TEMPO.CO, Jakarta - Ketika seseorang merasa cemas terus-menerus dengan perilaku melakukan tindakan berulang-ulang untuk menghilangkan kecemasan, maka menandakan gejala obsessive compulsive disorder (OCD). Menurut American Psychiatric Association, sekitar 2 persen hingga 3 persen orang memiliki kondisi seperti itu di Amerika Serikat.
Mengutip The National Institute of Mental Health, orang dengan OCD akan merasakan dorongan untuk melakukan rutinitas yang sama selama lebih dari satu jam setiap hari.
Gejala OCD cenderung muncul pada masa anak-anak, sekitar usia 10 tahun. Sedangkan, orang dewasa rata-rata berusia 20 tahun hingga 21 tahun. Pada usia dewasa muda itu, kebanyakan orang mengalami OCD.
Mengutip Healthline, ahli psikoterapi Matt Boland menjelaskan, OCD memiliki dua jenis gejala, yaitu obsesif (perasaan yang mengganggu pikiran) dan kompulsif (dorongan).
Berikut ciri gejala OCD obsesif dan kompulsif:
Obsesif
- Khawatir terhadap kuman, kotoran, atau penyakit
- Takut menyakiti diri sendiri atau orang lain
- Takut mengatakan sesuatu yang menyinggung
- Kebutuhan untuk membuat barang-barang selaras, teratur, atau simetris
- Pikiran seksual atau kekerasan yang gamblang
- Khawatir membuang barang
- Mempertanyakan hasrat
- Khawatir tentang kesehatan dan keselamatan diri sendiri atau orang terdekat
- Gambar, kata, atau suara tertentu yang menggangu
Kompulsif
- Mencuci tangan, benda, atau tubuh
- Mengatur atau menyelaraskan objek dengan cara tertentu
- Menghitung atau mengulangi frasa tertentu
- Menyentuh sesuatu beberapa kali
- Mencari kepastian dari orang lain
- Mengumpulkan barang-barang tertentu atau membeli beberapa barang yang sama
- Menyembunyikan benda yang bisa digunakan untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain
- Mengecek tindakan tidak menyakiti orang lain
BALQIS PRIMASARI
Baca: Beberapa Artis Mengaku OCD, Apa itu Obsessive Compulsive Disorder?