TEMPO.CO, Jakarta - Penelitian menunjukkan lompat tali termasuk upaya yang luar biasa untuk membangun kekuatan, kecepatan, dan kelincahan tubuh. Seperti dikutip dari Channel News Asia, ketika melompat, kaki menyentuh tanah untuk waktu yang lebih singkat daripada berlari.
Pengurangan waktu kontak ini bersama dengan tenaga yang dibutuhkan untuk mendorong dari tanah, membantu meningkatkan kecepatan dalam beraktivitas seperti berlari. Selain itu, dengan gerakan melompat yang cepat, otot dan tendon harus berkontraksi dan mengendur lebih cepat sambil tetap memberikan jumlah kekuatan yang sama.
Oleh karena itu, mengerahkan jumlah kekuatan yang sama dalam jangka waktu yang lebih pendek akan membangun kekuatan. Di sisi lain, setiap aktivitas melompat berulang meningkatkan jumlah dan efisiensi serat otot yang bergerak cepat, yang digunakan dalam gerakan cepat dan eksplosif.
“Ketika lompat tali, otot-otot berkedut cepat dan memberikan umpan balik ke otak lebih cepat,” kata Alysia Robichau, dokter olahraga di Houston Methodist Hospital.
Kemudian, seiring bertambahnya usia, Anda bisa kehilangan otot dan berisiko lebih tinggi mengalami jatuh. Latihan seperti lompat tali dapat mencegah atau membalikkan penurunan betis, paha belakang, dan paha depan. Jaringan tulang bersifat dinamis. Ketika tulang berada di bawah tekanan berulang, seperti dengan lompat tali, itu merangsang mereka membangun kembali, lebih tebal dan lebih kuat.
Semua gerakan yang berbeda dalam lompat tali, seperti melompat, menawarkan bentuk gerakan yang lebih bervariasi daripada yang didapatkan dari sesuatu seperti berlari. Penelitian menunjukkan jenis pelatihan yang lebih multiarah dapat membantu mencegah cedera yang berlebihan.
Baca juga: Skipping, Olahraga Sederhana tapi Banyak Manfaatnya untuk Otot dan Tulang