Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal 2 Tipe Tes Kepribadian, Buat Diagnosis Klinis dan Bisa Dipakai HRD

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Ilustrasi antre wawancara kerja. shutterstock.com
Ilustrasi antre wawancara kerja. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Tes kepribadian merupakan suatu cara yang dilakukan untuk menilai kepribadian seseorang. Pengujian dan penilaian mengacu pada teknik yang dirancang untuk mengukur pola karakteristik sifat yang ditunjukkan oleh seseorang dalam menghadapi berbagai situasi.

Mengutip verywellmind, tes kepribadian juga digunakan untuk membantu memperjelas diagnosis klinis dan memandu intervensi terapeutik. Tes tersebut juga membantu memprediksi bagaimana seseorang merespons situasi yang berbeda.

Tes kepribadian amat penting bagi pihak HRD suatu korporat misalnya dalam pencarian kandidat terbaik.

Ada dua tipe dasar tes kepribadian, yaitu Self-report inventories dan Projective tests.

Self-report inventories dilakukan dengan cara peserta tes membaca pertanyaan kemudian menilai seberapa baik pertanyaan atau pernyataan itu bagi mereka. Melansir AlleyDog, contoh tes yang paling umum dalam tipe ini adalah Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI) dan Beck Depression Inventory.

Sementara itu, Projective tests menyajikan objek, skenario, maupun bentuk soal lain yang tidak jelas. Kemudian, peserta diminta memberikan interpretasi terhadap item-item yang tersedia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mengutip Lumen Learning, beberapa contoh Projective tests adalah Rorschach Inkblot Test, the Thematic Apperception Test (TAT), the Contemporized-Themes Concerning Blacks test, the TEMAS (Tell-Me-A-Story), and the Rotter Incomplete Sentence Blank (RISB).

Dari kedua tipe dasar tes kepribadian tersebut, Self-report inventories memiliki kelebihan tersendiri. Tes ini dapat distandarisasi dan menggunakan norma-norma yang telah diterapkan. Selain itu, Self-report inventories juga memiliki reliabilitas dan validitas yang jauh lebih tinggi daripada tes proyektif.

Namun, di sisi lain tes proyektif sering digunakan dalam psikoterapi. Tes ini memungkinkan para terapis mengumpukan banyak informasi tentang klien dengan cepat. Seorang terapis tidak hanya memperhatikan respons seseorang terhadap item tes tertentu. Melainkan juga mempertimbangkan informasi lainnya. Seperti nada suara dan bahasa tubuh.

Baca:  4 Manfaat Mengikuti Tes Kepribadian

RISMA DAMAYANTI

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Deretan Tes untuk Mendiagnosis Sarkoma Tulang

5 hari lalu

Ilustrasi pria memeriksa tulang. Shutterstock
Deretan Tes untuk Mendiagnosis Sarkoma Tulang

Sarkoma tulang merupakan salah satu jenis kanker yang memerlukan berbagai pemeriksaan untuk diagnosis yang akurat.


Tingkatkan Ketepatan Diagnosa Kanker dengan Tata Laksana Multidisiplin

30 hari lalu

Ilustrasi kanker prostat. Shutterstock
Tingkatkan Ketepatan Diagnosa Kanker dengan Tata Laksana Multidisiplin

Pakar mengatakan tata laksana kanker dengan model multidisiplin akan mempercepat proses dan meningkatkan ketepatan diagnosa kanker.


Ashanty Ambil S3 Prodi PSDM, Ini 5 Pekerjaan Lulusan Pengembangan Sumber Daya Manusia

31 hari lalu

Ilustrasi karyawati berbincang dengan atasan. (The Times of India)
Ashanty Ambil S3 Prodi PSDM, Ini 5 Pekerjaan Lulusan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Ashanty mengambil prodi pengembangan sumber daya manusia untuk S3 di Unair. Apa saja jenis pekerjaan bagi lulusan PSDM?


Sikap Menyangkal Diagnosis, Apa Itu Anosognosia?

15 Juni 2023

Ilustrasi Menjenguk Orang Sakit. shutterstock.com
Sikap Menyangkal Diagnosis, Apa Itu Anosognosia?

Anosognosia kondisi ketika seseorang menolak atau tidak menyadari penurunan kesehatannya


Tips Wawancara Kerja Agar Tepat Menjawab Pertanyaan HRD

30 Mei 2023

Ilustrasi wanita sedang wawancara kerja. shutterstock.com
Tips Wawancara Kerja Agar Tepat Menjawab Pertanyaan HRD

Wawancara kerja adalah tahap yang cukup membuat mental Anda tertantang. Buktikan bahwa Anda adalah kandidat yang tepat.


Demi Lovato Lega saat Didiagnosis Bipolar, Bantu Menghadapi Depresi

12 Mei 2023

Demi Lovato/Foto: Instagram/Demi Lovato
Demi Lovato Lega saat Didiagnosis Bipolar, Bantu Menghadapi Depresi

Demi Lovato sengaja membagikan diagnosis bipolarnya agar orang yang lain menemukan solusi atas masalah yang sama.


Justin Bieber Perlihatkan Gerakan Wajahnya setelah Diagnosis Sindrom Ramsay Hunt

16 Maret 2023

Justin Bieber. Instagram/@justinbieber.
Justin Bieber Perlihatkan Gerakan Wajahnya setelah Diagnosis Sindrom Ramsay Hunt

Juni lalu, Justin Bieber mengatakan bahwa dia didiagnosis dengan sindrom Ramsay Hunt, menyebabkan dia mengalami kelumpuhan sebagian wajah.


Trik Lolos Wawancara Kerja Lewat 5 Bahasa Tubuh Favorit HRD

21 Februari 2023

Wawancara adalah tahapan selanjutnya setelah kamu melamar kerja. Kesan yang baik akan memberikan kamu kesempatan lebih. (Canva)
Trik Lolos Wawancara Kerja Lewat 5 Bahasa Tubuh Favorit HRD

Cari tahu 5 bahasa tubuh yang penting untuk impress HRD saat wawancara kerja dan meningkatkan kesempatan Anda mendapatkan pekerjaan.


Inilah 5 Bahasa Tubuh yang Tidak Disukai HRD saat Wawancara Kerja

19 Februari 2023

Wawancara adalah tahapan selanjutnya setelah kamu melamar kerja. Kesan yang baik akan memberikan kamu kesempatan lebih. (Canva)
Inilah 5 Bahasa Tubuh yang Tidak Disukai HRD saat Wawancara Kerja

Cari tahu bahasa tubuh apa yang harus dihindari saat wawancara kerja agar dapat memberikan kesan yang positif pada HRD.


Kesan Pertama untuk HRD, 6 Tips Jaga Bahasa Tubuh di Wawancara Kerja

25 Januari 2023

Ilustrasi wawancara kerja. shutterstock.com
Kesan Pertama untuk HRD, 6 Tips Jaga Bahasa Tubuh di Wawancara Kerja

Bahasa tubuh yang paling utama ketika wawancara kerja adalah memberikan kesan yang baik di 10 detik pertama.