TEMPO.CO, Jakarta -Beberapa negara seperti Israel, Chilli, Kamboja, Denmark dan Swedia telah menawarkan dosis ke-4 vaksin Covid-19 bagi kelompok tertentu di tengah varian Omicron menggila.
Hal ini menyusul temuan bahwa vaksin booster dapat memberikan perlindungan ekstra. Meski demikian, apakah dosis ke-4 vaksin Covid-19 benar-benar diperlukan?
Efektivitas Dosis Ke-4
Melansir Nature, Israel mulai menawarkan dosis keempat kepada lansia, petugas kesehatan, dan orang dengan gangguan kekebalan pada awal Januari lalu. Ran Balicer, dokter kesehatan masyarakat di Clalit Health Institute, Tel Aviv, mengatakan bahwa langkah tersebut dilakukan untuk melindungi kelompok rentan dari infeksi varian Omicron.
Varian Omicron telah mengubah pemikiran seputar booster. Menurut Alejandro Balazs, ahli imunologi di Ragon Institute di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat, hal ini karena vaksinasi 2 dosis standar dinilai tidak cukup untuk mencegah infeksi.
Apakah empat suntikan vaksin dapat meningkatkan tingkat antibodi penghambat infeksi daripada tiga dosis vaksin masih harus dipelajari lebih lanjut.
Akan tetapi, penelitian dari Israel terhadap para peserta di atas 60 tahun menunjukkan bahwa dosis ke-4 dapat menghidupkan kembali tingkat antibodi, menggandakan resistensi terhadap infeksi Omicron, dan memberikan perlindungan tiga kali lipat dibandingkan tiga dosis vaksin. Penyuntikan dosis tersebut dilakukan setidaknya empat bulan setelah suntikan ke-3.
Keterbatasan Booster
Meskipun dapat memberikan perlindungan ekstra, efektivitas vaksin booster tidak bisa bertahan lama. Data dari Israel menunjukkan bahwa kekebalan dari suntikan ketiga (mRNA booster) akan berkurang dalam beberapa bulan.
Selanjutnya: Sementara itu, data dari Inggris juga....