TEMPO.CO, Jakarta -Myers-Briggs Type Indicator disingkat MBTI adalah tes kepribadian yang dapat mengidentifikasi personalitas individu. Kepribadian tersebut bisa dillihat berdasarkan kekuatan, tipe personalitas, hingga preferensinya.
Namun, bagaimana dengan tingkat akurasi tes MBTI?
MBTI ditemukan pada tahun 1942 oleh Katharine Cook Briggs dan putrinya, Isabel Briggs Myers. Melansir situs Life Science, tes MBTI menggunakan 93 pertanyaan untuk menemukan beberapa ciri-ciri berikut:
- Introvert (I) versus Ekstrovert (E)
- Intuitif (N) versus Sensorik (S)
- Berpikir (T) versus Merasa (F)
- Penilaian (J) versus Persepsi (P)
Berdasarkan kombinasi dari sifat-sifat yang dimiliki seseorang, tes ini memberikan 16 label personalitas yang berbeda untuk masing-masing peserta. Seperti misalnya INTJ, ENFP, ISTJ, ISTP, ESFJ, dan seterusnya.
Mengutip The Myers Briggs Foundation, setiap tahun, ada sekitar 1,5 juta orang mengikuti tes online.
Lebih dari 88 persen HRD perusahaan serta ratusan perguruan tinggi di dunia juga menggunakan tes MBTI dalam perekrutan karyawan baru dan pelatihan.
Meskipun belum ada penelitian pasti mengenai tingkat akurasi dari MBTI, salah satu penulis Psycology Today mengungkapkan pengalaman setelah melakukan tes. Hasilnya, ia mendapatkan label personalitas yang berbeda setelah satu bulan kemudian.
Awalnya, Adam Grant mendapatkan hasil INTJ (Introversion, Intuition, Thinking, Judging) kemudian menjadi ESFP (Extroversion, Sensing, Feeling, Perceiving).
Sama halnya dengan beberapa penelitian menunjukkan bahwa MBTI tidak dapat diandalkan karena orang yang sama bisa mendapatkan hasil yang berbeda saat mengulang tes.
Faktanya, hasil tes personalitas menggunakan MBTI akan berubah dari waktu ke waktu. Dalam sebuah penelitian menunjukkan bahwa sebanyak tiga perempat peserta tes mencapai tipe kepribadian yang berbeda ketika melakukan tes lagi.
Namun, percaya atau tidak memercayai hasil tes kepribadian MBTI kembali kepada setiap individu. Oleh karena personalitas bukan hal yang absolut atau pasti, maka setiap orang pasti akan berubah seiring berjalannya waktu dan bagaimana mereka mampu mengatasi masalah.
RISMA DAMAYANTI
Baca juga : Kerap Dijumpai Saat Rekrutmen Kerja: Apa dan Bagaimana Tes Kepribadian?