TEMPO.CO, Jakarta -Banyak orang yang masih bingung dalam membedakan sosiopat dan psikopat. Secara klinis, keduanya masuk ke dalam kategori antisocial personality disorder (ASPD).
Orang yang memiliki ASPD ditandai dengan kesulitan mengutarakan perasaan, kurang empati bahkan sulit berempati, manipulatif, dan punya kecenderungan untuk mengeksploitasi orang lain.
Melansir webmd.com, gangguan psikopat umumnya terjadi karena faktor genetik seperti perkembangan otak yang kurang baik. Sementara sosiopat terjadi karena adanya faktor lingkungan yang berpengaruh ke perkembangan diri seseorang. Contohnya adalah trauma masa kecil.
Sosiopat umumnya tidak lebih konsisten daripada psikopat dalam berperilaku. Psikopat lebih dingin dan terkontrol dalam bertindak. Sementara sosiopat lebih tidak terkontrol dan mudah dilihat. Orang dengan ASPD, utamanya sosiopat, mengalami kesulitan dalam bersosial.
Maka dari itu tindakan paling baik untuk mengatasi sosiopat adalah membantunya untuk mencari bantuan profesional. Orang-orang yang memiliki ASPD umumnya tidak mencari bantuan profesional dalam mengatasi gangguannya.
Oleh karena itu, orang-orang yang menderita ASPD butuh bantuan dari luar untuk mengatasi masalahnya. Saat dibawa ke psikiater, penderita ASPD akan dibantu dengan terapi serta obat-obatan antipsikotik. |
Terapi sosiopat yang diberikan akan membantu mereka dalam belajar untuk menjaga perilaku ke orang lain. Selain itu, akan diajarkan juga tentang bagaimana menciptakan dan menjaga hubungan dengan orang lain.
Baca : Perbedaan Psikopat dan Sosiopat, Keduanya Memiliki Empati yang Lemah
M. IHSAN NURHIDAYAH
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.