Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kelompok Usia yang Paling Rentan Ditipu Saat Kencan Online dan Tips Mencegahnya

Reporter

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Ilustrasi online dating/ kencan online. Digitaltrends.com
Ilustrasi online dating/ kencan online. Digitaltrends.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Cinta itu buta. Mungkin analogi ini pas bagi mereka yang rela mengeluarkan uang demi kekasih yang sama sekali belum pernah mereka jumpai secara langsung. Perkenalan dan interaksi virtual yang terjalin lewat kencan online dianggap cukup kuat untuk saling percaya dan memberikan banyak informasi diri kepada orang lain.

Riset perusahaan keamanan siber, Kaspersky menunjukkan love scams di dunia maya kian mengemuka selama pandemi Covid-19. Managing Director untuk Kaspersky Asia Pasifik, Chris Connell mengatakan, penipuan online dengan bumbu cinta bertambah sejak 2020, ketika pandemi melanda dunia.

"Dengan aktivitas fisik yang terbatas, internet, khususnya platform media sosial, telah menyediakan koneksi penting bagi banyak orang," kata Connell dalam keterangan tertulis. Penelitian Kaspersky menemukan, sebanyak 53 persen pengguna media sosial di seluruh dunia terhubung melalui jejaring pertemanan mereka lebih sering dari sebelumnya.

Sebanyak 1.007 orang menjadi responden riset tersebut dan 18 persen di antaranya atau 181 orang tinggal di Asia Tenggara. Dari 181 peserta penelitian tadi, sebanyak 76 persen menggunakan media sosial untuk memperkuat relasi atau mempertahankan koneksi dengan orang lain di masa pandemi.

Sebanyak 24 persen dari mereka yang awalnya berkenalan di dunia maya mewujudkan relasi tersebut ke kehidupan nyata. Sementara 18 persen lainnya mengaku berkencan dengan orang yang baru kenal di berbagai platform media sosial. "Pesatnya perkembangan dalam upaya menemukan pasangan ini juga disertai risiko emosional hingga finansial," kata Connell.

Pada 2021 misalkan, kepolisian Singapura dan Malaysia melacak kelompok yang khusus menyasar orang-orang dimabuk cinta sebagai target penipuan percintaan alias romance scams. Sindikat itu diduga berada di balik setidaknya delapan penipuan di Malaysia dan Singapura. Salah satu kasus terbesarnya adalah seorang wanita Singapura berusia 41 tahun yang kehilangan Sin$ 28 ribu atau sekitar Rp 296 juta.

Soal usia korban penipuan kekasih virtual, penelitian Kaspersky menunjukkan kelompok usia yang paling banyak tertipu. Mereka adalah generasi babby boomers dan silent generation. Generasi babby boomers lahir pada 1946-1964 (kini berusia 58-76 tahun) dan silent generation yang lahir pada 1918-1945 (kini berusia 77 tahun ke atas).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara generasi Z, generasi X, dan generasi milenial cenderung cukup berhati-hati dalam menggunakan layanan kencan online. Meski begitu, tiga kelompok generasi ini tetap menjadi sasaran empuk dan dapat teperdaya oleh para penipu berkedok asmara. 

Adapun jumlah uang yang hilang demi kekasih virtual itu kurang dari USD 100 sampai 10 ribu. Connell menjelaskan, para penipu itu memanfaatkan ketidaktahuan dan kepolosan korban untuk membagikan informasi pribadi mereka, seperti nomor rekening atau lewat rayuan yang mengiba. "Para penipu itu memahami bagaimana rasanya kesepian di masa pandemi ini dan rela berkorban demi meningkatkan hubungan satu sama lain," katanya.

Kasus penipuan ini, dia melanjutkan, mestinya menjadi pengingat agar jangan mudah percaya dan berbagi informasi sensitif kepada orang yang baru dikenal. Berikut cara mengidentifikasi tanda-tanda penipuan saat kencan online:

  • Menunjukkan emosi yang kuat dalam waktu singkat
  • Segera mengubah jalur komunikasi dari platform media sosial atau aplikasi kencan ke sambungan langsung, misalkan lewat WhatsAppa atau email.
  • Banyak pertanyaan pribadi karena si penipu ingin lebih mengetahui karaktermu, sehingga dia bisa dengan mudah mempermainkannya.
  • Cerita yang tidak konsisten. Para penipu yang beroperasi dalam tim atau sindikasi biasanya saling bergantian dalam merespons komunikasi. Waspada jika ada pernyataan atau jawaban yang tidak sinkron satu sama lain.
  • Tidak punya jejak digital. Coba kamu cek apa akun media sosial dia dan telusuri siapa dia. Jika kamu tidak menemukannya, maka patut dicurigai dia termasuk orang yang akan mengambil keuntungan darimu.
  • Menghindari panggilan video dan pertemuan tatap muka
    Para penipu berkedok cinta ini tentu tak ingin wajahnya dikenali oleh korban. Mereka akan berusaha menghindari percakapan lewat video dan pertemuan langsung. Yang jelas, kemungkinan besar foto profil yang mereka pajang di media sosial jelas berbeda dengan penampilan sebenarnya agar sulit terlacak.
  • Meminta uang. Jangan terbawa cerita pilu dalam hidupnya. Mulai dari orang tua sakit, kesulitan biaya untuk sekolah, bangkrut, dan banyak lagi alasan demi mengambil uangmu.

Agar tidak menjadi korban, berikut cara aman memulai hubungan di dunia maya:

  • Saat menggunakan media sosial, jangan menerima permintaan pertemanan dari orang yang tidak dikenal.
  • Hindari mengungkapkan terlalu banyak informasi pribadi pada profil kencan atau kepada seseorang yang hanya mengobrol lewat online.
  • Jangan buru-buru ingin mengenalnya lebih dalam. Sampaikan beberapa pertanyaan ringan dan perhatikan apakah dia konsisten dalam memberikan respons atau jawaban.
  • Manfaatkan layanan kencan terkemuka dan tetap berkomunikasi melalui layanan pesan mereka. Penipu online biasanya ingin segera beralih ke saluran komunikasi langsung, misalkan lewat email atau pesan instan, supaya tak terlacak dan tiada jejak di platform kencan tersebut.
  • Jangan pernah memberikan uang kepada siapapun kecuali kamu mengenalnya dan terkonfirmasi kondisinya.
  • Jika kamu benar-benar sedang menjalin asmara dengan seseorang di dunia maya, beri tahu orang terdekat sebagai perlindungan untukmu.

Baca juga:
Cara Bijak Pakai Aplikasi Kencan Online agar Tak Mudah Tertipu

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen

1 hari lalu

Ilustrasi belanja online / e-commerce. freepik.com
Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen

Kementerian Perdagangan menyebut sektor penjualan online paling banyak dilaporkan keluhan konsumen lantaran banyak penipuan. Selain itu, Kemendag telah menutup setidaknya 223 akun yang diindikasi sebagai penipu.


Kelola Penggunaan Media Sosial agar Tidak Stres dengan Tips Berikut

4 hari lalu

Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)
Kelola Penggunaan Media Sosial agar Tidak Stres dengan Tips Berikut

Berikut beberapa tips untuk meminimalkan dampak penggunaan media sosial terhadap tingkat stres pada peringatan Bulan Kesadaran Stres.


Tips Hindari Penipuan Online di Masa Libur Lebaran

5 hari lalu

Ilustrasi penipuan online.
Tips Hindari Penipuan Online di Masa Libur Lebaran

Libur lebaran kerap jadi arena para penipu online melancarkan aksinya. Ini tips untuk menghindarinya.


Dosen di Malaysia Tuding Guru Besar Unas Praktik Penipuan dan Jurnal Predator

7 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Dosen di Malaysia Tuding Guru Besar Unas Praktik Penipuan dan Jurnal Predator

Disebutkan, ada sedikitnya 24 dosen dari Universiti Malaysia Terengganu yang telah dicatut namanya dalam sejumlah makalah Guru Besar Unas ini.


'Crazy Rich' Vietnam Dijatuhi Hukuman Mati untuk Kasus Penipuan Senilai Rp 200 T

8 hari lalu

Ilustrasi Penipuan. shutterstock.com
'Crazy Rich' Vietnam Dijatuhi Hukuman Mati untuk Kasus Penipuan Senilai Rp 200 T

Wanita 'Crazy Rich' Vietnam dijatuhi hukuman mati atas perannya dalam penipuan keuangan senilai 304 triliun dong atau sekitar Rp 200 T.


Waspada Penipuan Bermodus Belanja Online Menjelang Lebaran

12 hari lalu

Ilustrasi belanja online / e-commerce. freepik.com
Waspada Penipuan Bermodus Belanja Online Menjelang Lebaran

Hati-hati penipuan melalui percakapan teks yang mengatasnamakan kurir dalam fitur pesan instan saat menggunakan platform belanja online.


Waspadai 5 Modus Kejahatan di Musim Mudik Lebaran, Penipuan Tiket sampai Modus Geser Tas

13 hari lalu

Ilustrasi pemudik di stasiun Gambir. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Waspadai 5 Modus Kejahatan di Musim Mudik Lebaran, Penipuan Tiket sampai Modus Geser Tas

Berikut beberapa modus kejahatan yang kerap muncul saat musim mudik Lebaran, dari penipuan tiket hingga modus geser tas.


DPR Sebut Nadiem Makarim Lamban dalam Tangani Masalah Ferienjob

16 hari lalu

Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda (tengah), Wakil Ketua Komisi X DPR RI Agustina Wilujeng Pramestuti (kedua kanan), Hetifah Sjaifudian (kedua kiri), Dede Yusuf (kanan), dan Abdul Fikri Faqih (kiri) memberikan keterangan pers terkait tragedi Kanjuruhan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 3 Oktober 2022. Tragedi Kanjuruhan menewaskan 125 orang dan lebih dari 300 orang terluka. TEMPO/M Taufan Rengganis
DPR Sebut Nadiem Makarim Lamban dalam Tangani Masalah Ferienjob

Menurut Komisi X DPR RI, semestinya Kemendikbudristek memiliki unit reaksi cepat untuk menanggapi permasalahan ferienjob.


Terdakwa Penipuan Tiket Coldplay Ghisca Debora Aritonang Divonis 3 Tahun Penjara

16 hari lalu

Ghisca Debora Aritonang, terdakwa penipuan tiket Coldplay, meninggalkan ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, seusai mendapatkan vonis tiga tahun penjara, pada Rabu, 3 April 2024. TEMPO/Ihsan Reliubun
Terdakwa Penipuan Tiket Coldplay Ghisca Debora Aritonang Divonis 3 Tahun Penjara

Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat memvonis Ghisca Debora Aritonang tiga tahun penjara, lebih rendah setahun dari tuntutan jaksa.


Kaspersky Temukan Malware Versi Linux yang Berfungsi Penuh

16 hari lalu

Linux
Kaspersky Temukan Malware Versi Linux yang Berfungsi Penuh

Semua produk Kaspersky mendeteksi varian Linux ini sebagai HEUR:Backdoor.Linux.Dinodas.a.