Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dampak Perubahan Iklim pada Kesehatan Mental

Reporter

image-gnews
Ilustrasi wanita depresi. (Pixabay.com)
Ilustrasi wanita depresi. (Pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah laporan dari kelompok kerja II The Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), "Perubahan Iklim 2022: Dampak, Adaptasi dan Kerentanan" yang dirilis pada Senin, 28 Februari 2022, memperingatkan berbagai peristiwa dan kondisi iklim akan berdampak buruk pada kesehatan mental. Kondisi iklim ekstrem dapat menyebabkan masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, stres traumatis akut, dan masalah tidur, mulai yang ringan hingga parah dan bahkan mungkin memerlukan rawat inap.

"Jalur di mana peristiwa iklim mempengaruhi kesehatan mental bervariasi, kompleks, dan saling berhubungan dengan pengaruh non-iklim lain yang menciptakan kerentanan," tulis laporan tersebut, dilansir Indian Express.

"Paparan iklim mungkin langsung, seperti peristiwa cuaca ekstrem atau suhu tinggi yang berkepanjangan, atau tidak langsung, seperti konsekuensi kesehatan mental dari kekurangan gizi atau perpindahan," kata laporan itu.

Laporan IPCC telah memperingatkan tidak menghilangkan emisi akan menyebabkan kerusakan serius bagi dunia, terutama Asia Selatan, dengan meningkatnya gelombang panas yang tak tertahankan, kelangkaan makanan dan air, dan kenaikan permukaan laut. Laporan tersebut juga menyebutkan pengaruh moderasi noniklim yang berkisar dari kepribadian individu dan kondisi yang sudah ada sebelumnya, dukungan sosial, hingga ketidakadilan struktural.

"Bergantung pada latar belakang dan faktor kontekstual ini, peristiwa iklim serupa dapat mengakibatkan berbagai hasil kesehatan mental potensial, termasuk kecemasan, depresi, stres traumatis akut, gangguan stres pascatrauma, bunuh diri, penyalahgunaan zat, dan masalah tidur, dengan kondisi berkisar dari yang sifatnya ringan hingga yang memerlukan rawat inap," kata laporan tersebut, yang disetujui oleh hampir 200 negara.

Mengacu pada sebuah penelitian, laporan itu mengatakan di Kanada ditemukan hubungan antara paparan panas rata-rata 28 derajat Celcius dalam empat hari paparan dan penerimaan rumah sakit yang lebih besar untuk gangguan suasana hati dan perilaku, termasuk skizofrenia dan gangguan neurotik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebuah penelitian di Amerika Serikat menemukan masalah kesehatan mental meningkat 0,5 persen ketika suhu rata-rata melebihi 30 derajat Celcius dibandingkan dengan rata-rata antara 25-30 derajat Celcius. Pemanasan 1 derajat Celcius selama lima tahun dikaitkan dengan peningkatan dua persen masalah kesehatan mental.

"Studi lain menemukan kenaikan 1 derajat Celcius dalam suhu rata-rata bulanan selama beberapa dekade dikaitkan dengan kenaikan 2,1 persen dalam tingkat bunuh diri di Meksiko dan 0,7 persen kenaikan tingkat bunuh diri di AS," jelas laporan tersebut.

Sebuah tinjauan sistematis dari penelitian yang diterbitkan menggunakan berbagai metodologi dari 19 negara, menemukan peningkatan risiko bunuh diri yang terkait dengan kenaikan suhu sekitar 1 derajat Celcius. Akan tetapi, disebutkan paparan juga dapat terjadi pada orang yang mengalami penurunan kesehatan mental yang terkait dengan mengamati dampak perubahan iklim pada orang lain atau hanya dengan belajar tentang perubahan iklim.

Baca juga: Virus Corona Bisa Hilang Sendiri dari Tubuh, Ini Syaratnya

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dinilai Berbahaya, Australia akan Larang Media Sosial untuk Anak-anak

3 jam lalu

Ilustrasi anak makan sambil bermain gadget. Kuali.com
Dinilai Berbahaya, Australia akan Larang Media Sosial untuk Anak-anak

Pemerintah Australia akan memperkenalkan undang-undang yang melarang anak-anak menggunakan platform media sosial.


Penyebab Kebanyakan Pelancong Malas Membongkar Koper Sepulang Liburan

4 jam lalu

Ilustrasi perjalanan atau wanita memegang koper. Freepik.com/prostooleh
Penyebab Kebanyakan Pelancong Malas Membongkar Koper Sepulang Liburan

Ada dua tipe orang setelah liburan, yakni mereka yang langsung bongkar koper dan mereka yang suka menundanya. Kelompok terakhir ini lebih banyak.


Akibat Cuaca Ekstrem, Banjir dan Tanah Longsor Melanda Empat Desa di Kabupaten Banyumas

23 jam lalu

Masyarakat bekerja bakti menyingkirkan material tanah longsor di Desa Cibangkong, Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, pada Senin, 9 September 2024. Foto/BPBD Kabupaten Banyumas via Antara
Akibat Cuaca Ekstrem, Banjir dan Tanah Longsor Melanda Empat Desa di Kabupaten Banyumas

BPBD Kabupaten Banyumas tengah menanggulangi dampak bencana banjir dan tanah longsor yang melanda empat desa di dua kecamatan.


Perkiraan Cuaca BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem, Hujan Lebat Merata di Jawa Barat dalam Sepekan

1 hari lalu

Ilustrasi hujan badai petir. Pixabay
Perkiraan Cuaca BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem, Hujan Lebat Merata di Jawa Barat dalam Sepekan

BMKG merilis perkiraan cuaca sepekan ke depan. Hujan sedang hingga sangat lebat yang disertai petir dan angin kencang diprediksi mengguyur Jawa Barat.


Sebanyak 120 Ribu Mangrove Akan Ditanam di Pesisir Pantai Sulawesi Barat

1 hari lalu

Penjabat Gubernur Sulawesi Barat, Bahtiar Baharuddin, melakukan penanaman mangrove di Kelurahan Bebanga, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, pada Sabtu, 7 September 2024. Foto/ANTARA-Humas Pemprov Sulbar
Sebanyak 120 Ribu Mangrove Akan Ditanam di Pesisir Pantai Sulawesi Barat

Selain menjadi bagian peringatan hari jadi Sulawesi Barat ke-20, kegiatan penanaman mangrove ini untuk menyokong wisata dan gerakan perubahan iklim.


Ketika Sri Mulyani Cemas Perubahan Iklim Gerus PDB sampai 10 Persen Tahun Depan

2 hari lalu

Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani saat bertemu dengan Paus Fransiskus dalam acara dialog lintas iman, Kamis, 5 September 2024/Foto: Instagram/Sri Mulyani
Ketika Sri Mulyani Cemas Perubahan Iklim Gerus PDB sampai 10 Persen Tahun Depan

Sri Mulyani Indrawati mengatakan, perubahan iklim dapat menyebabkan penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) hingga 10 persen pada 2025.


7 Tips Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Arus Deras Kampanye Negatif di Media Sosial

3 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
7 Tips Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Arus Deras Kampanye Negatif di Media Sosial

Kampanye negatif di media sosial semakin rawan saat pilkada.


Menhan Singapura: Perlu Tindakan Korektif untuk Hadapi Perubahan Iklim

4 hari lalu

Senior Minister and Coordinating Minister for National Security H.E Teo Chee Hean menyampaikan paparan saat menjadi keynote speaker dalam Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Kamis, 5 September 2024. Paparan tersebut mengangkat terkait dengan ASEAN Sustainability Pathways. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Menhan Singapura: Perlu Tindakan Korektif untuk Hadapi Perubahan Iklim

Menhan Singapura menilai untuk menghadapi perubahan iklim diperlukan tindakan kolektif dan konsisten dari semua pemangku kepentingan


Pekerja Gen Z Diklaim Lebih Sering Izin Sakit Dibanding Generasi Sebelumnya

4 hari lalu

Ilustrasi surat keterangan sakit / sehat dari dokter. Nieuwsblad.be
Pekerja Gen Z Diklaim Lebih Sering Izin Sakit Dibanding Generasi Sebelumnya

Dibanding generasi sebelumnya, pekerja Gen Z disebut lebih sering meminta izin sakit dan tak masuk kerja. Pakar sebut alasannya.


Jokowi Sebut Masalah Iklim Tak Akan Selesai

5 hari lalu

Presiden Jokowi ditemui usai acara di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta Timur pada Jumat, 30 Agustus 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Jokowi Sebut Masalah Iklim Tak Akan Selesai

Presiden Jokowi kembali menyoroti tantangan berat dalam mengatasi masalah perubahan iklim. Apa katanya?