TEMPO.CO, Jakarta - Kasus Covid-19 terus bertambah sejak akhir Januari 2022. Dari 12.422 kasus baru pada 30 Januari 2022 hingga sepekan kemudian menjadi 36.057 kasus baru pada Minggu, 6 Februari 2022. Dan Kamis, 10 Februari 2022, kasus baru Covid-19 sebanyak 40.618 kejadian.
Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Abdul Kadir mengatakan, meski kasus Covid-19 terus bertambah, Bed Occupancy Rate (BOR) atau keterisian tempat tidur di rumah sakit hingga Kamis sore, 10 Februari 2022 hanya naik 1,7 persen. "Persentase BOR 28 persen dari sebelumnya 26,3 persen," kata Abdul Kadir dalam keterangan tertulis.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, Covid-19 varian Omicron menular lebih cepat ketimbang varian Delta dan gejala infeksi Omicron yang muncul tidak seberat gejala pada varian Delta. "Sebagian besar pasien Covid-19 varian Omicron tanpa gejala dan bergejala ringan," kata Siti Nadia. "Kita dapat melihat angka keterisian tempat tidur dan isolasi COVID-19 di rumah sakit masih terkendali dibandingkan tahun lalu."
Bagi pasien Covid-19 yang bergejala ringan maupun tanpa gejala, Siti Nadia menyarankan untuk menjalani isolasi mandiri di rumah maupun di isolasi terpusat yang sudah disediakan pemerintah. Pasien isolasi mandiri di rumah bisa memanfaatkan layanan telemedisin atau melapor ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan pemantauan oleh petugas kesehatan.
Mengenai paket obat untuk pasien yang menjalani isolasi mandiri, Abdul Kadir menjelaskan, saat ini sudah 95 persen mendapatkan obat dalam tempo 1x24 jam. "Kami berusaha mempercepat pengadaan dan pengantaran obat," katanya.
Abdul Kadir menambahkan, pemerintah juga memperkuat tenaga kesehatan untuk mengantisipasi kondisi terberat. Kementerian Kesehatan segera membuka rekrutmen relawan sebagai cadangan tenaga kesehatan. Selain itu, pemerintah juga memantau kondisi tenaga kesehatan agar selalu prima dalam bekerja.
"Positivity rate tenaga kesehatan saat ini di bawah 10 persen," kata Abdul Kadir. Belum ada tenaga kesehatan yang meninggal akibat Covid-19 varian Omicron. "Mereka sudah mendapatkan vaksinasi booster. Kalaupun terinfeksi, gejalanya ringan atau tanpa gejala."
Bagi masyarakat, Abdul Kadir berpesan agar tidak perlu terlalu khawatir, meski tetap waspada karena infeksi Omicron berpotensi bahaya bagi kelompok tertentu. Yakni, orang lanjut usia atau lansia, anak-anak, orang dengan komorbid atau penyakit penyerta, dan mereka yang belum mendapatkan vaksinasi.
Baca juga:
PPKM Level 3, Perbandingan Kasus Covid-19 dan BOR Jawa Bali Saat Omicron - Delta
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.