Satu kelompok yang menjadi peserta eksperimen berpikir bahwa jam tangan Tag Heuer yang mahal akan membantu mereka mendapatkan teman. Kenyataannya, orang-orang yang berperan sebagai calon teman mengatakan bahwa mereka lebih senang bertemu dengan orang yang memiliki jam tangan lebih murah.
Menurut Gracia, efek ini dapat disebut sebagai perbedaan perspektif dalam perbandingan sosial. Kita cenderung ingin terlihat lebih baik dari orang lain tetapi tidak mempertimbangkan perspektif dari calon teman.
Ilustrasi mata uang dollar. TEMPO/Imam Sukamto
“Mereka juga ingin terlihat baik dan tidak ingin kalah dari orang lain,”kata Gracia.
Contoh tindakan flexing yang dilakukan oleh para figur publik antara lain postingan petinju Floyd Mayweather di Instagram yang memamerkan jet pribadi dan jam tangannya. Youtuber seperti Jake Paul dan RiceGum juga dikenal senang memamerkan uang, pakaian, mobil dan rumah mereka untuk membalas kritikan orang lain.
Tindakan-tindakan semacam itu banyak mendapatkan respon negatif. Beberapa orang berkomentar bahwa tindakan flexing yang dilakukan para publik figur mungkin menunjukkan rasa insecure atau kesepian.
Meskipun tidak berniat mencari teman, para bintang media sosial atau influencer cenderung tidak berhasil menjadi populer dengan cara flexing. "Sementara simbol status seperti mobil mewah, dompet mewah, logo desainer, dan lain sebagainya dikaitkan dengan hak istimewa, menandakan status saat mencoba mencari teman baru bisa menjadi bumerang,"ujar Garcia.
SITI NUR RAHMAWATI
Baca : Kominfo Sebut Influencer Bisa Ikut Terseret Pidana Perdagangan Berjangka Ilegal