Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tak Hanya Kemoterapi, Inilah Ragam Alternatif Pengobatan Kanker

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Ari Lasso saat menjalani kemoterapi. Foto: Instagram/@ari_lasso.
Ari Lasso saat menjalani kemoterapi. Foto: Instagram/@ari_lasso.
Iklan

TEMPO.CO, JakartaKemoterapi atau kemo sering digunakan dalam pengobatan kanker. Tahukah Anda pengobatan kanker lain selain kemoterapi?

Pengobatan kanker ternyata tidak hanya kemoterapi. Dilansir dari Medical News Today, Senin, 30 Agustus 2021, berikut adalah alternatif pengobatan kanker selain kemoterapi:

1. Terapi Fotodinamik

Terapi fotodinamik (PDT) merupakan pengobatan kanker yang menggunakan cahaya dari laser atau sumber cahaya lain untuk mengaktifkan obat yang membunuh sel kanker. PDT bisa digunakan untuk mengobati kanker kulit sel basal, kanker paru-paru, non-sel kecil, kanker kulit sel skuamosa stadium 0, Barrett's esophagus, serta tumor di kepala, di bawah kulit, atau di lapisan dan rongga organ.

Dengan pengobatan ini, kerusakan yang luas bisa dihindari karena obat tidak membunuh sel sehat dan terakumulasi dalam sel kanker. PDT juga tidak menyebabkan jaringan parut sehingga ia menjadi pilihan yang bagus bagi orang-orang dengan prakanker maupun kanker kulit.

Meski begitu, PDT bisa membahayakan sel normal dan menyebabkan efek samping, termasuk pembengkakan, luka bakar, dan nyeri. Beberapa orang dilaporkan mengalami kesulitan menelan, sakit perut, sesak napas, dan masalah kulit. Sementara efek samping lainnya tergantung pada area perawatan.

2. Terapi Laser

Pengobatan ini menggunakan sinar yang terfokus untuk memanaskan dan menghancurkan tumor kecil dan pertumbuhan prakanker. Dokter juga bisa menggunakan terapi laser untuk mengecilkan tumor yang menghalangi area saluran pencernaan dan membantu mengobati gejala, seperti pendarahan.

Laser juga dapat digunakan untuk menutup ujung saraf atau pembuluh getah bening setelah operasi yang mengurangi rasa sakit dan pembengkakan serta mencegah penyebaran sel tumor. Laser digunakan sebagai bagian dari PDT untuk mengaktifkan agen fotosensitisasi.

Terapi laser memungkinkan dokter mengangkat tumor tanpa merusak jaringan di sekitarnya sehingga mengurangi rasa sakit, pendarahan, infeksi, dan jaringan parut. Meski begitu, pasien dan tim bedah harus menggunakan pelindung mata untuk menghindari cedera. Selain itu, lebih sedikit profesional medis yang terlatih menggunakan laser dan biayanya yang mahal menyebabkan lebih sedikit rumah sakit yang menggunakan pengobatan ini.

3. Imunoterapi

Terapi biologis ini membantu pasien meningkatkan pertahanan alami untuk mengendalikan dan menghilangkan kanker. Imunoterapi bekerja dengan mengajarkan sistem kekebalan seseorang untuk mengenali dan menyerang sel kanker, meningkatkan sel kekebalan dan respons kekebalan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pengobatan ini bisa menargetkan sel kanker secara tepat sekaligus melindungi sel-sel sehat dari bahaya. Meski begitu, imunoterapi berisiko menyebabkan efek samping, seperti demam, kedinginan, dan kelelahan. Beberapa jenis imunoterapi juga bisa menyebabkan pembengkakan, penambahan berat badan, jantung berdebar-debar, atau diare.

4. Targeted Therapy

Targeted therapy atau terapi yang ditargetkan melibatkan dokter memberikan obat-obatan presisi untuk merawat orang secara individual daripada secara umum. Seperti namanya, terapi ini bisa menyerang sel kanker sambil membiarkan sel sehat seseorang tetap utuh.

Namun, terapi ini memiliki efek samping. Risiko paling umum adalah diare dan masalah hati. Beberapa orang juga mungkin bermasalah dengan pembekuan darah dan penyembuhan luka, peningkatan tekanan darah, dan masalah kulit.

5. Terapi Hormon

Beberapa jenis kanker bergantung pada hormon untuk pertumbuhannya sehingga terapi hormon bisa digunakan untuk memblokir atau mengubah hormon supaya pertumbuhan kanker dapat berhenti. Dokter biasanya menggunakan terapi ini untuk mengobati kanker payudara, endometrium, dan prostat yang bergantung pada hormon seks untuk tumbuh.

Kebanyakan terapi ini menggunakan obat oral yang bisa diminum pasien sehingga mereka tidak perlu infus atau suntikan. Terapi hormon juga bisa menyebabkan efek samping, tergantung pada perawatannya.

Misalnya, pria yang menjalani terapi hormon untuk kanker prostat bisa mengalami penurunan gairah seks dan disfungsi ereksi, pengeroposan tulang, kelelahan, dan penambahan berat badan. Sedangkan wanita juga bisa mengalami penurunan hasrat seksual, pengeroposan tulang, kelelahan, mual, dan risiko lebih tinggi terkena jenis kanker lainnya.

AMELIA RAHIMA SARI

Baca juga: 6 Efek Samping yang Dialami Pasien Kanker setelah Kemoterapi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

1 hari lalu

ilustrasi kanker (pixabay.com)
Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.


Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

2 hari lalu

Mengunduh Manfaat Terapi Sel Punca
Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.


Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

2 hari lalu

Ilustrasi sel darah merah. Pixabay.com/Vector8DIY
Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?


10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

3 hari lalu

Ilustrasi makanan manis seperti cupcakes. Unsplash.com/Viktor Forgacs
10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

Ada banyak efek makanan manis yang tidak bagus untuk kesehatan, di antaranya bisa meningkatkan risiko diabetes hingga bertumbuhnya sel kanker.


Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

4 hari lalu

ILustrasi larangan merokok. REUTERS/Eric Gaillard
Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.


Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

7 hari lalu

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.


Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

8 hari lalu

Sariawan di lidah bisa sembuh sendiri, tapi jika terlalu lama bisa jadi ada infeksi serius hingga sinyal kanker mulut. (Canva)
Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

Kanker mulut merupakan salah satu kasus keganasan dengan angka kematian yang tinggi sehingga deteksi dini adalah kunci keberhasilan mengatasinya.


OJ Simpson Meninggal, Kilas Balik Kasus Pembunuhan Mantan Istri dan Pencurian yang Melibatkannya

10 hari lalu

O.J. Simpson. Julie Jacobson-Pool/Getty Images
OJ Simpson Meninggal, Kilas Balik Kasus Pembunuhan Mantan Istri dan Pencurian yang Melibatkannya

OJ Simpson meninggal karena kanker prostat. Mantan atlet NFL ini dipenuhi kontroversi, antara lain dugaan pembunuhan dan lakukan pencurian.


Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

10 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

OJ Simpson meninggal setelah melawan kanker prostat. Lantas, apa jenis kanker tersebut dan siapa yang berpotensi mengalaminya?


OJ Simpson Meninggal Setelah Lawan Kanker Prostat, Ini Kasus Kontroversialnya Diduga Menjadi Pembunuh

10 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
OJ Simpson Meninggal Setelah Lawan Kanker Prostat, Ini Kasus Kontroversialnya Diduga Menjadi Pembunuh

OJ Simpson meninggal pada usia 76 tahun. Ia sempat menjadi sorotan publik dikaitkan dengan kematian mantan istrinya, Nicole Brown Simpson.