Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kenali Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Kualitas Tidur

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Ilustrasi wanita tidur bermasalah. Freepik.com/Jcomp
Ilustrasi wanita tidur bermasalah. Freepik.com/Jcomp
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Studi observasional terhadap lebih dari 230 ribu rekam medis pasien yang dimuat dalam Jurnal The Lancet Psychiatry pada April 2021 menunjukkan, satu dari tiga penyintas Covid-19 mengalami mengalami gangguan saraf atau gangguan psikiatri. Gangguan kesehatan tersebut terjadi dalam kurun waktu enam bulan setelah terinfeksi virus corona.

Gangguan psikiatri yang paling umum ditemukan menurut studi tersebut adalah insomnia atau susah tidur dan gangguan kecemasan. Sebanyak 13 persen dari pasien Covid-19 terdiagnosis mengalami keluhan ini. Padahal sebelumnya orang-orang tersebut tidak pernah mengalami atau memiliki riwayat gangguan kecemasan dan insomnia sebelumnya.

Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa dari Rumah Sakit Pondok Indah Puri Indah, Leonardi A. Goenawan mengatakan, pandemi Covid-19 telah mengubah hampir semua aspek kehidupan sehari-hari. Anak-anak dan orang tua menyesuaikan diri dengan sekolah jarak jauh. Jutaan pekerja beralih pada pekerjaan jarak jauh, dirumahkan, atau kehilangan pekerjaan.

"Banyak orang yang mengalami penyakit dan kehilangan anggota keluarganya karena Covid-19," kata Leonardi dalam keterangan tertulis. "Belum lagi ketidakpastian sosial ekonomi yang berkesinambungan." Sebab itu, menurut dia, tidak heran apabila seseorang mengalami kesulitan tidur dengan begitu banyak beban dan kecemasan yang datang secara simultan.

Kemudian muncul istilah Covid-somnia atau Corona-somnia. Istilah ini mulai populer pada pertengahan 2020 untuk menggambarkan dampak pandemi terhadap pola tidur seseorang. Di tahun yang sama, British Sleep Society melaporkan kurang dari separuh penduduk Inggris memiliki tidur yang cukup. Centers for Disease Control atau CDC Amerika Serikat menganggap masalah kurang tidur sebagai epidemi.

Berikut penjelasan Leonardi tentang apa saja yang menjadi penyebab gangguan tidur:

  • Stres
    Stres emosional akibat pandemi dapat mengubah arsitektur tidur, memperpendek durasi gelombang lambat yang bersifat restoratif, meningkatkan rapid eye movement atau REM, dan cenderung membuat seseorang lebih sering terbangun di malam hari. Stres juga meningkatkan kadar kortisol, hormon yang bekerja berlawanan dengan melatonin atau hormon yang bertanggung jawab untuk kualitas tidur. Selama hormon kortisol kita tetap dalam konsentrasi yang tinggi, maka produksi melatonin akan terganggu, sehingga kualitas tidur juga akan terganggu.

  • Hilangnya rutinitas harian
    Pembatasan pergerakan masyarakat mengubah banyak aspek dalam beraktivitas. Pada sebagian orang, muncul perasaan terisolasi dan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental. Padahal aktivitas yang normal berkontribusi besar untuk menjaga kestabilan irama sirkadian, karena berfungsi sebagai penanda waktu.

    Iklan
    Scroll Untuk Melanjutkan

    Sejak pandemi, seluruh aktivitas ini menjadi sangat minimal bahkan hilang. Kualitas tidur yang buruk juga akan berdampak pada fungsi biologis lainnya, seperti pencernaan, respons imunitas, dan lainnya.

  • Peningkatan konsumsi informasi
    Terlalu banyak mendapatkan informasi dapat meningkatkan tekanan mental dalam bentuk kecemasan dan ketakutan. Ditambah lagi jika informasi tersebut hoaks.

    Durasi di depan monitor atau screen time berkaitan dengan menurunnya kualitas tidur, terutama jika dilakukan pada malam hari. Sinar biru dari monitor akan merangsang tubuh untuk mempertahankan kadar kortisol tetap tinggi dan menekan produksi melatonin.

"Tidur adalah bagian paling sentral dalam kehidupan kita untuk memastikan seluruh fungsi tubuh dapat melakukan tugasnya dengan baik," kata Leonardi A. Goenawan. "Keteraturan irama sirkadian menjaga tubuh tetap sehat, produktif, dan sejahtera."

Baca juga:
Tingkatkan Kualitas Tidur dengan Cara Berikut

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Al Pacino di Usia 83 Tahun Tengah Menunggu Kelahiran Anaknya dari Noor Alfallah

22 jam lalu

Al Pacino. REUTERS/Fred Prouser
Al Pacino di Usia 83 Tahun Tengah Menunggu Kelahiran Anaknya dari Noor Alfallah

Al Pacino 83 tahun dan kekasihnya Noor Alfallah 29 tahun tengah menunggu kelahiran anak mereka. Ini profil pemeran the Godfather.


Ketika Sarjana Baru China Kesulitan Cari Kerja

1 hari lalu

Upacara wisuda di Central China Normal University di Wuhan, Provinsi Hubei, China 13 Juni 2021. REUTERS/Stringer
Ketika Sarjana Baru China Kesulitan Cari Kerja

Banyak sarjana baru China kesulitan mendapat pekerjaan dan akhirnya banting setir menjadi pedagang atau kerja serabutan untuk menyambung hidup.


Mimpi Aneh Saat Demam, Apa Itu Fever Dream?

2 hari lalu

Ilustrasi anak tidur/mimpi buruk. Shutterstock.com
Mimpi Aneh Saat Demam, Apa Itu Fever Dream?

Mimpi yang sangat intens saat sakit atau demam kecenderungan kondisi fever dream


Inilah Tanda-tanda Seseorang Mengalami Kelelahan Mental

3 hari lalu

Jika Anda pernah alami demotivasi atau alami kelelahan fisik dan mental. Bisa jadi itu burnout.
Inilah Tanda-tanda Seseorang Mengalami Kelelahan Mental

Kelelahan mental dapat terjadi ketika otak menerima terlalu banyak rangsangan atau harus mempertahankan tingkat aktivitas yang intens tanpa istirahat.


7 Kiat Mempertajam Ingatan bagi Anda yang Suka Lupa

4 hari lalu

Ilustrasi otak. medicalnews.com
7 Kiat Mempertajam Ingatan bagi Anda yang Suka Lupa

Jika sering lupa, Anda bisa melakukan beberapa aktivitas ini untuk mempertajam ingatan.


Dampak Buruk Main Media Sosial di Malam Hari

6 hari lalu

Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)
Dampak Buruk Main Media Sosial di Malam Hari

Para peneliti menemukan mengunggah komentar atau konten ke situs media sosial sebelum waktu tidur normal dapat menunda waktu tidur orang lain.


4 Kebiasaan Buruk Penyebab Perut Buncit

6 hari lalu

Perut buncit bisa jadi indikasi penyakit. Kurangi karbohidrat agar ukuruan tubuhmu tetap terjaga. Canva/Pexels
4 Kebiasaan Buruk Penyebab Perut Buncit

Perut buncit salah satunya disebabkan oleh kebiasaan tubuh yang tidak sehat. Apa saja kebiasaan-kebiasan tersebut?


Rambut Rontok Segera Lakukan 3 Hal Ini Agar Rambut Tumbuh Kuat

7 hari lalu

Ilustrasi rambut rontok. Shutterstock
Rambut Rontok Segera Lakukan 3 Hal Ini Agar Rambut Tumbuh Kuat

Beberapa orang mengalami rambut rontok secara musiman, yang lain karena usia, dan beberapa hampir tidak pernah mengalami rambut rontok


Alasan Asam Lambung Sejumlah ASN Kabupaten Meranti Tak Penuhi Panggilan KPK, Stres Sebab Asam Lambung?

7 hari lalu

Ilustrasi gerd. Pexels/Cottonbro
Alasan Asam Lambung Sejumlah ASN Kabupaten Meranti Tak Penuhi Panggilan KPK, Stres Sebab Asam Lambung?

Sejumlah pejabat dan ASN Kabupaten Meranti tidak menghadiri panggilan KPK dengan alasan sedang mengalami sakit asam lambung. Apa sebabnya?


Peneliti Ungkap Kaitan Stres dan Kambuhnya Multiple Sclerosis

8 hari lalu

Ilustrasi autoimun. Shutterstock
Peneliti Ungkap Kaitan Stres dan Kambuhnya Multiple Sclerosis

Para peneliti telah mencoba mengidentifikasi pemicu yang tepat multiple sclerosis , termasuk stres.