Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Kusta dan Gejalanya

Reporter

image-gnews
Kusta
Kusta
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kusta adalah salah satu penyakit tertua di dunia dan pernah disebut sebagai kutukan. Kasus pertama yang tercatat sudah ada dari sekitar 600 tahun Sebelum Masehi.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kusta merupakan penyakit menular kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Bakteri ini berkembang biak dengan lambat dan masa inkubasi penyakit rata-rata adalah 5 tahun. Gejala dapat terjadi dalam 1 tahun, namun juga dapat berlangsung selama 20 tahun atau lebih.

Spesialis kulit dan kelamin dr. Arthur S., menuturkan penyakit tersebut biasanya diawali dengan hilangnya rasa pada ujung-ujung jari, kaki, hidung, dan akan terus merembet ke bagian tubuh lain apabila tidak ditangani.

"Jika penyakit terdeteksi dan segera ditangani, kerusakan jaringan kulit dan otot dapat dihindari dan juga dapat mencegah adanya komplikasi lain," ungkap Arthur.

Sepanjang sejarah, penderita kusta dikucilkan oleh komunitas dan keluarga karena merupakan penyakit menular dan saat itu belum ada obat untuk menyembuhkannya. Ini karena penularan bisa terjadi melalui sentuhan berulang dalam waktu lama dan juga melalui cairan tubuh, seperti ketika penderita batuk atau bersin.

Seiring berjalannya waktu, para peneliti kemudian mengembangkan obat antikusta di 1960-an hingga di 1981 WHO merekomendasikan multidrug therapy (MDT) yang terdiri dari obat-obatan dapson, rifampisin, dan clofazimin. Adapun, tanda-tanda yang perlu diperhatikan untuk mendeteksi kusta meliputi:

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

- Bercak-bercak merah atau putih pada kulit yang tidak kunjung sembuh, tidak gatal, tidak sakit, dan cenderung mati rasa atau berkurang sensitivitasnya.

- Kelemahan otot hingga kelumpuhan.

Apabila menemukan gejala-gejala tersebut, segera periksakan ke dokter umum atau dokter kulit. "Ingat, kuncinya adalah deteksi dini dan penanganan dini," kata Arthur.

Baca juga: Kusta Tak Gampang Menular, Asal...

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 Kesalahan yang Perlu Diwaspadai Saat Memijat Bayi

13 jam lalu

Ilustrasi pijat bayi. massagemag.com
5 Kesalahan yang Perlu Diwaspadai Saat Memijat Bayi

Memijat bayi pun membutuhkan teknik dan cara tertentu. Salah memijat dapat berakibat fatal pada bayi.


Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

2 hari lalu

Bawang merah. ANTARA/Oky Lukmansyah
Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

Bawang merah merupakan komoditi penting yang dibutuhkan masyarakat. Apa saja manfaatnya untuk kesehatan?


Memahami Tahapan Alzheimer, pada Usia Berapa Biasa Terserang?

3 hari lalu

Ilustrasi demensia/Alzheimer. Wisegeek.com
Memahami Tahapan Alzheimer, pada Usia Berapa Biasa Terserang?

Meski biasanya dialami lansia atau usia 65 tahun ke atas, orang yang lebih muda juga bisa kena Alzheimer. Kenali tahapannya agar waspada gejalanya.


Waspadai Cuaca Panas Ekstrem di Musim Pancaroba, Dampaknya Bisa Sampai Ginjal

4 hari lalu

Ilustrasi anak-anak di saat cuaca panas. shutterstock.com
Waspadai Cuaca Panas Ekstrem di Musim Pancaroba, Dampaknya Bisa Sampai Ginjal

Jika orang kehilangan kontrol temperatur internal karena cuaca panas ekstrem, mereka mungkin akan mengalami berbagai masalah kesehatan.


Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

5 hari lalu

Ilustrasi cacar monyet atau monkeypox (Kemkes)
Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

Epidemiolog Dicky Budiman menyatakan, infeksi cacar monyet berpotensi menjadi penyakit endemik karena minimnya penanganan.


Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

5 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil berbaring. Freepik.com/Valuavitaly
Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

Penyakit sifilis bisa menular dari ibu yang terinfeksi ke janinnya melalui plasenta. Pemeriksaan kehamilan bantu mencegah penularan itu.


Jangan Menularkan Penyakit setelah Lebaran, Ini yang Perlu Dilakukan

10 hari lalu

Ilustrasi batuk pilek. Shutterstock
Jangan Menularkan Penyakit setelah Lebaran, Ini yang Perlu Dilakukan

Setelah Lebaran, orang telah banyak berinteraksi dengan yang lain dan kemungkinan lupa menerapkan pola hidup sehat. Jangan sampai menularkan penyakit.


Dapat Melembapkan Kulit, Apa Itu Lanolin?

10 hari lalu

Ilustrasi perempuan memakai pelembap. (Self)
Dapat Melembapkan Kulit, Apa Itu Lanolin?

Lanolin adalah pelembab kulit untuk mencegah dan mengatasi kulit yang kering, kasar, gatal, atau iritasi.


Mengenang Roberto Cavalli, Desainer Legendaris yang Suka Tiru Kulit Binatang

11 hari lalu

Model yang kerap menjadi model di peragaan busana untuk rumah mode papan atas seperti Givenchy, Dolce and Gabbana, dan Roberto Cavalli, Izabel Goulart terlihat seksi saat mengahdiri penayangan film
Mengenang Roberto Cavalli, Desainer Legendaris yang Suka Tiru Kulit Binatang

Roberto Cavalli perancang busana asal Italia ternama itu tutup usia di angka 83 tahun.


Penyebab Pneumothorax yang Dialami Winter aespa

11 hari lalu

Winter Aespa. Foto: Kpop Wiki
Penyebab Pneumothorax yang Dialami Winter aespa

Winter aespa menjalani masa pemulihan untuk penyakit pneumothorax, apa saja penyebab dan gejalanya?