Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kenali Gejala Omicron, Tak Selalu Sakit Tenggorokan

Reporter

image-gnews
Ilustrasi batuk. huffingtonpost.com
Ilustrasi batuk. huffingtonpost.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sakit tenggorokan atau tenggorokan gatal menjadi keluhan utama pasien Covid-19. Panagis Galiatsatos, asisten profesor kedokteran serta dokter perawatan paru di Johns Hopkins Medicine di Baltimore, Amerika Serikat, mengatakn ciri-ciri gejala Omicron adalah tenggorokan sakit atau gatal, yang mungkin telah diabaikan banyak orang.

Enam hal ini perlu diketahui tentang gejala umum varian Omicron, termasuk cara penanganan untuk menghilangkan rasa sakit, seperti yang dilansir dari Everyday Health.

Tenggorokan gatal bisa menjadi tanda awal Omicron
Beberapa penyedia layanan kesehatan memperhatikan sakit tenggorokan adalah gejala umum di awal gelombang varian Omicron, kata Scott Weisenberg, spesialis penyakit menular dan profesor kedokteran klinis di NYU Langone Health di New York. Sebuah penelitian yang dirilis 14 Januari oleh Badan Keamanan Kesehatan Inggris (NHS) menemukan hilangnya rasa dan bau lebih jarang terjadi. Sedangkan sakit tenggorokan lebih sering terjadi pada pasien Omicron.

Faktanya, sakit tenggorokan adalah gejala yang paling umum di antara mereka yang dites positif Omicron dengan kecepatan hampir 2:1 dibandingkan dengan varian Delta. Menurut laporan tersebut, sakit tenggorokan menjadi ciri-ciri gejala Omicron pada 53 persen kasus sedangkan hanya 34 persen kasus Delta yang mengalami sakit tenggorokan.

“Ini adalah gejala awal yang dominan, tetapi tidak setiap pasien dengan Omicron mengikuti pola gejala yang sama,” kata Weisenberg.

Omicron hidup lebih banyak di saluran udara bagian atas dan lebih sedikit di paru-paru
Tidak seperti Delta dan varian lain, Omicron lebih mungkin mengisi sistem pernapasan bagian atas. “Ini adalah pergeseran dari varian sebelumnya yang direplikasi di saluran pernapasan bagian bawah, di paru-paru,” kata Galiatsatos.

Kemungkinan hal ini terjadi karena banyak mutasi Omicron. Varian ini memiliki sekitar 50 mutasi dan sekitar 30 di antaranya telah diidentifikasi pada spike protein, bagian yang menempel pada sel manusia. Prevalensi Omicron di saluran udara bagian atas dapat menjelaskan alasan penyebab tenggorokan gatal atau sakit.

“Ada beberapa gejala pernapasan atas di Delta dan varian lain sebelumnya tetapi tidak seperti yang kita lihat dengan Omicron,” jelas Galiatsatos.

Lokasi baru adalah penyebab Omicron begitu cepat menular. “Jika virus itu berkeliaran di sistem pernapasan bagian atas mungkin lebih mudah bagi orang yang terinfeksi untuk menghirupnya dan lebih mudah menyebar dari orang ke orang,” ucap Galiatsatos.

Orang yang divaksin dan tidak divaksin dapat mengalami sakit tenggorokan Omicron
Jika terkena Covid-19, ada kemungkinan Anda akan mengalami sakit tenggorokan terlepas dari sudah divaksin atau belum. “Gejala nonspesifik, seperti sakit tenggorokan dan pilek, terjadi kurang lebih sama pada individu yang divaksin dan tidak,” ujar Galiatsatos.

Weisenberg mengatakan perbedaan utama antara yang sudah vaksinasi dan divaksin booster serta yang belum adalah risiko penyakit parah jauh lebih tinggi pada yang tidak divaksin. Craig Spencer, asisten profesor dan dokter pengobatan darurat di Pusat Medis Universitas Columbia di New York, cukup aktif membagikan tentang pengalamannya saat merawat pasien Covid-19 di UGD melalui Twitter. Menurut pengalamannya, orang yang belum divaksin cenderung memiliki gejala yang lebih parah atau berbahaya, sedangkan yang divaksin dan divaksin booster memiliki gejala ringan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Ringan maksudnya kebanyakan gejala sakit tenggorokan. Juga beberapa kelelahan dan mungkin nyeri otot. Tidak ada kesulitan bernapas. Tidak ada sesak napas. Semua sedikit tidak nyaman, tapi baik-baik saja,” tulis Spencer di akun pribadinya mengenai gejala ringan yang dialami pasien divaksin dan disuntik booster.

Sementara itu, Galiatsatos menemukan gejala seperti sakit tenggorokan dan pilek cenderung bertahan lebih lama pada pasien yang tidak divaksin, meskipun belum ada data yang mengonfirmasi hal ini.

“Saya memiliki pasien yang tidak divaksin memiliki gejala ini selama 10 hingga 14 hari, sedangkan untuk orang yang divaksin biasanya jauh lebih baik dalam seminggu,” kata Galiatsatos.

Sakit tenggorokan tidak selalu karena Omicron
Selain Covid-19, sakit tenggorokan juga bisa disebabkan oleh pilek, flu, atau radang tenggorokan. Sayangnya, tidak ada cara untuk mengetahui jenis infeksi tanpa pengujian. Menurut R. Scott McClelland, profesor kedokteran, epidemiolog kesehatan global, dan dokter klinis penyakit menular di UW Medicine di Seattle, bahkan seorang spesialis penyakit menular tidak dapat menentukan itu.

Meskipun banyak orang telah dilatih untuk menganggap sakit tenggorokan bukan masalah besar, munculnya gejala umum Omicron membutuhkan perubahan mental. Orang yang memiliki gejala seperti flu atau pilek harus berasumsi terinfeksi Covid-19 dan segera melakukan tes untuk membuktikannya agar tidak menularkan ke orang sekitar.

Pereda sakit dan pengobatan rumahan yang dapat dibeli secara langsung dapat membantu sakit tenggorokan
Tidak ada obat yang dapat menyembuhkan sakit tenggorokan akibat Covid-19 tetapi ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan.

“Untuk menghilangkan gejala, menggunakan pereda nyeri asetaminofen adalah pilihan tepat yang baik. Penting juga untuk tetap terhidrasi dengan baik,” jelas Galiatsatos.

Pengobatan ala rumahan juga dapat membantu. Berkumur dengan air garam, minum air hangat, minum teh yang dicampur dengan madu, atau minum air hangat dengan air lemon semuanya bisa membantu menghilangkan dan meredakan rasa sakit.

Melakukan tes Covid-19
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan melakukan tes, baik ketika gejala berkembang atau tidak memiliki gejala, 5-7 hari setelah terpapar Covid-19. Seharusnya ini memberi cukup waktu bagi tubuh untuk mengembangkan viral load yang dapat dideteksi dengan tes. Lakukanlah tes Covid-19 melalui hidung, bukan tenggorokan, agar hasilnya akurat.

Baca juga: 12 Bahan Alami yang Dapat Redakan Sakit Tenggorokan akibat Gejala Omicron

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bengkaknya Kelenjar Parotis Berhubungan dengan Tenggorokan, Ini Gejala dan Pengobatan Parotitis

43 hari lalu

Ilustrasi kulit leher wanita. Unsplash/Elizaveta Strelkova
Bengkaknya Kelenjar Parotis Berhubungan dengan Tenggorokan, Ini Gejala dan Pengobatan Parotitis

Setidaknya ada 11 gejala parotitis yang paling umum berhubungan dengan tenggorokan dan leher.


4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

50 hari lalu

Ilustrasi swab test atau tes usap Covid-19. REUTERS
4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

Genap 4 tahun pasca kasus Covid-19 teridentifikasi pertama kali di Indonesia pada 2 Maret 2020 diikuti sebaran virus yang terus meluas.


Jangan Abaikan Kelenjar Getah Bening Membesar, Bisa Jadi Gejala Ganker Nasofaring

15 Februari 2024

Ilustrasi Kelenjar Getah Bening. shutterstock.com
Jangan Abaikan Kelenjar Getah Bening Membesar, Bisa Jadi Gejala Ganker Nasofaring

Pembesaran kelenjar getah bening bisa jadi gejala kanker nasofaring. Simak penjelasan spesialis THT berikut.


5 Manfaat Mengonsumsi Cuka Sari Apel

30 Januari 2024

Cuka apel. Freepik.com/Rawpixel.com
5 Manfaat Mengonsumsi Cuka Sari Apel

Mengonsumsi cuka sari apel dapat memberikan beberapa manfaat kesehatan. Apa saja?


5 Fakta Makan Es Krim saat Musim Hujan, Benarkah Memicu Penyakit?

22 Januari 2024

Ilustrasi makan es krim. Shutterstock.com
5 Fakta Makan Es Krim saat Musim Hujan, Benarkah Memicu Penyakit?

Mengonsumsi es krim saat musim hujan belum tentu memicu penyakit


Bangladesh Deteksi Sub-Varian Baru Covid-19, Tidak Mematikan tapi Cepat Menular

19 Januari 2024

Ilustrasi Covid-19.
Bangladesh Deteksi Sub-Varian Baru Covid-19, Tidak Mematikan tapi Cepat Menular

Bangladesh mendeteksi sub-varian baru Covid-19, JN.1, yang disebut sebagai strain omicron "varian menarik" oleh WHO


Waspadai Gejala Varian Baru Covid-19 pada Orang Tua dengan Komorbid

9 Januari 2024

Ilustrasi tes usap atau swab antigen Covid-19. ANTARA/M Risyal Hidayat
Waspadai Gejala Varian Baru Covid-19 pada Orang Tua dengan Komorbid

Dokter mengatakan perlu memperhatikan gejala varian baru COVID-19 subvarian Omicron pada orang yang lebih tua meski terlihat seperti gejala flu biasa.


Kemenkes: Dua Pasien Covid Omicron JN.1 di Batam Meninggal Dunia

26 Desember 2023

Warga melakukan vaksin Covid-19 dengan jenis vaksin Inavac atau yang dikenal sebagai Vaksin Merah Putih merupakan vaksin COVID-19 di RSUD Tarakan, Jakarta, Rabu 20 Desember 2023. Dinas Kesehatan DKI Jakarta memprediksi kenaikan kasus Covid-19 bakal terjadi sampai dua pekan ke depan atau bertepatan dengan libur Natal dan Tahun Baru. Sebagai langkah antisipasi, Dinas Kesehatan DKI akan terus memantau perkembangan kasus hariannya. Pemerintah fokus mengimbau dan menyediakan vaksinasi dan pemeriksaan PCR gratis. Utamanya, untuk segera melengkapi vaksinasi booster ke-4 dan deteksi dini Covid-19 bagi kelompok rentan. TEMPO/Subekti.
Kemenkes: Dua Pasien Covid Omicron JN.1 di Batam Meninggal Dunia

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan dua pasien Covid-19 terinfeksi subvarian Omicron JN.1 dan XBB.2.3.10.1 (GE.1) di Batam meninggal.


Kasus Covid-19 di Malaysia dan Singapura Naik, Bagaimana dengan Indonesia?

12 Desember 2023

Pemandangan gedung-gedung pencakar langit terlihat jelas di pusat kota Kuala Lumpur, Rabu 4 Oktober 2023. ANTARA/Virna P Setyorini
Kasus Covid-19 di Malaysia dan Singapura Naik, Bagaimana dengan Indonesia?

Malaysia mendeteksi 6.796 kasus baru Covid-19 pada pekan ke-48/2023, meningkat dari pekan sebelumnya yang mencapai 3.626 kasus


Kasus Covid-19 di Jakarta Meningkat Menjelang Akhir Tahun, Dinkes DKI: Mirip ISPA

9 Desember 2023

Pekerja menggunakan masker di saat melintasi trotoar kawawan Jalan Jenderal Sudirman saat kemunculan Covid-19 varian baru Pirola, Jakarta, Kamis, 14 September 2023. Varian Covid BA.2.86 atau dikenal dengan Pirola merupakan subvarian baru dari Covid-19. TEMPO/Magang/Joseph
Kasus Covid-19 di Jakarta Meningkat Menjelang Akhir Tahun, Dinkes DKI: Mirip ISPA

Omicron EG.4 dan EG.5 dominan menjadi penyebab melonjaknya kasus Covid-19 di Jakarta saat ini.