TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah laporan dari kelompok kerja II The Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), "Perubahan Iklim 2022: Dampak, Adaptasi dan Kerentanan" yang dirilis pada Senin, 28 Februari 2022, memperingatkan berbagai peristiwa dan kondisi iklim akan berdampak buruk pada kesehatan mental. Kondisi iklim ekstrem dapat menyebabkan masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, stres traumatis akut, dan masalah tidur, mulai yang ringan hingga parah dan bahkan mungkin memerlukan rawat inap.
"Jalur di mana peristiwa iklim mempengaruhi kesehatan mental bervariasi, kompleks, dan saling berhubungan dengan pengaruh non-iklim lain yang menciptakan kerentanan," tulis laporan tersebut, dilansir Indian Express.
"Paparan iklim mungkin langsung, seperti peristiwa cuaca ekstrem atau suhu tinggi yang berkepanjangan, atau tidak langsung, seperti konsekuensi kesehatan mental dari kekurangan gizi atau perpindahan," kata laporan itu.
Laporan IPCC telah memperingatkan tidak menghilangkan emisi akan menyebabkan kerusakan serius bagi dunia, terutama Asia Selatan, dengan meningkatnya gelombang panas yang tak tertahankan, kelangkaan makanan dan air, dan kenaikan permukaan laut. Laporan tersebut juga menyebutkan pengaruh moderasi noniklim yang berkisar dari kepribadian individu dan kondisi yang sudah ada sebelumnya, dukungan sosial, hingga ketidakadilan struktural.
"Bergantung pada latar belakang dan faktor kontekstual ini, peristiwa iklim serupa dapat mengakibatkan berbagai hasil kesehatan mental potensial, termasuk kecemasan, depresi, stres traumatis akut, gangguan stres pascatrauma, bunuh diri, penyalahgunaan zat, dan masalah tidur, dengan kondisi berkisar dari yang sifatnya ringan hingga yang memerlukan rawat inap," kata laporan tersebut, yang disetujui oleh hampir 200 negara.
Mengacu pada sebuah penelitian, laporan itu mengatakan di Kanada ditemukan hubungan antara paparan panas rata-rata 28 derajat Celcius dalam empat hari paparan dan penerimaan rumah sakit yang lebih besar untuk gangguan suasana hati dan perilaku, termasuk skizofrenia dan gangguan neurotik.
Sebuah penelitian di Amerika Serikat menemukan masalah kesehatan mental meningkat 0,5 persen ketika suhu rata-rata melebihi 30 derajat Celcius dibandingkan dengan rata-rata antara 25-30 derajat Celcius. Pemanasan 1 derajat Celcius selama lima tahun dikaitkan dengan peningkatan dua persen masalah kesehatan mental.
"Studi lain menemukan kenaikan 1 derajat Celcius dalam suhu rata-rata bulanan selama beberapa dekade dikaitkan dengan kenaikan 2,1 persen dalam tingkat bunuh diri di Meksiko dan 0,7 persen kenaikan tingkat bunuh diri di AS," jelas laporan tersebut.
Sebuah tinjauan sistematis dari penelitian yang diterbitkan menggunakan berbagai metodologi dari 19 negara, menemukan peningkatan risiko bunuh diri yang terkait dengan kenaikan suhu sekitar 1 derajat Celcius. Akan tetapi, disebutkan paparan juga dapat terjadi pada orang yang mengalami penurunan kesehatan mental yang terkait dengan mengamati dampak perubahan iklim pada orang lain atau hanya dengan belajar tentang perubahan iklim.
Baca juga: Virus Corona Bisa Hilang Sendiri dari Tubuh, Ini Syaratnya