perlu didampingi peksos alias pekerja sosial dan psikolog.


Tanda Trauma Masa Lalu, Selalu Bertemu Masalah yang Sama

53 hari lalu

Ilustrasi trauma (pixabay.com)
Tanda Trauma Masa Lalu, Selalu Bertemu Masalah yang Sama

Psikolog mengatakan salah satu tanda orang memiliki trauma di masa lalu adalah selalu bertemu dengan pola masalah yang sama dalam kehidupan.


Kondisi Compassion Fatigue, Sulit Berempati Tersebab Kelelahan Mental

54 hari lalu

Ilustrasi perempuan lelah/kurang istirahat/mengantuk. Shutterstock
Kondisi Compassion Fatigue, Sulit Berempati Tersebab Kelelahan Mental

Kondisi kelelahan mental karena berlebihan berempati akhirnya seperti tak merasakan apa-apa menandakan compassion fatigue


Psikolog dan Kementerian Bicara Fenomena Stres Berujung Bunuh Diri di Kalangan Mahasiswa

56 hari lalu

Ilustrasi. TEMPO/Zulkarnain
Psikolog dan Kementerian Bicara Fenomena Stres Berujung Bunuh Diri di Kalangan Mahasiswa

Psikolog Klinis Dewasa, Wiwit Puspitasari Dewi mengatakan stres adalah situasi yang wajar dialami oleh semua orang, termasuk mahasiswa.


Marak Kasus Mahasiswa Bunuh Diri, Ini Tanda-tandanya dan Cara Mencegahnya

57 hari lalu

Ilustrasi pencegahan atau stop bunuh diri. Shutterstock
Marak Kasus Mahasiswa Bunuh Diri, Ini Tanda-tandanya dan Cara Mencegahnya

Fenomena bunuh diri menjadi marak di kalangan mahasiswa belakangan ini. Selama Oktober 2023 ini saja, sudah ada empat dugaan kasus mahasiswa Indonesia melakukan tindakan bunuh diri. Psikolog Anak, Astrid W.E.N mengungkapkan bahwa biasanya, gejala awal dari depresi yang berujung pada kecenderungan bunuh diri berawal dari pikiran individu.


Salah Kaprah Pemakaian Istilah OCD

2 Oktober 2023

Psikolog Nimaz Dewantary menyampaikan materi terkait Obsessive Compulsive Disorder (OCD) pada Webinar Menuju Temu Ilmiah Nasional V IPK Indonesia Tahun 2023.
Salah Kaprah Pemakaian Istilah OCD

Tapi, sebetulnya apa itu Obsessive Compulsive Disoder (OCD)?


Peneliti Ungkap Orang Cenderung Cari Pasangan yang Mirip, dari Segi Apa?

17 September 2023

Ilustrasi pasangan/Whatsapp
Peneliti Ungkap Orang Cenderung Cari Pasangan yang Mirip, dari Segi Apa?

Banyak yang mengaku memilih pasangan dengan sifat dan kesenangan yang berlawanan tapi penelitian menyebut kebanyakan pasangan memiliki kesamaan.