Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sosiopat Butuh Bantuan Profesional untuk Mengatasi Keadaannya

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Ilustrasi wanita menyendiri. Unsplash.com/Toa Heftiba
Ilustrasi wanita menyendiri. Unsplash.com/Toa Heftiba
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Banyak orang yang masih bingung dalam membedakan sosiopat dan psikopat. Secara klinis, keduanya masuk ke dalam kategori antisocial personality disorder (ASPD).

Orang yang memiliki ASPD ditandai dengan kesulitan mengutarakan perasaan, kurang empati bahkan sulit berempati, manipulatif, dan punya kecenderungan untuk mengeksploitasi orang lain.

Melansir webmd.com, gangguan psikopat umumnya terjadi karena faktor genetik seperti perkembangan otak yang kurang baik. Sementara sosiopat terjadi karena adanya faktor lingkungan yang berpengaruh ke perkembangan diri seseorang. Contohnya adalah trauma masa kecil.

Sosiopat umumnya tidak lebih konsisten daripada psikopat dalam berperilaku. Psikopat lebih dingin dan terkontrol dalam bertindak. Sementara sosiopat lebih tidak terkontrol dan mudah dilihat. Orang dengan ASPD, utamanya sosiopat, mengalami kesulitan dalam bersosial.

Maka dari itu tindakan paling baik untuk mengatasi sosiopat adalah membantunya untuk mencari bantuan profesional. Orang-orang yang memiliki ASPD umumnya tidak mencari bantuan profesional dalam mengatasi gangguannya.

Oleh karena itu, orang-orang yang menderita ASPD butuh bantuan dari luar untuk mengatasi masalahnya. Saat dibawa ke psikiater, penderita ASPD akan dibantu dengan terapi serta obat-obatan antipsikotik. |

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Terapi sosiopat yang diberikan akan membantu mereka dalam belajar untuk menjaga perilaku ke orang lain. Selain itu, akan diajarkan juga tentang bagaimana menciptakan dan menjaga hubungan dengan orang lain.

Baca : Perbedaan Psikopat dan Sosiopat, Keduanya Memiliki Empati yang Lemah

M. IHSAN NURHIDAYAH

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kenali Jenis-jenis Kekerasan Seksual dan Ancaman Hukuman Bagi Pelakunya

19 hari lalu

Ilustrasi kekerasan seksual. Freepik.com
Kenali Jenis-jenis Kekerasan Seksual dan Ancaman Hukuman Bagi Pelakunya

Kekerasan Seksual adalah setiap perbuatan merendahkan, menghina, melecehkan, dan/atau menyerang tubuh, dan/atau fungsi reproduksi seseorang.


Kapan Kita Harus ke Psikologi? Ini 5 Tanda yang Perlu Diketahui

24 hari lalu

Konsultasi Psikolog. shutterstock.com
Kapan Kita Harus ke Psikologi? Ini 5 Tanda yang Perlu Diketahui

Ketahui tanda-tanda harus ke psikolog. Apabila mengalami hal sulit, sebaiknya jangan dipendam dan segera mencari bantuan ke psikolog.


Ciri-ciri Psikopat yang Bisa Terlihat pada Masa Kanak-kanak

39 hari lalu

Ilustrasi anak marah-marah. Shutterstock.com
Ciri-ciri Psikopat yang Bisa Terlihat pada Masa Kanak-kanak

Beberapa ciri psikopat dapat mulai terlihat pada masa kanak-kanak, meskipun sering kali sulit untuk membedakan


Psikopati dan Psikopat, Memahami Gangguan Kepribadian yang Kompleks

39 hari lalu

Ilustrasi pasangan posesif/psikopat. Shutterstock
Psikopati dan Psikopat, Memahami Gangguan Kepribadian yang Kompleks

Meskipun tidak selalu, banyak psikopat cenderung terlibat dalam perilaku impulsif dan berisiko.


Kisah Keluarga Korban Bom Bali, Ni Luh Erniati: Hidup Setelahnya Tak Lagi Mudah

40 hari lalu

Ni Luh Erniati, keluarga korban Bom Bali I menceritakan bagaimana iabutuh waktu sangat lama berdamai dengan trauma berat dalam hidupnya. Foto: Ni Kadek Trisna Cintya Dewi/TEMPO
Kisah Keluarga Korban Bom Bali, Ni Luh Erniati: Hidup Setelahnya Tak Lagi Mudah

Tragedi Bom Bali I pada 12 Oktober 2002 merenggut 203 korban jiwa, salah satunya adalah Gede Badrawan, suami Ni Luh Erniati. Berikut wawancaranya


Wawancara Keluarga Korban Bom Bali: 4 Bulan Menanti Kabar Suami yang Jadi Korban, Tak Mudah Pulih dari Trauma

42 hari lalu

Puing-puing bangunan dan mobil di sekitar Sari Club pasca ledakan bom di Jl. Legian, Kuta, Bali, 16 Oktober 2002. DOK/TEMPO/Hariyanto
Wawancara Keluarga Korban Bom Bali: 4 Bulan Menanti Kabar Suami yang Jadi Korban, Tak Mudah Pulih dari Trauma

Ni Luh Erniati butuh waktu lama untuk pulih dari trauma pasca peristiwa Bom Bali 1 pada 12 Oktober 2002 yang menewaskan suaminya. Begini kisahnya.


Penyebab Patah Tulang Tak Wajar dan Gejalanya

50 hari lalu

Ilustrasi anak terluka/patah tulang. Shutterstock.com
Penyebab Patah Tulang Tak Wajar dan Gejalanya

Patah tulang biasanya disebabkan trauma berat, misalnya kecelakaan. Namun pada patah tulang yang tak wajar biasanya disebabkan trauma yang tak berat.


Sisa 1 Pasien, Begini Cara RS Bhayangkara Brimob Atasi Trauma Pasien Evakuasi dari RS Citra Arafiq

51 hari lalu

Wakil Komandan Korbrimob Irjen Ramdani Hidayat didampingi Karumkit RS Bhayangkara Brimob Kelapa Dua Depok memonitoring langsung pasien yang dievakuasi dari RS Citra Arafiq, Kamis, 25 Juli 2024. Foto : Humas RS Bhayangkara Brimob
Sisa 1 Pasien, Begini Cara RS Bhayangkara Brimob Atasi Trauma Pasien Evakuasi dari RS Citra Arafiq

Pasca-kebakaran genset RS Citra Arafiq Rabu malam, 24 Juli 2024, sejumlah pasien yang dievakuasi mengalami trauma.


Deretan Mitos Mengenai Penyembuhan dari Trauma

56 hari lalu

ilustrasi trauma healing (pixabay.com)
Deretan Mitos Mengenai Penyembuhan dari Trauma

Trauma bisa disembuhkan dengan berbagai cara. Ada beberapa mitos penyembuhan trauma berikut deretan mitos tersebut.


Kuasa Hukum Ungkap Kondisi I Wayan Suparta Usai Disekap 3 Hari: Sangat Trauma

18 Juli 2024

Perwakilan kuasa hukum I Wayan Suparta, Muhammad Yahya Ihyaroza, melaporkan dugaan tindak penyiksaan yang dilakukan oleh 10 anggota dari Polres Klungkung Bali ke Propam Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu, 17 Juli 2024. TEMPO/Defara
Kuasa Hukum Ungkap Kondisi I Wayan Suparta Usai Disekap 3 Hari: Sangat Trauma

I Wayan Suparta sempat disekap selama 3 hari dan disiksa polisi hingga telinganya cacat permanen. Saat ini, dia disebut sangat trauma.