TEMPO.CO, Jakarta - Pada dasarnya, ngemil adalah upaya pemenuhan nutrisi yang baik untuk anak, dewasa, maupun lansia sehingga penting untuk memilih camilan yang berbahan alami dan aman. Pakar nutrisi Widya Fadila mengatakan kebiasaan ngemil tidak selalu buruk asal cermat dalam memilih camilan.
Widya menyarankan dalam memilih camilan pastikan bahan bakunya terbuat dari bahan-bahan alami. Kedua, perhatikan zat-zat pendukung yang terdapat dalam camilan tersebut tidak mengandung zat-zat buatan atau asli. Ketiga, perhatikan kombinasi nutrisi dari camilan tersebut. Dia merekomendasikan untuk menyeimbangkan menu camilan yang memiliki lebih dari satu makronutrien (protein, lemak, dan karbohidrat).
"Misalnya, bisa mengonsumsi kombinasi kacang-kacangan (protein dan lemak) dengan umbi (karbohidrat), ataupun karbohidrat dari singkong dengan protein dari telur maupun keju dalam satu jenis camilan. Yang paling penting, camilan itu baik untuk tubuh selama dikonsumsi dalam porsi yang cukup dan tidak berlebihan," jelasnya.
Camilan biasanya mengandung karbohidrat. Namun, jika memungkinkan pilih camilan yang bebas gluten. Selain berhubungan dengan kondisi kesehatan tertentu, produk camilan yang bebas gluten baik untuk mengatur berat badan serta sumber energi.
Kemudian, apabila camilan mengandung olahan tinggi protein seperti keju, telur, ataupun yogurt, pastikan menggunakan bahan asli atau bukan hanya perasa saja karena bahan perasa tidak memberikan manfaat nutrisi seperti bahan asli. Lalu, sebisa mungkin hindari atau kurangi camilan yang mengandung pemanis buatan ataupun MSG.
Dari sisi manfaat, ngemil porsi kecil beberapa kali dalam sehari membantu menjaga metabolisme tubuh dan gula darah, menghambat rangsangan lapar berlebihan, serta mencegah metabolisme tubuh melambat. Camilan juga bisa memberikan rasa bahagia dengan cara meningkatkan hormon serotonin yang dapat mengembalikan suasana hati.
Baca juga: Efek Buruk Tuntaskan Lapar Tengah Malam dengan Ngemil